Aura Setan Putih

1235 Words
Di kaki sebuah gunung, ada hutan yang belum tersentuh sama sekali oleh manusia. Karena konon katanya, hutan tersebut adalah sarang dari para siluman. Sehingga tidak ada seorangpun manusia yang mau mendekati hutan belantara tersebut. Namun, berbeda dengan Uli. Ia harus melawan rasa takutnya dan masuk ke dalam hutan tersebut untuk mengambil beberapa macam tumbuhan yang dipercaya bisa mengobati sang ayah. Saat Uli perlahan masuk ke dalam hutan tersebut, sepasang mata tengah mengawasinya dari atas pohon. Sepasang mata tersebut adalah milik dari Varong Gagah. Anak tunggal dari Raja siluman serigala. Siluman serigala tersebut sangat terpesona dengan kecantikan yang dimiliki anak manusia tersebut. Sehingga ia memutuskan untuk mengawal dari kejauhan. Agar tidak ada Siluman lain yang mengganggu gadis tersebut. Sesuai dengan dugaan Varong. Kehadiran Ulu di hutan kekuasaan bangsanya, memicu siluman serigala lain untuk mendekat dan bersiap memangsanya. Karena manusia sudah cukup lama tidak datang ke tempat daerah kekuasaan mereka. "Jangan sakiti aku! Kumohon … aku datang kesini memiliki niat yang baik. Aku datang untuk mencari daun rayo, untuk mengobati ayahku," lirih Uli. Seraya berjalan mundur. Untuk menghindari para siluman serigala, yang ingin menyantapnya. Jangankan berhenti. Merasa iba saja mereka tidak. Bahkan air liur para siluman tersebut sudah menetes ke atas tanah. Membayangkan betapa manisnya darah Riyanti dan gurihnya rasa daging yang ditutupi kulit putih mulus tersebut. "Kumohon …," lirihnya. Namun, salah satu siluman serigala bersiap untuk menerkamnya. Dan … Bughh. Varong segera keluar dari persembunyiannya dan menerkam siluman serigala yang ingin menerkam Uli. Hingga akhirnya perkelahian antar siluman serigala tersebut tidak bisa dihindarkan. Rasa lapar dan marah telah membutakan mata ketiga sosok serigala, yang ingin memangsa Uli tadi. Sehingga mereka lupa bahwa, yang kini sedang dihadapi adalah Varong. Putra tunggal pemimpin mereka. "Apa yang kalian lakukan terhadap putraku?!" Suara yang begitu menggelegar, membuat pertempuran antara Suliman tersebut berhenti. Mereka semua terkejut atas kedatangan siluman serigala yang begitu besar dan bertubuh kekar. Seluruh mata tertuju kepada siluman serigala tersebut. Termasuk Uli. Rasa takut yang bercampur dengan keterkejutannya atas kedatangan Birawa, membuat gadis itu tidak sadarkan diri. Ia juga sudah pasrah jika harus mati di makan oleh para siluman tersebut. Varong yang berada di dalam kepungan ketiga serigala lainya merasa lega. Karena sang ayah datang pada saat yang tepat. Kalau tidak, mungkin saat ini ia sudah mati dimakan bangsanya sendiri. "Ampun, Tuan." Salah satu siluman berlutut di hadapan Birawa, setelah merubah wujudnya menjadi manusia. "Kami benar-benar tidak tahu bahwa, yang menghadang kami untuk menerkam mangsa adalah tuan muda Varong." "Untuk kali ini kalian saya ampuni. Akan tetapi, jika kalian melakukan kesalahan lagi saya sendiri yang akan menghabisi nyawa kalian." Suara auman Birawa yang memekakkan telinga terdengar. Membuat ketiga sosok siluman serigala tersebut lari dengan mengambil langkah seribu. Varong yang telah terluka mendekat kepada sang ayah. "Aku tidak tahu apa yang terjadi seandainya ayah tidak datang." Sesudah itu, serigala muda tersebut mendekati Uli dan berniat untuk menggendongnya. Akan tetapi, sebelum tangannya menyentuh Uli, Birawa ikut mendekat dan menahan Varong melakukannya. "Aura setan putih. Jika memiliki keturunan dari manusia dengan aura setan putih ini, maka tidak akan pernah ada satupun siluman yang bisa mengalahkannya. Dan bisa dipastikan tidak akan ada yang bisa melengserkan kepemimpinan dari keturunan manusia dan bangsa siluman. Maka dari itu, lakukan segala cara agar kau bisa mempersunting dirinya," terang Birawa. Menatap lekat pada Uli. Pemimpin tertinggi siluman serigala tersebut menarik satu sudut bibirnya. Merasa senang karena menemukan cara agar tidak ada yang bisa melengserkan kepemimpinannya. Karena Birawa tidak akan pernah rela kepemimpinannya digantikan oleh keturunan siluman yang lain. "Aura setan putih?" Varong kembali berdiri tegak. Ikut menelisik Uli dari ujung kaki hingga ujung rambut. Semua tampak sama seperti manusia lainnya, tidak ada yang berbeda sama sekali. Sehingga kedua alis Varong nyaris saja bertaut karena heran dengan perkataan sang ayah. "Ya. Aura setan putih. Dia adalah salah satu keturunan bangsa halus dengan manusia. Sehingga memiliki kelebihan yang mengalir dari dalam darahnya." "Tapi, di mataku dia tampak sama, Yah." Varong mengusap dagunya. Masih memperhatikan Uli yang tergeletak tak sadarkan diri di tanah. Birawa menepuk pundak Varong. "Kau berjaga di sini sampai dia sadarkan diri. Setelah itu, kau tanya apa tujuannya datang kemari. Jika perlu, bantu dia menyelesaikan tujuannya jika itu menyangkut sebuah misi. Dan Ayah berharap, kamu mau menaklukkan hatinya." "Untuk urusan yang itu Ayah tidak perlu khawatir. Aku memang sudah berniat untuk menjaganya. Hanya saja mereka ketiga siluman tadi menggangguku yang sedang memperhatikan dan mengincarnya," ungkap Varong cepat. Sebelum Birawa melanjutkan titahnya. "Namun, aku masih penasaran, Ayah. Bagaimana caranya Ayah bisa tahu jika dia memiliki aura setan putih." Masih penasaran dan tidak tahu bagaimana cara membedakannya, Varong kembali mendesak Birawa untuk menjawab rasa penasarannya tersebut. "Tutup matamu." Birawa langsung berdiri persis di belakang Varong, yang telah menutup matanya. Pemimpin para siluman serigala tersebut menempelkan telapak tangannya di kepala belakang Varong. Deretan kalimat mengandung mantra terucap. Saat ia menekan telapak tangannya menyalurkan ilmu kanuragannya kepada sang anak. "Aarrghhh." Varong menggeram. Merasakan rasa panas pada belakang kepalanya saat ajian kanuragan tersebut masuk meresap hingga ke otak dan tembus hingga ke matanya. Rasa sakit tersebut juga membuat deretan giginya yang tadinya rapi, kini mulai tumbuh memanjang. Layaknya susunan gigi serigala yang sesungguhnya. "Buka matamu saat merasakan aura dingin dan aroma yang begitu wangi," tutur Birawa tanpa melepaskan telapak tangannya dari kepala Varong. Varong yang belum merasakan perubahan apapun masih menutup rapat matanya. Meskipun rasa sakit tersebut begitu mengentak dan seakan membakar otaknya. Namun, itu tidak lama. Tidak sampai lima menit rasa sakit tersebut berganti menjadi rasa dingin dan aroma wangi mulai tercium. Sontak saja Varong langsung membuka matanya dan melihat ke arah sesosok manusia tersebut. Serigala muda itu tersentak melihat apa yang kini ada di depan matanya. Tubuh Uli tampak mengeluarkan asap putih, yang mengeluarkan aroma wangi dari ratusan jenis bunga. "Di-dia …" "Ya. Itulah yang ayah lihat jika melihatnya dari sisi yang lain." "Kenapa aku tidak pernah tahu ada ilmu yang bisa melihat sisi lain dari makhluk lain?" tanya Varong. Merasa tidak senang karena sang ayah belum menurunkan ilmu sehebat itu. "Kau masih muda, Varong. Ada banyak ilmu yang masih belum bisa kau pelajari karena usia dan kedudukanmu. Karena menurunkan ilmu yang Ayah miliki tidak boleh asal diturunkan begitu saja. Ada Tahapan yang harus kau lalui dan syarat tertentu yang harus kau penuhi." "Katakan apa itu, Ayah?" Varong mengejar. "Usiamu harus menyentuh dua ratusa tahun. Kau pun harus memakan setidaknya dua orang manusia di setiap bulan purnama, sampai usiamu genap dua ratus tahun," terang Birawa.. Menoleh kepada Varong yang kini tertegun mendengar ucapannya. Dua orang manusia di setiap bulan purnama selama lima puluh tahun. Varong menggelengkan kepalanya. Sangat tidak mungkin ia memangsa manusia sebanyak itu. Mengingat ia adalah siluman yang tidak pernah tega saat mendengar tangisan kehilangan dari manusia, saat ada anggota keluarganya yang tewas karena menjadi mangsa bangsa mereka. "Ayah tahu bagaimana watak dan karaktermu. Oleh karena itu kau harus bisa mempersunting gadis itu. Agar kau bisa segera menerima ilmu yang aku miliki," tutur Birawa, sebelum melangkah pergi. "Benarkah itu, Ayah?" tanya Varong cepat, sebelum Birawa kembali berubah menjadi sosok serigala. "Benar. Maka dari itu kau harus cepat-cepat mengambil hatinya. Agar kau bisa segera pergi untuk mencari sebuah mutiara keabadian, yang akan menjadi pelengkap kekuatanmu kelak. Permata itu juga bisa mengubahmu menjadi manusia, sampai kapan kau mau." "Menjadi manusia sampai kapan aku mau?" gumam Varong. Kembali menatap Uli yang masih belum sadarkan diri. Kedua sudut bibir Varong terangkat. Saat rasa yang menggetarkan hatinya, akan membawanya menjadi serigala terkuat sekaligus sosok manusia yang akan dicintai gadis tersebut. .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD