Misi Dimulai

1461 Words
"Aku Varong." Varong langsung mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Uli begitu gadis itu mendapatkan kesadarannya. Ia harus cepat, karena tidak bisa berlama-lama menjadi sosok manusia. Terlalu lama berubah menjadi sosok manusia, bisa-bisa membuatnya kehilangan banyak tenaga dan akan sulit nantinya berubah menjadi sosok manusia lagi. "U-uli …" saut Uli gagap. Ia Menerima jabat tangan Varong meskipun belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ingatannya tiba-tiba saja menghilang dan begitu membuka mata, yang dilihatnya adalah seorang pria tampan. Langsung memperkenalkan diri padanya. "Kamu pingsan di sana." Varong menunjuk asal sebuah tempat. "Jadi aku membawamu kemari agar kau bisa berbaring dengan baik," sambungnya. Uli melihat ke arah Varong menunjuk. Kedua alisnya nyaris bertaut. Heran. Melihat di keberadaannya di sebuah pondok tanpa dinding. Seingatnya, ia masuk ke hutan untuk mencari daun si dangau-dangau untuk obat sang ayah. Setelah itu, Uli tidak mengingat lagi apa yang terjadi. Ingatannya menghilang begitu saja, dan tiba-tiba saja sudah terbangun di pondok tersebut. "A-aku … ingin mencari daun si dangau-dangau untuk ayahku. Beliau tengah sakit di rumah, dan harus segera meminum ramuan yang diracik dengan daun si dangau-dangau," terang Uli lirih. Varong mengangguk cepat. "Kau tunggulah di sini. Jangan masuk lagi ke hutan dan jangan beranjak sedikitpun. Agar kau selamat dan pulang membawa daun itu untuk ayahmu." Langsung bangkit dari tempat duduknya. Ia juga mulai beranjak pergi meninggalkan Uli, dengan banyak pertanyaan di hatinya. Namun, baru beberapa langkah beranjak, Varong menoleh. "Tutup matamu dan jangan dibuka sampai aku datang." Uli yang masih linglung langsung menutup matanya. Mengikuti saja apa yang dikatakan Varong padanya, meskipun ia belum tahu apakah pria itu baik atau tidak. Merasakan Uli sudah menutup matanya, Varong langsung kembali ke wujud aslinya. Sesosok siluman serigala muda, dengan taring yang begitu panjang. Dengan kecepatan kilat, ia berlari kembali masuk ke hutan untuk mencarikan daun si dangau-dangau. Daun yang juga digunakan oleh bangsanya untuk mengobati luka luar. Varong yang merupakan penghuni hutan di lereng gunung tersebut, tentu saja sangat mudah baginya untuk menemukan daun yang dimaksud oleh Uli. Dalam hitungan menit saja ia sudah mendapatkan dan tersebut dan membawanya keluar dari hutan. Namun, Varong tidak langsung menemui Uli. Ia memutuskan untuk menunggu sejenak di balik sebuah pohon besar. Selain agar Uli tidak curiga padanya, Varong juga harus mengumpulkan tenaga lagi sebelum berubah menjadi sosok manusia. Setidaknya sampai rasa gatal di tubuhnya menghilang, barulah ia muncul di hadapan Uli. Rasa gatal yang akan muncul jika ia terlalu lama menjadi sosok manusia. Setelah cukup lama, barulah Varong berubah menjadi sosok manusia. Dengan perawakannya yang tampan dan tidak akan ada seorang pun mengira ia adalah sesosok siluman serigala. Sehingga Uli yang melihat Varong datang dengan beberapa ranting daun si dangau-dangau di tangannya, mengulas senyum. Sungguh ia tidak menyangka ada pemuda sebaik Varong yang mau membantunya untuk mencarikan daun si dangau-dangau. Daun yang konon katanya sangat sulit ditemukan karena berada di dalam hutan yang dikuasai oleh bangsa siluman serigala. Namun, Varong sudah menyeru namanya agar ia membuka matanya. Menyaksikan pria itu datang dengan daun si dangau-dangau di tangannya. "Segera pulang. Agar ayahmu segera diobati." Varong langsung menyerahkan daun tersebut kepada Uli. Gadis itu segera menerima dan mengangguk. "Terima kasih," tuturnya singkat. Dengan kedua pipi yang telah memerah. "Sama-sama. Berhati-hatilah di jalan. Jangan lagi mampir ke sana kemari, tapi segeralah pulang. Dan jika kamu ingin bertemu denganku, datanglah kemari setiap sore. Aku pastikan kita akan bertemu, meskipun tidak bisa berlama-lama." Lagi-lagi Uli mengangguk. Setelah itu, ia pergi meniggalkan Varong yang masih menatap padanya. Perlahan, langkah gadis itu semakin cepat. Dari berjalan kini berlari sekuat tenaga karena tidak ingin terlambat mengantarkan daun tersebut untuk sang ayah. Dari kejauhan, Varong terus saja memperhatikan Uli. Hingga gadis desa itu menghilang dari pandangannya. Barulah ia kembali ke tempat asalnya. Semenjak saat itu, Varong dan Uli selalu bertemu. Di pondok tempat pertama kali Uli melihatnya. Hingga kini mereka masih saja saling bertemu, meskipun hanya sekejap saja. Karena Varong tidak bisa berlama-lama berubah menjadi sosok manusia Saat tubuhnya mulai merasakan gatal, ia akan berpamitan pergi. Dengan begitu banyak alasan setiap harinya. Uli yang merasa kagum dan memiliki hutang budi kepada Varong, tentu saja memaklumi dan percaya saja dengan alasan yang terkesan yang dibuat-buat tersebut. Dan Uli sendri mengakui sudah jatuh cinta kepada Varong, karena kedekatan mereka yang begitu intens. Sehingga ketika Varong mengajaknya untuk menikah Uli setuju saja. Lagipula sang ayah juga merestui, karena Varong membantu Uli untuk mencari daun si dangau-dangau. Jika tidak, bisa dipastikan saat ini ia tidak akan selamat dan hidup. Begitupun dengan putrinya tersebut. Uli tidak akan pulang lagi jika ia sendiri yang mengambilnya ke dalam hutan. Karena konon katanya, bagi manusia yang berani masuk ke area hutan tersebut, tidak akan ada yang bisa menemukan jalan pulang. Dan nantinya akan menjadi santapan para penghuni di hutan tersebut. "Ayah menyetujui lamaranmu. Dan ayah mengatakan kau bisa datang kapan saja untuk melamarku," ungkap Uli. Seraya menatap hamparan hutan di depan mereka. Seperti yang mereka lakukan setiap kali bertemu. Pertemuan yang sangat singkat dan cepat. Akan tetapi, sudah cukup bagi mereka untuk saling melepaskan rindu. "Aku sangat bahagia mendengarnya. Setelah dari sini aku akan langsung pulang dan menyampaikan pesan ayah kepada ayahku. Besok kita bertemu lagi di sini, untuk rencana pernikahan kita yang selanjutnya." Uli mengangguk. Seraya menyelipkan rambut panjangnya di belakang daun telinga. Hal yang selalu dilakukannya untuk mengusir rasa salah tingkah karena berdekatan dengan Varong. Tidak lama kemudian, Varong yang sudah mulai merasakan gatal di seluruh tubuhnya langsung meminta Uli pulang. Kali ini dengan alasan akan membawa kambingnya ke sawah untuk digembalakan. Dan sama seperti hari-hari sebelumnya. Saat Uli melangkah pergi, Varong melarangnya untuk menoleh kebelakang apalagi kembali ke pondok. Meskipun merasa aneh dengan permintaan Varong, Uli menurut saja. Karena ia tidak ingin perkataan orang-orang padanya menjadi kenyataan. Perkataan yang menyebutkan bahwa Varong bukanlah manusia. Karena sangat mustahil ada manusia yang bisa keluar masuk hutan tersebut dan dengan mudah menemukan daun si dangau-dangau. Karena yang bisa melakukannya hanya orang-orang yang memiliki kekuatan khusus atau bangsa siluman itu sendiri. Itulah sebabnya Uli tidak pernah sedikitpun memiliki niat untuk melawan keinginan Varong. "Bagus, anakku. Itu artinya langkahmu untuk menjadi pemimpin bangsa kita yang abadi segera terwujud." Birawa mengitari Varong, yang sedang menyampaikan pesan Uli tadi sore. "Lalu, apa yang harus aku lakukan, Ayah?" "Tentu saja menemui ayahnya gadis itu. Menentukan hari pernikahan kalian berdua. Akan tetapi, sebelum kita datang ke sana, kau harus mencari permata keabadian. Yang terletak di dalam kawah gunung berapi." "Permata keabadian?" Birawa mengangguk. "Permata yang akan mengubah kita menjadi manusia kapanpun dan berapa lama pun waktu yang dibutuhkan. Dan tentu saja kita sangat membutuhkan permata tersebut untuk melangsungkan pernikahan dengannya. Karena tidak mungkin bagi kita berubah menjadi sosok manusia tanpa bantuan permata keabadian tersebut." "Katakan apa yang harus aku lakukan, Ayah?" Varong mengejar. Ia tidak ingin membuang waktu lagi untuk mencari permata keabadian tersebut, agar bisa menikah dengan Uli. Selain demi cintanya, Varong melakukan ini juga demi keturunannya kelak. Agar tidak ada yang yang bisa melengserkan kepemimpinan dari silsilah keluarganya. "Untuk rencana selanjutnya, Ayah akan memberitahumu besok malam. Yang jelas, besok sore kau temui dia dan katakan padanya kau akan pergi untuk sementara waktu. Minta dia untuk menjaga diri dengan baik sampai kau kembali." Lagi-lagi Varong hanya mengangguk. Sebagai tanda persetujuan darinya atas perintah sang ayah. Oleh karena itu, kini ia dan Uli sudah duduk di pondok. Menikmati sore terakhir mereka berdua. "Kau ingin pergi kemana?" tanya Uli. Ia semakin penasaran dengan identitas Varong yang sesungguhnya. Setelah sekian banyak syarat aneh yang diberikan Varong padanya, kini Uli semakin dibuat heran dengan permintaan Varong. Permintaan yang diiringi dengan izin untuk pergi ke suatu tempat. Dengan memakan waktu yang tidak bisa dipastikan. Padahal mereka berdua sudah sepakat untuk menikah. "Aku harus pergi beberapa hari atau Minggu. Atau bahkan beberapa bulan untuk menyelesaikan tugas dari ayah, sebelum mempersuntingmu." "Tugas dari ayahmu?" "Ya, tugas yang wajib aku selesaikan sebelum menikah denganmu. Anggap saja aku pergi mencari modal untuk menikah. Sangat tidak elok jika kita menikah, tapi malah menyusahkan orang lain. Meskipun itu orang tua kita sendiri." "Aku harap ini adalah teka-teki yang terakhir darimu," desah Uli. Ia benar-benar menyerah jika Varong selalu bertingkah aneh di depannya. Varong mengagguk. "Aku berjanji ini adalah yang terakhir. Dan setelah itu kita akan menikah, dan memulai hidup baru. T Aku juga berjanji tidak akan lagi rahasia di antara kita berdua." "Baiklah kalau begitu. Pergilah dan aku akan menunggu sampai kau kembali." "Sekali lagi terima kasih." Mengusap pucuk kepala Uli. Untuk pertama kalinya ia jatuh cinta, dan cinta itu langsung singgah di orang yang tepat. Orang yang begitu patuh dan tidak banyak bicara. Sehingga Varong semakin yakin untuk menikah dengannya. Meskipun setelah ini ia harus berjuang untuk mendapatkan mutiara keabadian, agar misinya segera selesai. Uli yang patuh dan pendiam itu pun sangat sempurna di mata Varong. Selain cantik ia juga patuh dan tidak pernah melanggar sumpahnya. Tentu saja Varong semakin yakin Uli adalah jodohnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD