bc

Let's Not Fall in Love

book_age18+
0
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
contract marriage
HE
fated
forced
opposites attract
heir/heiress
drama
tragedy
sweet
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Ketika masa lalu dan masa kini bertemu, cinta yang tak terungkap menjadi nyata. Irene dan Noah, teman sekolah yang sudah dipisahkan oleh waktu dan jarak, dipertemukan kembali pada usia 30 tahun dalam sebuah pertemuan perjodohan yang tak terduga. Apakah cinta yang, telah lama terpendam akan menemukan jalan untuk bersemi, ataukah bayang-bayang masa lalu akan terus menghantui mereka?

chap-preview
Free preview
Episode 1
Seorang wanita dengan mengenakan jas serta rok span hitam itu menekan tombol angka 9 di dalam lift yang kini membawanya bergerak naik menuju lantai di mana ruangannya berada. Pintu lift kembali terbuka, dan wanita itu mulai melangkahkan kakinya keluar. Suara ketukan dari sebuah heels setinggi 5 centi yang ia pakai turut mengiringi langkah kakinya yang jenjang. Satu persatu karyawan yang telah terduduk di kursinya masing-masing pun mulai bangkit dari tempat duduk hanya untuk menyapa wanita tersebut. Park Irene, seorang wanita yang memiliki jabatan tertinggi sekaligus pemilik sebuah Perusahaan Startup yang semula dikelola oleh sang Ayah sebelum Ayahnya memutuskan untuk mengelola perusahaan di cabang lainnya. Siapa yang tak mengenal Irene? Wanita berparas cantik serta memiliki kepribadian yang ramah itu sangat diidolakan oleh karyawan-karyawan yang bekerja di Perusahaannya, terutama karyawan laki-laki. Namun, dibalik kesempurnaan yang membuat banyak orang memandangnya penuh kagum, tak sedikit dari mereka yang membicarakan kehidupan Irene di belakang. Selain berparas cantik dan menawan, Irene juga dikenal sebagai seorang wanita yang sangat giat dalam bekerja, semua itu terbukti dari cara bagaimana dirinya berusaha mempertahankan dan mengembangkan Perusahaan sang Ayah yang hampir dinyatakan bangkrut pada beberapa tahun lalu. Dengan kecerdasan serta kegigihan yang dimilikinya, Irene mampu mempertahankan Perusahaan yang kini berada di bawah naungannya, tak heran jika ia menjadi sangat sukses saat ini. Namun, memiliki sebutan sebagai workaholic, membuat Irene lupa jika usianya semakin terus bertambah dari hari demi hari. Hingga sampai detik ini, tidak ada yang ia kejar dan ia pikirkan kecuali pekerjaannya. Di usianya yang sudah menginjak ke 30 tahun, tentu tak jarang Irene menjadi buah bibir bawahannya sendiri yang bahkan sering kali berhasil ia dengar meski samar. Sebagian orang menyayangkan, di usianya yang ke 30, Irene telah memiliki segalanya kecuali pasangan hidup. Terlebih, hampir semua teman sebaya Irene apalagi teman-teman dekatnya telah lama menikah, bahkan beberapa dari mereka juga telah dikaruniai seorang anak. Hanya Irene yang masih sibuk berkutat di balik layar laptop serta tumpukan kertas pekerjaannya tanpa memikirkan sebuah pernikahan. Langkah Irene kini masuk ke dalam sebuah ruangan yang cukup luas, di mana terdapat sebuah meja serta lemari yang menyusun berbagai berkas-berkas penting. Ya, ruangan ini adalah ruangan pribadi Irene di Perusahaannya. Tempat ia mengerjakan pekerjaannya bahkan hingga larut malam, dan tempatnya melepas rasa penat sejenak saat jam istirahat tiba. Irene mulai menduduki sebuah kursi lalu membuka laptopnya dan menekan tombol power. Jam di dinding saat ini baru menunjukan pukul setengah tujuh pagi. Meski Irene adalah pemilik Perusahaan, ia tetap begitu disiplin dan mematuhi peraturan yang ia buat tanpa pernah berlaku seenaknya. Hal tersebut yang juga membuat beberapa bawahan Irene begitu sangat mengidolakan serta menjadikannya sebagai panutan. Ponsel yang berada di ujung meja berdering, tangan Irene yang semula berada di atas keyboard laptop pun mulai bergerak mengambil ponsel miliknya lalu mengarahkannya ke telinga. ‘Ya, ada apa Bu?’ tanya Irene saat melihat nama sang Ibu muncul dalam sebuah panggilan masuk. ‘Apa kau sudah sarapan?’ ‘Sudah, Ibu tidak perlu khawatir soal itu.’ ‘Hei, biar bagaimanapun, kau itu tetap bayi kecilku, tahu.’ Tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu ruangan Irene dari luar. “Masuk.” teriak Irene ketika menjeda beberapa saat panggilannya dengan sang Ibu di ponsel. ‘Apa kau sudah tiba di kantor?’ tanya sang Ibu dari balik speaker. ‘Iya, aku sudah berada di kantor sejak beberapa menit yang lalu.’ Ibunya mendecak, ‘Apa kau setiap hari selalu datang sepagi ini? Bukankah jarak kantor dengan tempat tinggalmu tidak terlalu jauh?’ Seseorang Pria yang sebelumnya mengetuk pintu pun kini melangkahkan kakinya masuk ke dalam setelah berhasil menarik handle pintu. ‘Bu, kutelepon lagi nanti ya? Ibu juga jangan lupa sarapan jika belum.’ Setelah mengakhiri panggilan, Irene mulai menatap Pria yang kini menduduki kursi di hadapannya. “Apa kau sudah menandatangani kontrak kemarin?” tanya Pria itu dengan wajah datarnya. Irene terdiam sebelum akhirnya menggeleng pelan, “Belum. Apa menurutmu aku harus melakukannya?” “Itu hakmu, aku bahkan tidak memiliki hak sama sekali untuk mencampurinya. Hanya saja, aku sedikit khawatir dengan keadaanmu saat ini." Irene terdiam, begitu juga dengan seorang Pria yang terduduk di depannya. Namanya Lee Aaron, ia adalah teman sekolah Irene saat keduanya duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. “Tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja. Aku akan mencoba untuk mempertimbangkannya lagi nanti.” ujar Irene kemudian. Aaron yang mengangguk pelan pun akhirnya bangkit dari posisi duduknya lalu melangkah pergi keluar dari ruangan. Irene membuka laci mejanya, kemudian mengeluarkan sebuah proposal kerjasama yang telah ia terima beberapa hari lalu. Wajahnya terlihat bimbang dalam memutuskan untuk menandatangani atau menolak kerjasama dari sebuah Perusahaan ternama yang juga bergerak di bidang yang sama. *** Ketika tengah sibuk pada pekerjaan, ponsel milik Irene berdering. Lagi-lagi, nama sang Ibu muncul dalam sebuah panggilan masuk. Irene menghentikan ketikannya di keyboard laptop lalu mulai meraih ponsel yang tergeletak tak jauh dari laptopnya berada. ‘Ya, halo Bu? Ada apa?’ tanya Irene setelah berhasil menyentuh bulatan hijau dengan icon gagang telepon di tengah-tengahnya. Ia menghimpit ponsel tersebut di antara telinga dan bahu kanannya sehingga kedua tangan serta jari-jari lentiknya bisa kembali digunakan untuk mengetik. ‘Apa minggu ini kau ada waktu?’ ‘Tentu saja, aku selalu meluangkan waktuku untuk kalian.’ sahut Irene sambil terus menatap ke layar laptop. ‘Kalau begitu, bisakah minggu ini kau ikut bersama Ayah dan Ibu?’ ‘Ke mana?’ tanya Irene lagi. ‘Sahabat Ibu mengundang kita untuk makan malam bersamanya. Kau tahu, dia memiliki seorang anak laki-laki tampan seusiamu.’ Irene mulai mengerutkan dahi sambil menghentikan aktivitas mengetiknya, ‘Ibu tidak sedang bermaksud untuk menjodohkanku, ‘kan?’ tanya Irene penuh selidik. Suara gelak tawa sang Ibu terdengar memenuhi ruang speaker, ‘Ah, rupanya kau tahu ke mana maksud ucapan Ibu. Jadi bagaimana? Apa kau bersedia?’ Irene mendecak, ‘Bu, bukankah Ibu tahu jika aku sangat tidak menyukai perjodohan? Aku hanya ingin menikah dengan laki-laki pilihanku sendiri.’ ‘Irene, Ibu pun tidak ingin mengambil alih keputusanmu dalam memilih pasangan hidup. Hanya saja, Ibu menjadi sangat khawatir dengan usiamu yang terus bertambah. Kau mengerti maksud Ibu, kan?’ Irene terdiam beberapa saat, tentu ia mengerti maksud dari ucapan sang Ibu yang khawatir akan dirinya. Jika Irene berada di posisi Ibunya dan melihat anaknya yang telah berumur 30 tahun namun masih asyik melajang, tentu Irene juga akan sangat khawatir. ‘Irene, apa kau masih di sana? Kau mendengar ucapan Ibu kan?’ ‘Ya, Bu. Bolehkah aku mempertimbangkannya terlebih dahulu?’ ujar Irene kemudian. ‘Tentu. Kabari Ibu secepatnya ya!’ Panggilan pun berakhir. Irene menatap layar ponselnya yang telah dalam keadaan terkunci. Dengan layar yang gelap, ia dapat melihat bayangan wajahnya di layar. “Apa wanita berumur 30 tahun yang belum menikah benar-benar terlihat begitu menyedihkan?” keluh Irene sambil menghela napas panjangnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.0K
bc

TERNODA

read
198.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.4K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
38.1K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook