Adnan membuka matanya yang terasa begitu sangat berat. Adnan menggerakan tubuhnya namun terasa sangat sakit. Kepalanya juga seperti berputar dan suhu tubuhnya panas. Dia melirik Aileena yang sedang bersiap di depan meja rias. Istrinya itu sudah terlihat sangat cantik dengan pakaian kerja. Rambut panjang terawat Aileena kini dikucir kuda memperlihatkan leher jenjang yang terlihat sangat menggiurkan. “Ai, maaf ya aku belum sempat bikin sarapan buat kamu,” ucap Adnan dengan suara serak. Aileena hanya diam saja tidak mengatakan apa-apa lagian selama ini Aileena tidak pernah menyetuh masakan Adnan. Wanita itu mengambil tas kerjanya lalu menatap Adnan sebentar. Memberikan selembaran kertas pada Adnan. “Datang ke rumah sakit. Aku sudah buatkan janji sama dokter. Kamu nanti ting

