Patricia lagi

986 Words
Haiii makasih sudah setia dengan cerita The Boss Mafia and My Husband ya teman teman. Ga sampai sepuluh chap lagi akan tamat. Terimakasih sudah berkenan membaca cerita ini. Ditunggu 500 followers Ig dan 14k followers wp ya. Jangan lupa baca cerita Dee yang lain juga. Cerita Edgar The Boss Devil Dan Cerita Disa Musuh ku seorang CEO xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx “Ibu? Makan dulu.”bujuk Damien pada seorang wanita yang hanya duduk melamun setelah Elena pergi dari rumah. Wanita paruh baya itu seperti kehilangan sebagian dari dirinya. “Aku hanya ingin Elena Dam, apa kau tak mengerti!?”ketus Briana menatap sinis putranya yang terlihat biasa saja setelah Elena pergi. Berbeda dengan Briana yang seperti kehilangan setengah dari diri nya. Seolah olah dunia nya tidak lengkap tanpa ada nya Elena di samping nya. “Aku bisa mencari pelayan rumah lain Bu, untuk sekarang biar Aku suruh sekretarisku untuk membantu kita.”Briana menatap wanita yang bekerja bersama Damien tak bersahabat. Membuat sekretaris Damien gugup ditempat. “Jangan tatap Dia seperti itu Bu.”ujar Damien dengan nada halus agar Briana tak marah lagi lalu membiarkan sekretarisnya untuk ke kantor lebih dulu. Dari kemarin Damien meminta bantuan sekretarisnya namun Briana tak pernah menghargainya. Dia bahkan menatap semua orang layaknya musuh. “Aku hanya ingin Elena.”dingin Briana. “Akan ku cari Elena, tapi Ibu harus makan dulu.” kata Damien membuat Briana menoleh menatapnya. “Apa kau janji Dam?”antusias Briana yang diangguki Damien. “Tentu saja. Ibu bisa pegang janjiku.”Briana mengangguk senang kala Damien merespon dengan senyuman. Wanita itu benar benar terlihat langsung percaya begitu saja. “Ibu pegang janji kau.”Damien mengangguk. Damien lalu mulai menyuapkan sesendok demi sesendok yang seperti Elena lakukan pada Briana biasanya. “Kau tak seperti Elena. Berikan tisu itu!”kesal Briana saat Damien menghapus noda makanan dengan tisu namun kasar. “Aku memang tak pernah bisa seperti dirinya Bu.”lelah Damien karena Briana terus membandingkan apapun dengan Elena. “Aku harus berangkat, ada rapat penting petinggi perusahaan hari ini. Apa ibu tak apa bila kutinggal?”Briana mengangguk lemah. Damien tau Ibunya itu sedih. “Aku akan pulang cepat untuk Ibu nanti.”Damien mengelus lutut Ibunya, pria yang tengah jongkok didepan Briana itu terlihat meyakinkan Briana. Disisi lain “Huekk….huek…” seorang wanita tengah berdiri di depan wastafel dengan air mata mengucur dari balik mata indahnya. Elena. Wanita itu menangis deras dan terlihat beberapa kali memukul perutnya sendiri dengan kasar. “Kenapa ini harus terjadi padaku!?”kesal Elena. Hidupnya sudah kacau dan sekarang semakin kacau balau. Kenapa Elena tak pernah bisa hidup normal seperti orang lain. Elena hanya ingin hidup seperti orang lain, mereka terlihat bahagia, Elena juga ingin merasakan kisah cinta seperti drama drama. Karena sejauh ini, sampai Elena sedewasa ini ia bahkan belum pernah merasakan apa itu cinta. ”Hikss..”Elena menangis. Dari hari dimana wanita itu keluar dari mansion mewah Damien. Gadis itu selalu terpuruk menyalahkan janin diperutnya. xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx x xx xx xx xx xx xx x xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xxx  xx   “Apa Ibu tak bisa sedikit lebih ramah dengan Patricia?”tanya Damien dengan nada sedikit emosi kala Ibunya memilih memutar kursi rodanya kala melihat Patricia sedang duduk manis menunggunya di ruang tamu. “Tidak. Dan tak akan pernah.”ketus Briana. “Patricia akan membantu Ibu sekarang.”ujar Damien. “Ibu akan pergi dari sini kalau begitu. Aku lebih baik tinggal dijalanan daripada hidup bersama wanita jalang itu.”balas Briana. Wanita itu benar benar terlihat sangat membenci Patricia, entah apa alasannya Damien juga tak tau. “Namanya Patricia Bu!” kesal Damien. Briana bahkan enggan mengatakan nama Patricia, selalu mengatakannya dengan kata jalang dan Damien muak mendengarnya. Briana juga tak pernah menghargai usaha Damien. “Dan sekarang kau membentak ibu untuk wanita itu.”sahut Briana, lalu dengan susah wanita itu berpindah tempat dari kursi roda ke ranjangnya.Damien hanya diam,  tak ada niatan membantu sang ibu yang terlihat sangat kesulitan untuk berpindah tempat. “Kenapa Ibu tak pernah menghargai usahaku!?”Briana yang sudah terbaring lemah karena energinya terbuang untuk berpindah tempat dengan susah payah itu menatap Damien tajam. “Dan kenapa kau tak pernah menuruti perkataanku? Apa kau pikir Ibu percaya ketika kau bilang akan mencari Elena beberapa hari lalu Dam?”tohok Briana membuat Damien mengepalkan tangannya. “Kenapa ibu selalu seperti ini? Apa ibu tak pernah bisa bertanya baik baik padaku?”Briana menggeleng. “Bagaimanapun caraku bicara, jawabannya hanya satu Dam.” Briana menatap Damien, wanita itu tau Damien paham maksud Briana. “Terserah Ibu. Damien akan melanjutkan hubungan kami.”Damien langsung keluar dari kamar Briana. “Hanya kau yang Ibu punya Dam. Kenapa kau seperti ini pada Ibu?”lirih Briana. Jika dulu Elena selalu menghibur Briana, memberikan saran pada Briana, menyanyikan Briana  sekarang gadis  itu taka da. Briana sendiri. Briana tak mau siapapun dan apapun, hanya Elena yang Briana mau. Apa sesulit itu untuk Damien mencari Elena?.   xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx  Briana susah payah berpindah tempat ke kursi roda nya. Lalu pelan pelan ia mendorong nya ke arah jendela kamar. Di tatapnya sinar rembulan yang terang. Briana tersenyum kala teringat dengan Elena yang sangat menyukai bulan. Bahkan seringkali Briana memergoki Elena yang bangun tengah malam hanya untuk melihat bulan dan bintang di langit. "Indah." gumam Briana.  Briana lalu menatap bingkai foto di dinding yang beberapa hari lalu ia pesan. Di sana, ia berpose bahagia dengan seorang gadis cantik dengan mata hazel nya, siapa lagi kalau bukan Elena. "Ibu merindukanmu El. Kapan kau pulang? kenapa kau pergi? apa kau akan kembali lagi kesini?" lirih Briana dengan mata yang mulai berkaca. Wanita itu terlihat menghapus air mata nya dengan kasar, Briana benci dengan air mata. Terakhir Briana menangis, adalah di mana sang suami di kabarkan meninggal. Namun saat pemakaman nya Briana malah tak menangis. Entah, Briana rasa yang di masukkan ke dalam liang itu bukan jasad suami nya  Dan hari ini, detik ini juga wanita paruh baya cantik itu kembali menangis untuk sosok yang sangat ia sayangi. "Ibu akan selalu berdoa agar kau kembali lagi El. Selalu."    Follow ig : @positiveperson01 and @queendeeii
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD