Selama bersahabat dengan Dipta dan Ega, baru kali ini Danil merasakan dirinya tak terlihat oleh Ega. Bahkan lelaki itu bertukar tempat duduk dengan siswa lain. Seolah berdekatan dengan Danil hanya akan membuatnya tertular penyakit.
"Kemarin gue dan Ega jalan ke toko buku bareng Evelyn," tutur Dipta.
Mereka tengah berbincang di bangku Danil, karena Ega sedang ke kantin.
Kalau ada Ega, mana bisa Dipta begini. Ia harus menghargai hari patah hatinya Ega.
"Evelyn?"
"Ya, cewek yang dulu di SMA Perdana. Lo masih inget kali."
Danil mengangkat bahu.
"Tahu! Gue lupa kali."
Syukur deh Nil kalau lo lupa. Jadikan gak mungkin lo embat Evelyn juga.
"Terus kita antar Evelyn sekalian, dan ternyata lo ada di sana, di taman dekat rumah Evelyn."
Danil menoleh.
"Jadi, rumah Evelyn di sana?"
"Deket
