PELUKAN DI TENGAH BADAI

1429 Words

Mata Gustav yang tadinya memancarkan remehan, kini tersulut kilatan kemarahan membara yang bercampur sedikit dengan rasa terkejut. Rahangnya mengeras, membentuk garis tajam di wajahnya, dan tangannya terkepal erat di samping tubuhnya, buku-buku jarinya memutih. Ia mengusap pipinya yang terasa panas, bekas tamparan Lopita masih membekas jelas. Lalu, ia menatap Lopita dengan sorot mata yang sulit diartikan—campuran antara dendam kesumat yang ingin membalas dan kekaguman tersembunyi terhadap keberanian wanita itu. "Berani sekali kau," desis Gustav, suaranya rendah, serak, dan tajam, nyaris tak terdengar di tengah bisikan-bisikan gugup orang banyak. "Kau akan menyesali perbuatanmu ini. Sangat menyesal." Ancaman itu terasa seperti bilah es yang menusuk udara. Lopita tidak gentar. Air mata y

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD