Jeda dalam Perang Dingin

1206 Words

Perlahan, ketegangan di tubuh Lopita mulai mengendur. Gerakan bayi-bayi di dalam perutnya masih terasa, namun topangan punggung Leonor sedikit meredakan rasa tidak nyamannya. Ia tidak lagi menggertakkan gigi, hanya sesekali menghela napas panjang. Leonor di belakangnya, entah masih terjaga atau sudah kembali tidur, tidak mengeluarkan suara. Keheningan itu, yang tadinya dipenuhi ketidaknyamanan, kini berangsur-angsur menjadi semacam ketenangan yang aneh. Ketika pagi menjelang dan cahaya matahari mulai menyelinap masuk melalui celah gorden, Lopita terbangun dengan rasa pegal di sekujur tubuhnya, namun juga dengan kelegaan yang samar. Ia mencoba bergerak, dan saat itulah ia menyadari bahwa Leonor masih dalam posisi yang sama, punggungnya menempel pada Lopita. Terkejut, Lopita segera bergese

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD