Dokter memeriksa Lopita dengan saksama, menanyakan beberapa hal tentang kondisinya. Lopita menjawab lirih, suaranya masih serak. Leon berdiri di sudut ruangan, berpura-pura sibuk dengan ponselnya, namun setiap indranya terfokus pada percakapan itu. Ia mendengar detak jantung bayi-bayi itu yang kuat, suara lembut dokter yang menenangkan, dan napas Lopita yang masih teratur. Sebuah kelegaan tipis menjalar di hatinya. Setelah dokter selesai dan berpamitan, suasana kembali sunyi. Lopita menoleh, menatap Leon dengan tatapan lelah yang sama sekali tidak bersahabat. "Kau puas sekarang?" tanya Lopita, nadanya datar namun penuh sarkasme sambil berniat keluar ruangan. “Hentikan kekonyolanmu ini, Lopita.” tekan Leonor. “Iya, sebentar lagi semua ini pasti akan berakhir. Bayi-bayi ini akan sege

