Tersadar dari Pingsan

1081 Words
“Kat mungkin tinggal di kota yang berbeda kegiatannya dengan kota daerah kita.” Leslie menerka bahwa Katarina wajar tidak tahu karena menurutnya mungkin saja tempat tinggal gadis itu tidak melakukan apa-apa saja yang dilakukan di Kota Coldwater. “Tinggal di negara lain mungkin iya.” Lindsay mengoreksi, perkataannya diabaikan oleh kedua gadis itu karena Katarina memang tidak ambil pusing dengan ucapannya, sementara Leslie segera memutar tubuh untuk menghadap Katarina. “Kalau kau tidak tahu, maka aku akan memberi tahu garis besar perkemahan musim panas itu.” Ia berujar membuat Katarina mengangguk-angguk meminta dijelaskan. “Ketika liburan musim panas seperti waktu sekarang. Biasanya anak-anak sekolah di Coldwater akan menghabiskan musim liburan tidak pergi ke luar kota untuk mengunjungi tempat wisata, tapi mereka mengunjungi camp musim panas.” “camp itu sendiri dibuka untuk umum sehingga anak-anak dari beberapa sekolah bisa saling bertemu dan mengenal satu sama lain. Dalam camp itu akan diadakan banyak jadwal yang mana isinya ada banyak hal, bukan hanya permainan dan olahraga saja, tapi ada banyak keseruan lagi. Kau harus melihatnya secara langsung daripada mendengarkan penjelasanku,” ujar Leslie yang menuturkan sedikitnya mengenai camp musim panas. “Sepertinya itu sangat seru.” Katarina berucap penuh rasa minat. Jujur saja, selama hidupnya ia tidak pernah mengalami hal-hal yang Leslie katakan, ia menghabiskan hidupnya untuk hal-hal yang tidak berguna di mana dirinya bisa dianggap sebagai monyet percobaan yang terus berada di dalam laboratorium. “Ya, selain bisa bermain dengan anak-anak, kita juga bisa mendapatkan bayaran yang besar. Biaya pendaftaran permurid cukup besar sehingga bisa menjadi pemasukan tambahan untuk kita yang ambil bagian dalam camp musim panas.” Leslie lanjut membahas. “Itu hebat, aku jadi ingin melihat perkemahan musim panas.” Mendengar perkataan Katarina yang tampak penuh keinginan, Leslie tiba-tiba mendapat suatu gagasan yang mungkin saja akan diterima oleh Lindsay dan Katarina. “Hei, bagaimana jika kau ikut bersama kami saja? Kebetulan besok kami memulai tugas sebagai panitia di camp musim panas pamanku.” Leslie langsung mengajak Katarina untuk ikut, padahal mereka baru saja bertemu, tapi sepertinya Leslie melihat bahwa Katarina adalah gadis yang menyenangkan, dia adalah orang baik yang bisa dipercaya. “Itu tawaran yang baik, terima kasih. Aku akan memikirkannya.” Katarina tidak langsung menyetujui ajakan yang Leslie ajukan padanya. “Bagus, aku akan senang kalau kau ikut. Banyak lelaki tampan loh.” Leslie mengatakan itu dengan agak genit membuat mereka terkikik sementara Lindsay malah terlihat agak jengah, maka dari itu ia memutuskan untuk menyela mereka. “Omong-omong klinik terdekat ada di kota, masih sekitar setengah jam lagi.” Lindsay segera mengganti topik, secara tidak langsung ia mengingatkan Katarina dan Leslie bahwa di dalam mobil yang sedang mereka tumpangi saat ini ada satu lagi penumpang yang keadaannya butuh pertolongan. “Lalu apa masalahnya?” tanya Leslie yang tidak menangkap maksud dari perkataan Lindsay. “Bukankah di sana ada yang perlu perawatan?” ujar Lindsay sambil menunjuk menggunakan ibu jarinya ke arah belakang di mana si pria yang tertabrak berada. Secara otomatis kedua gadis itu kembali memandang ke arah pria yang masih memejamkan mata itu. Mereka ingat bahwa pria ini sudah kecelakaan tak sengaja tertabrak. “Aku tidak bisa buru-buru pergi karena tidak ingin melewatkan sarapanku, perutku bisa sakit jika aku terlalu terlambat sarapan.” Lindsay mengutarakan alasan mengapa ia mengatakan itu, setelahnya kedua tangan ia taruh kembali pada setir. “Kau bisa sakit perut?” tanya Katarina yang sebenarnya merasa alasan itu seperti dibuat-buat. Terlambat makan selama beberapa jam tidak akan membuat perut sakit, Katarina sendiri tidak makan lebih dari dua belas jam lamanya. Leslie yang mengangguk mewakili menjawab, ia kembali memandang Katarina. “Lindsay memiliki masalah dalam pencernaan, dia tidak boleh terlambat makan.” Setelah Leslie memberikan alasan mengapa Lindsay tidak bisa melewatkan makan, Katarina tahu kalau alasan pria itu tidak salah dan tidak dibuat-buat. Sepertinya lebih baik mampir sarapan terlebih dulu karena pria di sampingnya tidak memiliki keadaan serius. “Oh, kalau begitu tidak apa-apa kita berhenti di restoran dulu.” Katarina menyahut mengambil keputusan. “Kau yakin?” tanya Leslie yang tampak mengkhawatirkan keadaan pria yang tertabrak itu. Katarina mengangguk lalu menunjuk dengan ibu jarinya pada si pria. “Pria ini tidak cedera parah, bahkan darahnya juga sudah berhenti. Kupikir tidak ada masalah menundanya untuk sarapan.” Katarina membalas memberi alasan kenapa mereka tidak perlu tergesa memberi pertolongan pada pria ini. Tidak ada luka serius yang membuat mereka harus terburu-buru membawa pria ini untuk ditangani. “Oh, baguslah.” Setelah tidak ada lagi percakapan di antara mereka, maka Katarina memandang ke arah pria yang masih memejamkan matanya. Ada satu hal lain yang Katarina sadari dari pria itu, di sama sekali tidak pingsan, pria itu hanya berpura-pura saja.. Katarina mendekat ke arah pria itu untuk bicara. “Keadaan sudah membaik, kau bisa bangun sekarang.” Katarina berbisik. Ternyata ia tahu bahwa pria muda itu tidak benar-benar hilang kesadaran. Ia mengasumsikan bahwa pria ini sedang dikejar oleh para esper yang sebelumnya ia rasakan keberadaan mereka. Entah apa masalah yang dihadapi, yang jelas ia tidak perlu ikut campur. Untuk sekarang, ia hanya tidak ingin keberadaan pria esper di sampingnya membahayakan kedua manusia di depannya. Untuk sesaat, tidak ada perubahan yang diperlihatkan oleh pria itu, Katarina yang merasa diabaikan segera mencubit paha pria itu sehingga membuatnya tersentak kaget. “Hei.” Pria itu memprotes dengan bisikan pelan. “Jangan mengabaikanku makanya, aku tahu sejak awal kau tidak pingsan.” Katarina membalas dengan bisikan juga, ia tak senang ketika tidak ditanggapi. “Ketahuan ya. Kupikir aku bersandiwara dengan baik.” Pria itu bergumam seperti bisikan. “Kau kurang pandai bersandiwara. Lagi pula aku tahu kau sama sepertiku, rasanya tabrakan seperti itu tidak cukup untuk membuatmu pingsan.” “Keren, bukan?” balas pria itu. “Kau mengatakan sesuatu, Kat?” Leslie bertanya membuat Katarina mengangkat kepala untuk memandangnya. Leslie yang sebelumnya sudah kembali memperhatikan jalan sepertinya tidak sengaja mendengar suara bisikan keduanya. Mungkin suara kendaraan tua itu tidak cukup keras untuk meredam suara percakapan antara Katarina dan pria yang namanya masih belum diketahui itu. “Oh, pria ini sudah sadarkan diri.” Katarina buru-buru buka suara untuk membalas bahwa pria yang dikira oleh Lindsay dan Leslie pingsan kini sudah sadarkan diri. “Benarkah?” tanya Leslie, sebelumnya ia hanya menoleh sedikit, tapi setelah mendengar ucapan itu, ia memajukan badannya untuk melihat keadaan si pria lebih jelas lagi. Pria itu pura-pura mengerjapkan mata lalu meringis menyentuh kepalanya seolah ia masih merasakan sakit akibat luka yang dideritanya. Sandiwaranya tampak seolah ia baru saja sadarkan diri lalu merasakan sakit pada cedera yang dimilikinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD