Mencari pekerjaan

1017 Words
Hari berlalu begitu cepat, Katarina yang merasa kelelahan ternyata tertidur jauh lebih lama dari yang seharusnya, tidak sampai dua puluh empat jam karena ia sudah bangun ketika langit mulai cerah di mana matahari belum naik. Ini adalah hari pertama yang harus dijalani di kota baru, Katarina sudah siap menyambut hari dengan melakukan aktivitasnya. Rumah yang sesuai keinginan sudah ada, ia tinggal mencari pekerjaan yang bisa menunjang kehidupannya selama beberapa lama berada di kota ini, anggap saja selama musim panas berlangsung. Karena apabila keberadaannya aman dari para pengejarnya, maka Katarina akan tinggal di Kota Coldwater selama musim panas berlangsung. Saat ini, setelah mandi dan berganti pakaian, Katarina membuka lemari penyimpanan makanan lalu memasak apa saja yang sekiranya sesuai untuk sarapan. Tidak peduli menu seperti apa dan kebiasaan seperti apa, apa saja yang berupa makanan maka ia akan melahapnya tanpa pilih-pilih. Katarina bukan gadis muda yang bisa memasak, ia tumbuh tidak untuk melakukan hal-hal kecil seperti memasak di dapur, ia sama sekali tidak diberi dasar untuk mengurus dapur, hasilnya adalah ia memasak sekenanya dan sesuai insting saja. Ia bukan anak kecil yang baru belajar masak di mana akan memasukkan dan mencampur bumbu secara sembarangan, sebisa mungkin ia memberi takaran yang sesuai dan sedikit-sedikit mencicipi masakannya. Hasil akhirnya memang tidak sempurna, tapi ia berhasil memasak makanan yang sedikitnya cukup layak untuk dimakan. Setelah mengisi perut, ia mengenakan jaket lalu mengenakan sepatu yang sama dengan yang ia pakai kemarin, pakaian mungkin ada gantinya, tapi untuk sepatu hanya itu satu-satunya yang dirinya miliki. Katarina keluar dari rumah lalu memandang keadaan seputar rumahnya di mana saat itu masih sepi sama seperti hari kemarin. Dedaunan kering yang tertiup angin beterbangan. Semua CCTV yang sengaja dihalangi masih tertutup sama seperti kemarin. “Aku ingin bermalas-malasan selama beberapa hari sebenarnya, tapi itu hujan sesuatu yang kuharapkan untuk menjalani hidup baru tanpa kekuatan ESP.” Katarina berucap pelan. Ia kemudian meregangkan badan lalu berusaha menyemangati diri. “Jadwalku hari ini adalah mencari dan mendapatkan pekerjaan, aku harap aku bisa mendapatkan pekerjaan dalam waktu dekat. Meski itu tidak terdengar meyakinkan.” Katarina keluar meninggalkan rumah tanpa membawa barang-barangnya, ia memandang lingkungan sekitar yang tampak sepi, ini adalah suasana yang nyaman baginya. Tampak matahari mulai menyinari setiap halaman, bayang-bayang muncul dari pohon yang tumbuh di sepanjang pinggir jalan dan ada beberapa pohon yang tumbuh di halaman beberapa rumah. Katarina tidak membawa persyaratan apa-apa, pada usianya yang masih muda dan bisa dikatakan seharusnya masih berada dalam bangku sekolah, ia akan mencari pekerjaan paruh waktu yang biasa dilakukan oleh mereka para remaja yang memerlukan uang tambahan. Baru saja beberapa langkah menyusuri halaman depan, Katarina menghentikan langkahnya saat ia sadar bahwa Kota Coldwater adalah tempat yang asing baginya, ia tidak tahu arah dan jalan. “Jadi, aku harus pergi ke mana? Aku tidak tahu harus memulai semuanya dari mana.” Ia menggaruk kepalanya karena agak bingung harus melangkah ke arah mana untuk memulai kegiatan. “Yah, itu tidak perlu kupikirkan.” Katarina angkat bahu. “Aku akan pergi ke mana arah kakiku melangkah saja.” Pada akhirnya Katarina tidak ambil pusing untuk berpikir, ia memutuskan untuk acuh tak acuh saja. Selama tidak ada pengejar yang menemukannya di sini, maka ia baik-baik saja dengan keadaan ini. Ia menutup pagar gerbang lalu menguncinya menggunakan kekuatannya, setelah itu ia berjalan di sepanjang trotoar jalan. Jalanan di sini tampak sepi, benar-benar kosong dikarenakan memang tidak akan ada yang akan melewatinya. Katarina melangkah santai sambil memandang keadaan sekitar berusaha mengenali lingkungan tempatnya tinggal sementara ini. Sesekali pandangannya tertuju ke kanan lalu ke kiri sebelum kemudian ia memandang lurus, hal itu dilakukannya berulang kali sampai ia menemukan persimpangan jalan. “Jalan Shadesvil.” Katarina membaca salah satu papan arah yang berdiri di sisi persimpangan itu, terdapat empat papan penunjuk arah yang ditempelkan pada satu tiang. Katarina membaca setiap nama jalan lalu memutuskan lanjut berjalan lurus, ia menyeberang lalu kembali melangkah di sepanjang trotoar. Jarak yang ditempuh sebenarnya cukup jauh, dikarenakan Katarina sepanjang jalan memperhatikan dan mencoba mengingat jalan, ia tidak merasakan lama waktu berlalu dan tidak merasakan lelahnya perjalanan. Entah sudah berapa lama waktu berlalu, yang jelas tahu-tahu Katarina sudah berada di daerah ramai di mana cukup banyak orang yang beraktivitas, beberapa kendaraan juga melintas di jalan raya. Katarina sudah terbiasa dengan kegiatan fisik, hasilnya adalah ia tidak merasa lelah meski sudah berjalan kaki cukup jauh dari tempat ia memulai perjalanan. Matahari sudah menyinari tubuhnya ketika dirinya sudah berada di daerah orang-orang yang tampak melakukan aktivitas mereka. “Sepertinya aku harus memulainya di sini.” Katarina menghentikan langkahnya di depan sebuah tokok kue yang pada pintu kacanya sudah terpampang tulisan tanda bahwa toko itu sudah buka. Jam-jam seperti ini, toko-toko memang mulai buka meski tidak banyak orang-orang yang berlalu-lalang. Tanpa ragu, Katarina mendorong pintu lalu memasuki toko itu. Baru saja masuk ke dalam sana, aroma hangat dan kental kue langsung memenuhi indra penciuman miliknya. Untuk beberapa detik, Katarina mengedarkan pandangan ke sekitar untuk melihat setiap kue dan berbagai benda yang terpanjang di dalam sana. Di sini adalah toko yang menyediakan banyak jenis kue, berbagai ukuran dan berbagai rasa, bahkan aneka warna kue juga terlihat jelas. Dari rak kaca yang berada di depan seorang wanita, tersayat jajaran kue berukuran yang cukup besar, dominan kue di sana diperuntukkan untuk kue ulang tahun, dari bahan dan hiasannya sudah terlihat jelas. Pada rak lain, ada kue berukuran sekepalan tangan yang jumlahnya banyak. Tampak sangat menggiurkan di mulut. Katarina akan tergugah dan inhil melahap kue kecil itu apa hila ia belum sarapan. Baru kali ini ia melihat puluhan jenis aneka kue yang dipajang. Andaikan bisa, ia sangat ingin mencicipi satu-persatu kue itu, setiap warna, setiap rasa dan setiap ukuran. “Banyak sekali jenis kue di sini. Aku belum pernah melihat kue sebanyak ini.” Katarina berbicara di dalam benaknya ketika memperhatikan isi toko tersebut. Tak jauh dari tempat Katarina berdiri, ada seorang perempuan yang sedang bekerja, ia langsung berhenti dari aktivitasnya ketika mendengar suara Katarina yang masuk ke dalam toko. “Selamat pagi. Kau memerlukan sesuatu? Ada beberapa jenis kue yang bisa kau coba, kami juga menerima pesanan.” Seorang wanita berusia tiga puluhan langsung menyapanya dengan ramah, ia melayani Katarina sebagai pembeli
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD