Membalas Ancaman

1096 Words
“Aku tidak ingin melakukan ini, tapi karena ancamanmu, maka terpaksa aku harus melakukan ini.” Akhirnya Katarina buka suara, nada bicaranya begitu tenang dan mantap. Tentu saja maksud dari ucapannya adalah ia tidak ingin menyerang manusia biasa menggunakan kekuatannya, tapi karena ia harus menyerang untuk membela diri dari kejahatan, maka ia terpaksa harus menyerang manusia yang bukan merupakan pengguna kekuatan atau bukan merupakan esper. Sayangnya, Erick menanggapi dengan maksud berbeda. Ia mengira bahwa gadis di sampingnya sudah menyerah lalu terpaksa harus pasrah diri untuk diperlakukan seperti apa pun olehnya. Maka dari itu setelah mendengar perkataan Katarina, ia langsung menyeringai puas sebelum kemudian berbicara. “Oh tenang saja, jika kau menjadi gadis baik, maka aku tidak akan menyakitimu, ini akan menjadi permainan yang ....” Belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba saja setir bergerak dengan sendirinya membuat fokus Erick teralih. Pada saat itulah Katarina menggunakan telekinesis untuk menjauhkan pistol dari tubuhnya, karena paksaan itu, Erick tak sengaja menarik pelatuk, untunglah arah moncong s*****a itu tidak mengarah pada bagian tubuh Katarina, tampak terdapat lubang pada kursi di samping paha Katarina. “s**l! Kenapa bisa tiba-tiba!” Erick yang masih terkejut karena kejadian itu berusaha mengendalikan laju mobilnya. Hal ini menjadi kesempatan baik bagi Katarina, ia mengendalikan pergerakan pistol yang sudah diambil alih kendalinya. Pistol itu sudah melayang di hadapan Erick ketika pria itu mengendalikan kemudi. Secara otomatis pasang mata pria itu langsung tertuju pada pistol yang melayang dengan sendirinya. “Apa ini?!” Erick yang tidak tahu dengan apa yang baru saja terjadi tentu merasa sangat kebingungan. “Kau sebelumnya menodongkan pistol padaku,” ujar Katarina tenang. “Bagaimana jika keadaannya berbalik? Aku akan mengancammu juga.” Katarina tampak sudah benar-benar berbeda dari sosok yang sebelumnya. Ia sudah berniat melakukan hal ini, ketika tadi dirinya yang diancam, maka sekarang ia yang berbalik memberikan ancaman pada pria pembunuh itu. “Bagaimana bisa pistol ini melayang? Apa yang kau lakukan? Aku ....” “Diam!” bentak Katarina yang langsung membuat ujung pistol menempel tepat pada kening pria bernama Erick itu. Barulah ketika itu terjadi, pria itu merasa takut luar biasa. Tidak ada lagi rasa heran dan bingung. “Jangan, jangan bunuh aku!” seru Erick yang mulai ketakutan, kini keadaan berbalik sehingga saat ini dirinya yang menjadi orang terancam setelah sebelumnya ia menjadi orang yang mengancam. Katarina tersenyum saat mengarahkan pistol tepat pada kepala pria itu, ia bisa membunuhnya dengan ini. Tanpa membuang waktu, Katarina langsung mengambil tindakan sebelum pria itu mulai melakukan tindakan yang nekat. Katarina menarik mundur pistol itu sehingga memberi jarak sekitar sepanjang lengan Erick, ketika pria itu bergerak tiba-tiba hendak menangkap pistol yang melayang itu, Katarina yang tak mengira akan kejadian itu, ia segera menarik pelatuknya sehingga suara letupan pistol terdengar keras di dalam mobil itu. Karena Katarina sudah membelokkan arah tembaknya, maka pistol hanya menembak telinga kiri Erick, sangat disayangkan bahwa peluru itu benar-benar menghancurkan daun telinga Erick. Darah langsung keluar dari bekas daun telinga yang hancur, tapi bukan hal itu yang membuat Katarina merasa tak percaya, yang menjadi perhatiannya adalah si pria bernama Erick itu sendiri. Di luar dugaan, pria itu langsung pingsan entah karena kaget dengan suara pistol atau mengalami syok karena dia tertembak. Apa pun alasannya, yang jelas karena pria itu hilang kesadaran seketika membuat Katarina benar-benar terkejut tak menyangka akan kejadian ini. Akibat dari itu, laju mobil segera tak terkendali membuat Katarina kesal lalu mengumpat seketika karena ia tidak berharap bahwa kejadian nya malah seperti ini. “Oh, s****n, kenapa dia malah pingsan? Aku hanya berniat menggertaknya saja!” Katarina menjerit kesal melihat pria itu yang malah pingsan. Katarina segera panik saat itu juga karena kemudi jadi hilang kendali. Ia tidak menyangka bahwa apa yang dilakukannya malah membuat pria besar itu merasa luar biasa takut sampai akhirnya tidak mampu mempertahankan kesadarannya. “Bagaimana bisa ada pembunuh yang sangat lemah mentalnya seperti ini!” seru Katarina yang menjadi sangat panik karena ia pastinya akan mengalaminya kecelakaan bersama-sama dengan pria jahat itu. Pada akhirnya mobil berbelok keluar jalur dalam kecepatan yang tinggi. Katarina merasa amat panik saat melihat bahwa mobil melaju lurus menuju sebuah pohon yang di sekitarnya terdapat beberapa batang pohon tumbang. Ia hendak mengambil alih kemudi menggunakan telekinesis-nya, pistol yang sebelumnya ia buat melayang sudah dijatuhkan, baru saja ia menggapai setir, mobil sudah lebih dulu menabrak pohon di pinggir jalan. Katarina yang sempat mengeluarkan kekuatannya berhasil menahan redaman benturan sehingga ia selamat dari kecelakaan tersebut tanpa mengalami cedera yang berarti. Sementara Erick yang ketika kecelakaan terjadi menyebabkan wajahnya membentur setir, ia langsung mengerang, karena benturan keras itu, Erick seketika sadarkan diri yang mana pemicunya adalah luka yang didapatkannya. Mulutnya meludahkan tiga gigi yang tanggal akibat benturan kuat itu. Tak terlewatkan darah kental juga menyertai ludahannya. Darah yang keluar tidak sedikit ketika pria itu meludah. Katarina yang sudah sadar dari keterkejutannya akibat benturan, ia segera mengangkat wajah untuk melihat kondisi tubuhnya. Pada awalnya ia memeriksa diri sendiri apakah ada bagian dari tubuhnya yang mengalami cedera, lalu setelah merasa baik-baik saja di mana pada sekujur tubuhnya tidak terdapat adanya cedera, ia beralih memandang Erick yang sedang merasakan kesakitan. “Dia tidak mati, syukurlah, aku tidak membunuhnya.” Katarina berucap lega dalam benaknya. Untunglah usaha yang dilakukannya tidak sampai membuat pria itu terbunuh. Saat ia merasa lega, sifat lain yang berada di dalam benaknya merasa kecewa dengan apa yang terjadi. Seharusnya pria penjahat itu tewas saja dalam kecelakaan ini, sebelumnya juga Katarina sebenarnya bisa langsung membunuh Erick, pistol tadi sebenarnya sudah mengarah pada kening Erick, Katarina ingin membunuhnya. Untuk apa merasa takut? Bukankah sudah ada beberapa nyawa yang melayang sebelum hari ini? Bunuh saja pria b******n itu lalu pergi. Mudah melakukannya, tinggal ambil pecahan kaca lalu iris lehernya, lubangi matanya atau robek saja mulut dan perutnya. Katarina segera menggeleng menahan dorongan untuk membunuh pria itu. Ia tidak boleh sembarangan membunuh seseorang, apakah orang itu jahat atau baik, bukan haknya untuk membunuh. Ia bukan orang yang memutuskan apakah seseorang layak dibunuh atau tidak. Katarina segera membuka pintu untuk melarikan diri. Tapi ketika ia mencoba membukanya, ia sadar bahwa pintu tidak bisa didorong, padahal Katarina sudah membuka kuncinya. “Ayolah, terbuka! Terbuka!” Sambil berseru, ia berusaha mendorong pintu itu, Tapi pintu tetap tidak bisa terbuka. Sepertinya batang pohon yang runtuh di samping menahan pintu untuk terbuka. Meski begitu, ia tetap berusaha untuk membuka pintu mobil. “Perempuan kurang ajar, berani sekali kau melakukan ini padaku. Kau akan membayar ini.” Dalam rasa sakit yang kuat, Erick sempat melontarkan kata-kata kemarahan pada Katarina. Entah dia sudah lupa dengan apa yang terjadi sebelumnya atau mungkin dikarenakan kemarahan yang memuncak, ia melontarkan kata-kata itu tanpa berpikir.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD