“Tidak! Kumohon jangan, aku tidak bisa berlari lebih jauh lagi.” Katarina langsung memohon, ia merasa bahwa ini adalah mobil terakhir yang melintas di daerah sini, apabila tidak bisa menumpang, maka sepertinya tidak akan ada kendaraan lain yang bisa dirinya tumpangi. “Hanya kalian satu-satunya yang bisa menyelamatkan hidupku.” Katarina berusaha memohon pada mereka.
“Nona, bukannya kami jahat atau tega padamu, tapi menurutku kau juga mencurigakan.” Pria itu kembali berbicara. “Aku tidak bisa begitu saja ....”
“Ayo masuk.” Si perempuan muda malah seenaknya memberi izin pada Katarina untuk masuk ke dalam mobil, ia benar-benar mengabaikan perkataan pria itu.
“Terima kasih banyak, kau penyelamatku.” Katarina bukan main senangnya, ia segera berlari kecil menuju pintu lalu membukanya.
“Apa? Kau tidak bisa membiarkan orang lain ikut seenaknya!” tegur si pria yang tidak terima atas keputusan sepihak itu. Sementara perempuan itu malah tersenyum menanggapinya.
“Sudahlah, lagi pula aku melihat bahwa dia baik. Tak apa kita membawanya.” Perempuan itu tidak memikirkan terlalu jauh, ia malah sepertinya percaya dengan apa yang Katarina ucapkan.
“Bagaimana jika dia jahat yang menyamar jadi baik?” tanya pria itu yang benar-benar tak senang dan menaruh curiga yang begitu besar pada gadis asing yang memasuki mobil mereka.
“Anggap saja itu hari s**l kita.” Perempuan itu menjawab begitu entengnya membuat si pemuda kesal dibuatnya.
“Kau jangan mengatakan itu begitu santai!” seru si pria yang tampak kesal.
“Ayo cepat jalan!” seru Katarina yang sudah duduk di kursi belakang, ia benar-benar mengabaikan si pemuda yang teramat sangat keberatan dengan keberadaan dirinya di sana.
Karena tidak ada pilihan lain, maka si pemuda mau tak mau mengikuti apa yang diinginkan perempuan itu. Mobil yang sempat terhenti segera lanjut melaju menyusuri jalan raya dalam kecepatan yang normal meninggalkan Erick dan kendaraannya yang masih terjebak.
“Maafkan kakakku yang bahasanya kasar.” Perempuan itu memutar badan agar bisa bertatapan dengan Katarina yang sedang duduk tepat di belakangnya. Katarina tersenyum lalu menggeleng.
“Aku hanya curiga dan berjaga-jaga.” Pria muda itu membalas bernada ketus yang ditekankan.
“Tidak apa-apa, reaksinya memang wajar karena bisa saja aku memang orang yang berniat jahat. Tapi percayalah kalau aku adalah korban yang memerlukan pertolongan.” Katarina membalas memaklumi reaksi dari si pria muda itu.
“Syukurlah. Saudara laki-lakiku dibenci banyak orang karena kepribadiannya.” Si perempuan mengatakan kalimat itu pelan seolah membeberkan rahasia yang tidak boleh disebarkan.
“Hei!” Pria itu memprotes atas kalimat tersebut.
“Omong-omong namaku Leslie, dia adalah kakakku, Lindsay.” Perempuan bernama Leslie itu segera mengenalkan dirinya beserta kakaknya. Katarina sebenarnya ingin menyinggung mengenai nama Lindsay yang terdengar kurang cocok untuk nama laki-laki, Lindsay biasanya digunakan oleh perempuan, tapi ia tidak ingin menyinggung soal penyelamatnya.
“Namaku Katarina. Terima kasih banyak karena kalian benar-benar menyelamatkan aku dari penjahat itu.” Katarina mengenalkan diri sambil mengucap syukur karena mereka mau membawanya pergi dari sana.
“Jadi, bagaimana cerita selengkapnya? Bagaimana bisa kau menumpang lalu berakhir kecelakaan seperti itu?” tanya Leslie yang terlihat amat penasaran. Ia tidak berbasa-basi saat berbicara.
“Dan kau sama sekali tak terlihat mendapat luka.” Lindsay menambahkan, ia mengatakan itu untuk menekankan kecurigaan bahwa mungkin saja Katarina memang berniat melakukan kejahatan, orang yang mengalami kecelakaan tampak sama sekali tak memperlihatkan tanda-tanda akan adanya bekas kecelakaan yang telah dirinya alami. Itu tentu terlihat tidak wajar apalagi mengingat bahwa pria yang katanya adalah penjahat tampak mengalami luka yang parah akibat kecelakaan tersebut.
“Itu adalah kejadian buruk yang sangat menyebalkan.” Katarina bergumam pelan. Kedua orang di depannya tidak mengatakan apa-apa sebagai tanda bahwa mereka menunggu Katarina untuk lanjut berbicara.
“Sebenarnya, aku sedang melakukan permainan kabur dari rumah lalu meninggalkan kota. Aku tidak membawa persediaan lebih karena aku memang kabur dalam keadaan tergesa. Aku tidak menyangka juga bahwa perjalananku akan sangat panjang.” Katarina memulai cerita palsunya, yaitu mengenai dirinya yang menjadi gadis muda kabur meninggalkan rumahnya karena suatu masalah, sayang kepergiannya yang tergesa menguat nya kesulitan sendiri, selain tidak punya bekal, ia tidak membawa apa pun yang bisa digunakan sebagai transportasi dan biayanya.
Sepasang adik kakak itu memaklumi, bukan hal yang aneh apabila ada anak muda seusia Katarina yang melakukan adegan kabur dari rumah, hal ini sudah sering terjadi apalagi ada pertengkaran yang terjadi di dalam keluarga.
“Aku berjalan kaki menuju Kota Coldwater, sepanjang malam aku menempuh jalanーjika perlu kukatakan soal itu juga.” Katarina bergumam tak nyaman.
“Sepanjang malam?” ulang Leslie yang terperangah karena merasa bahwa Katarina sangat luar biasa berani dan tangguh melakukan perjalanan di malam hari, di tengah hutan gelap pula.
“Ya. Aku tidak istirahat, aku terus berjalan kaki di hutan.” Katarina membalas mengiyakan.
“Kau sangat berani.” Lindsay berucap dengan nada ejekan, Katarina langsung menggeleng.
“Sebenarnya tidak seperti itu juga, aku bersumpah ini adegan kabur-kaburan yang pertama dan terakhir kulakukan, apalagi harus menyusuri jalan hutan. Itu sangat mengerikan.” Ia mengakui sambil memasang ekspresi yang ketakutan, ia juga bergidik seolah sudah mengalami sesuatu yang buruk.
Lindsay jadi sedikit tidak enak saat mendengarnya.
“Lanjutkan,” ucap Leslie ketika Katarina menjeda seperti menunggu tanggapan.
“Ketika aku merasa lelah untuk berjalan kaki, aku memutuskan beristirahat di pinggir jalan sambil menunggu mencari tumpangan. Aku juga perlu tidur untuk beberapa lama, tapi untuk yang ini aku berusaha menahannya, aku harus terus membuka mata sampai benar-benar berada di tempat yang aman untuk memejamkan mataku.” Katarina melanjutkan kisahnya. Tentu saja ia tidak bisa tertidur begitu saja di pinggir jalan, untuk alasan ini ia berbicara dengan jujur.
“Dan pada saat itulah mobil penjahat itu muncul?” tebak Leslie yang seperti melanjutkan cerita Katarina.
Katarina langsung menggeleng menanggapi perkataan gadis muda itu.
“Tidak secara kebetulan seperti itu, sudah beberapa kendaraan yang melintas dalam waktu jeda yang lama mengabaikanku. Aku kedinginan, hutan itu lembap penuh kabut, aku tidak memiliki pilihan lain selain menumpang padanya ketika ia berhenti lalu menawarkan tumpangan.” Ia lanjut berbicara. Jujur saja, meski dirinya memiliki kekuatan, tapi tubuhnya memiliki kondisi yang tidak jauh dari manusia biasa, daya tahan dan imunnya juga tidak berbeda jauh. Kedinginan, kehausan, kelaparan dan rasa lelah luar biasa jelas dirinya rasakan.
“Aku sama sekali tidak tahu dia orang jahat. Bahkan percakapan awal kami terasa normal dan baik-baik saja sampai percakapan mengacu pada bau tak sedap di dalam mobil yang kusinggung bahwa itu adalah bau mayat.” Katarina mengungkapkan awal masalah yang dirinya dapatkan. Padahal kala itu ia hanya berniat bercanda saja, tapi itulah yang malah menjadi pemicu perubahan semuanya.
“Mayat?” tanya sepasang adik kakak itu serempak. Mereka sangat kaget dengan apa yan Katarina ungkapkan.
“Maksudmu, di dalam mobilnya benar-benar ada mayat?” tanya Leslie tak percaya. Katarina mengangguk pelan sebagai klarifikasi.