2 Buat Aku Lupa Rasa Sakit Ini

1462 Words
Dru menganggap ciuman yang diberikan Aileen adalah tanda jika wanita itu mau menghabiskan waktu bersamanya malam ini. Sudah terlalu lama pula ia tak menyalurkan hasratnya sejak kepergian sang istri. Seharunya ini tidak akan dianggap sebagai pengkhianatankan? Laki-laki yang sudah terlanjur terbakar hasrat sejak pertama melihat Aileen itu langsung menarik tangan wanita itu meninggalkan meja Bartender. Tarikannya begitu agresif dan disertai rasa yang menggebu. Tak dihiraukannya lagi orang-orang yang dengan penuh semangat memanggil namanya. Saat ini ia hanya menginginkan Aileen berada dibawah kungkungannya dan berbagi kehangatan diatas ranjang. Dru membukakan pintu mobilnya untuk Aileen. Wanita itu menatap Dru beberapa saat sampai akhirnya bertanya, "Kita mau kemana?" Aileen yang tengah menahan pusing akibat hasrat yang sudah kepalang tanggung dan pengaruh minuman beralkohol yang sudah ia konsumsi sejak tadi mengikuti Dru dengan sempoyongan. "Kesuatu tempat yang bisa membuat kamu lupa akan sakit hatimu." Sambil mengemudi, Dru menahan untuk tak menggoda wanita yang duduk disampingnya. Namun ia tak lagi dapat mengontrol hasratnya ketika mobil yang ia kendarai melambat dan akhirnya berhenti dilampu merah. Dru langsung melepas sabuk pengamannya dan menyerbu bibir seksi dengan lipstik berwarna merah yang sangat menantangnya itu. Dru juga menggoda Aileen dengan memainkan jari telunjuknya disekitaran paha yang tak tertutup. Ya, wanita yang duduk disampingnya itu selain cantik, juga sangat seksi dengan pakaian mininya. Sialnya, ternyata wanita itu tak mengenakan celana dalam dan semakin membuat Dru menggila. Menikmati permainan Dru, Aileen memejamkan matanya ketika ada yang menelusup masuk tanpa permisi disekitaran pangkal pahanya. Bahkan hal semacam ini sudah lama tak ia rasakan dari suaminya. Ralat, dari mantan suaminya! Lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau, dan Dru kembali menjalankan mobilnya. Namun satu tangan yang terbebas masih merajai pangkal paha milik Aileen. Beruntung ini sudah lewat tengah malam dan jalanan sudah terbilang sepi. Desahan-desahan kecil keluar dari mulut mungilnya. Membuat Dru semakin semangat untuk masuk kedalam bagian yang begitu menggodanya. Mencari titik-titik yang bisa membuat wanita itu terus gelisah dan akhirnya mencapai puncak meski dengan permainan tangannya saja. 'Shit...' umpat Aileen dalam hati. Dengan tangan saja pria itu mampu membuatnya menggila. Bagaimana nanti ketika mereka sudah ditempat yang katanya bisa membuat Aileen melupakan sakit hatinya? Ah, Aileen mulai membayangkan banyak hal. Bahkan dalam bayangannya saja lelaki itu sudah mampu memberikan apa yang selama ini tak pernah ia dapatkan dari orang lain termasuk Alfa. Benarkah bisa seperti itu dalam dunia nyata? Tak membutuhkan waktu lama, mereka sudah sampai. Dru membawa Aileen ke Apartemennya. Tak ada orang lain disana selain mereka berdua membuat keduanya bisa 'bermain' sepuasnya. Ketika pintu lift tertutup, dengan satu kali hentakan Dru menarik Aileen sehingga wanita itu langsung menabrak tubuh kekarnya. Dengan tak sabaran Dru langsung melumat habis bibir mungil yang sejak tadi ingin dilahapnya. Dru sudah tak sanggup lagi jika harus menunggu sampai tiba di apartemennya. Terlalu lama untuk membiarkan bibir super manis yang tidak pernah ia rasakan dibibir wanita lain menganggur begitu saja. Dru melepaskan tautan bibir mereka saat pintu lift kembali terbuka. Dengan perlahan Dru membawa Aileen kedepan pintu apartemennya. Sesampainya disana. Dru kembali mencumbui Aileen sembari menggiring wanita dalam pelukannya itu kesebuah ruangan dimana dirinya biasa memejamkan mata tanpa melepaskan pagutannya. Ia semakin menekan tubuh Aileen disebalik pintu yang baru saja ditutupnya dengan sangat keras. Tak hanya diam, Aileen juga membalas dengan sama ganasnya. Ia mengalungkan tangannya dileher Dru sambil sesekali menarik rambut lurus pria itu saking gemasnya. Ketika bibir Dru menelusuri rahang serta leher jenjangnya, Aileen tak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan lenguhannya. Hal itu semakin menjadi bahan bakar Dru untuk setiap permainan pria itu. Tak ada satu bagian tubuh Aileen yang tak terjamah oleh tangan kekar Dru dan juga bibir seksinya. Dru mencoba untuk membuka dress super ketat milik Aileen, namun tak jua bisa terbuka dan entah dimana pula pengaitnya. Dru yang tak sabaran langsung merobek dress itu dan langsung terbelah menjadi dua. Aileen cukup terkejut dan refleks menutupi buah d**a dengan kedua tangannya. Namun tentu saja Dru tak membiarkan hal itu. Ia segera menyingkirkan tangan Aileen dan menikmati pemandangan indah dihadapannya ini. Dibagian d**a yang begitu terbuka, dengan mudah Dru mengaksesnya. Bagian tubuh yang bulat nan padat itu membuat Dru yakin jika ia tak salah membawa wanita ini keatas ranjangnya. Selain tubuh yang pas didalam genggamannya, wanita ini juga berhasil membuatnya begitu b*******h malam ini. Dru kembali mengarahkan bibirnya pada bibir Aileen. Dibawah sana ia merasakan jejak basah milik Aileen. Wanita itu sudah mencapai puncaknya tadi saat mereka dalam perjalanan, membuat Dru tersenyum puas disela pagutannya. "Kenapa tersenyum?" tanya Aileen dengan napas tersengal tapi terus bergerak gelisah karena jemari Dru masih menggodanya dibawah sana. "Karena kamu begitu-" Dru menarik kepalanya dan mengamati Aileen. Mencari kata-kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana wanita ini dimatanya. "Seksi." Dalam sekali hentakan, Dru mengangkat tubuh Aileen kedalam gendongannya. Membuat Aileen mengapit tubuh Dru dengan kedua kakinya. Diremasnya b****g Aileen sembari menjelajahi leher jenjang wanita itu lagi. Dibawanya Aileen ke atas ranjang dengan sangat lembut. Dru menjauh dari tubuh yang sudah pasrah disana. Sembari melepas dengan cepat dan membuang jas serta kemeja yang masih melekat ditubuhnya kesegala arah dengan terus menatap Aileen. Dengan kesadaran yang masih tersisa, Aileen mengamati setiap gerakan lelaki itu ketika melepas pakaiannya. Otot liatnya terlihat begitu seksi dan Aileen ingin segera direngkuh kedalam pelukannya. "Lihat apa?" tanya Dru saat kembali keatas ranjangnya dengan suara serak. Tatapan keduanya bertemu. Disangga tubuhnya dengan kedua lengan agar tak benar-benar menindih Aileen. "Kamu." "Sentuhlah jika kamu menginginkannya." Tanpa disuruh untuk yang kedua kalinya, Aileen langsung menelusuri d*da kekar pria yang kini mendominasinya. Setiap otot yang terlihat dan bisa dirasakan secara langsung oleh Aileen membuatnya begitu berhasrat. Membuat Dru semakin bergetar karena sentuhan itu. Dru pun tak tinggal diam. Ia mencium bibir Aileen yang terasa begitu manis untuknya. Mencecap setiap kenikmatan yang berasal dari bibir nan lembut itu. Mencium habis-habisan setiap permukaan yang bisa digapai oleh bibirnya. Tak ada yang absen dari sentuhan bibir Dru. Kening, kelopak mata, hidung, pipi, bahkan sampai d*da Aileen pun tak luput dari ciumannya. Desahan Aileen seperti bahan bakar untuk Dru semakin mengeksplorasi atas tubuh indah Aileen. Tak pernah sebelumnya ia menemukan teman ONS nya seperti wanita yang saat ini menggeliat gelisah dibawahnya. Begitu indah untuk ia nikmati. Saat bibir Dru terdiam lama dibagian favoritnya, tangan Dru kembali berpetualang dibawah sana dan melanjutkan sesuatu yang sempat tertunda. Dengan lihai Dru kembali menyentuh titik-titik terlarang yang semakin membuat Aileen mengapit tangannya dibawah sana dengan kedua pahanya. Tangannya meremas kain yang ada dibawah tubuhnya. Demi apa tubuhnya kembali mengejang dan... Seerrr... Cairan dari dalam tubuhnya kembali keluar. Jelas itu menandakan bahwa Aileen benar-benar merasa puas dengan permainan Dru. Untuk kedua kalinya malam ini, Aileen kambali mencapai puncaknya hanya dengan permainan tangan Dru yang sangat gila menurutnya. Pria itu sangat pintar mencari titik dimana Aileen akan semakin basah dibawah sana. Dengan seringaian diwajah tampannya karena berhasil membuat Aileen terkulai lemas karena puncaknya, kini giliran Dru yang memposisikan diri diantara kedua paha Aileen yang terbuka. Matanya menatap pusat tubuh Aileen hingga wanita itu merasa hasratnya kembali menyala tapi juga malu karena lelaki itu menatapnya terlalu intens disana. "Kamu milikku malam ini," ucap Dru sambil memasuki Aileen dan geraman langsung keluar disela-sela giginya yang terkatup rapat. Katanya wanita ini sudah memiliki suami, tapi kenapa masih sesempit ini dan membuatnya hampir mencapai puncak hanya dengan seperti ini saja? Tidak, Dru tidak ingin sampai dengan semudah itu. Ia akan membuktikan betapa jantan dirinya dan bahkan bisa bertahan sampai wanita itu melambai menyerah karena tak kuat menyeimbanginya. "Damn, you're so tight," desah Dru saat berhasil masuk dalam satu hentakan keras. Tangan Aileen yang awalnya meremas bahu Dru, kini turun menelusuri d**a bidang lelaki itu. Ia mengangkat kepalanya dan memberikan kissmark disana, membuat Dru kembali menggeram saat Aileen menggigit dadanya dengan sensual. "Kamu harus bayar janji yang sudah kamu ucapkan tadi," ucap Aileen dengan mata tertutup, lalu dibukanya lagi dan mendapati wajah Dru yang semakin mendekat padanya. Dan ia bisa merasakan bagaimana hembusan nafas pria yang bahkan belum ia ketahui namanya. "Janji yang mana?" "Janji kalau kamu mau membantuku melupakan rasa sakit hatiku." Tak perlu banyak berkata-kata, bibir Dru kembali menyapu bibir Aileen dengan cumbuannya. Ia akan membuktikan perkataannya tadi. Dibawah sana ia pun bergerak memainkan iramanya. Keduanya saling menerima dan menyentuh satu sama lain. Pria itu mencari titik penting dimana Aileen bisa semakin mendesah dengan suara seksinya. Menjadi bahan bakar tersendiri untuknya ketika mendengar seruan tersebut dari bibir Aileen. Mendengar suara napas yang semakin memburu dari bibir wanita yang masih berada dibawahnya membuat Dru memacu iramanya semakin cepat. Aileen mencapai puncaknya terlebih dahulu saat Dru menekan pusat tubuhnya dalam-dalam dan ia pun menyusulnya tak lama kemudian. Setelah pelepasannya, Dru terkulai disamping Aileen. Ia menatap lamat-lamat dua bola mata indah milik Aileen yang juga tengah menatapnya. Tanpa berkata, Dru memberikan sebuah kecupan singkat dan keduanya saling melemparkan senyum sebelum akhirnya tertidur. Saling berpelukan setelah melewati malam panjang yang begitu indah untuk mereka. To Be Continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD