Bab 21

1027 Words

Jelita masih menatap berkas-berkas di hadapannya dengan seksama. Sementara jam dinding sudah menunjukkan waktunya makan siang.   “Permisi.” Seseorang mengetuk pintu.   “Masuk,” kata Jelita tanpa mengangkat wajah.   Septi, salah seorang office girl yagn sudah dikenal Jelita muncul dari balik pintu. Di tangannya ia membawa sebuah nampan.    Jelita hanya melirik sekilas lalu berujar, “Simpan dulu aja di meja sini.”   Septi mengikuti instruksi dari salah satu calon atasannya ini. Ia meletakkan nampan yang dibawanya di atas coffe table di depan Jelita. Semangkok soto bandung dan sepiring nasi panas sudah terhidang. Aroma soto yang menguar membuat Jelita terpaksa harus melupakan sejenak isi dari kertas-kertas yang dibacanya.   “Terima kasih, Mbak Septi,” kata Jelita sambil tersen

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD