Besoknya Jianheeng sedang menikmati makan siang dengan tenang di kamarnya. Para pelayan berjejer rapi di sisi kanan dan kiri. Tapi makam siang itu harus hancur karena kedatangan orang yang tidak di undang. "Ada apa anda kemari selir?" Jianheeng sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari makan yang ia makan. "Kau tahu-" omongan Fengying di potong Jianheeng dengan sengaja. "Saya tidak tahu selir." Jianheeng meminum tehnya dengan gaya bangsawan yang sangat anggun. "Jangan memotong ucapanku!" Fengying berkata dengan marah ia berdiri di depan Jianheeng. "Tidak sopan bila anda berdiri di depan orang yang memiliki status lebih tinggi selir. Apa lagi yang ada di hadapanmu itu adalah saya selaku permaisuri di kerajaan ini!" ucapan tersebut terdengar lembut tapi mengandung nada sindiran.

