Chapter 1

860 Words
Seorang wanita dengan pakaian bangsawan sedang terbaring lemah di atas kasur. Bibir dan wajahnya pucat seperti mayat hidup. Dua remaja laki-laki tampan berdiri di sisi ranjang sebelah kanan. Sedangkan sisi ranjang yang satunya di isi oleh sepuluh orang dayang, kepala mereka hanya menunduk dalam kesedihan. "Ibunda, sampai kapan ibunda akan terus seperti ini? Chang sangat ingin ibunda membuka mata ibunda. " remaja laki-laki yang umurnya kurang lebih 17 dengan nama Chanh Hai menatap sedih ibunya. Tangan wanita itu bergerak sedikit, semua orang menatap terkesiap. "Cepat panggil tabib dan yang lain. " remaja laki-laki di sebelah memerintahkan para dayang. Umurnya 15 tahun, ia adalah anak dari kaisar Zhang yuwen dan selir Fengying. Namanya adalah Genji. Para dayang lari tergopoh-gopoh melaksanakan perintah dari sang pangeran muda. "Kakak, ibunda permaisuri akan baik-baik saja kan? " Chang berbalik menatap adik kesayangannya. "Tentu, ibunda akan baik-baik saja. Ibunda adalah orang yang kuat. " Chang mencoba tersenyum. "Engh..." Wanita tersebut membuka matanya, kepalanya terasa berdenyut-denyut. Ia mendudukkan tubuhnya. "Ibunda. Bagai mana keadaan ibunda? Apakah ada yang sakit? Jika ada di mana yang sakit? " Chang langsung bertanya. Wanita tersebut terus memengang kepalanya, ia langsung mengingat apa yang terjadi. Ya, wanita tersebut adalah Jianheeng, ia berada di dalam tubuh permaisuri yang namanya sama dengannya. Semua memori tentang permaisuri Jianheeng berputar di kepalanya. Permaisuri Jianheeng seharusnya sudah mati sehari yang lalu karena insiden jatuh dari tangga. Tapi karena ia tidak bisa meninggalkan putranya menyebabkan Jianheeng dari masa depan berada di sini karena ia tidak ingin mati, sekarang ia akan hidup sebagai seorang istri, permaisuri, dan juga ibu. 'Jadi, aku ada di dalam tubuh wanita yang bernama sama denganku. Seharusnya, aku sudah mati saat tertabrak truk saat itu. Mungkin ini kehendak dewa sehingga aku dapat hidup kembali. Tapi kenapa aku sudah mempunyai anak? Astaga ada apa dengan hidupku ini? Kenapa hidupku menjadi lebih rumit lagi!?' Jianheeng meratapi nasib yang menimpanya. Semua orang sudah hadir di istana bulan tempat tinggal Jianheeng. Di sana berdiri kaisar Zhang dan selir Fengying, lalu ada ibu suri Shi Huang. Ibu suri Shi langsung menuju tempat tidur menantu kesayangan. Tabib yang baru datang langsung memeriksa keadaan Jianheeng. Sedang kan ia hanya diam sambil melihat ke sekeliling ruangan yang sangat Indah dengan barang-barang antik yang tertata rapi. "Permaisuri Jianheeng sudah sembuh, beliau hanya memerlukan istirahat selama dua atau tiga hari agar sembuh. Saya akan membuat ramuan agar permaisuri cepat sembuh. Kalau begitu saya permisi dulu kaisar, permaisuri, ibu suri, selir, dan pangeran. " tabib tersebut langsung pergi setelah memeriksa Jianheeng. Kaisar Zhang menatap Jianheeng tanpa ada rasa khawatir sama sekali lalu berdeham pelan."Permaisuri apakah kau sudah lebih baik? " 'Astaga kenapa aku memiliki suami sedingin kutub utara itu? Ia sama sekali tidak khawatir ataupun senang! Tapi, aku sudah di beri kesempatan untuk hidup. Maka dari itu aku harus bersyukur dan menjalaninya.' Jianheeng mencoba menerima nasibnya yang sudah di gariskan begini. "Saya baik-baik saja yang mulia." Jianheeng tersenyum, tapi senyumnya tidak sampai ke mata yang membuatnya jadi sedikit menyeramkan. "Baiklah kalau begitu, aku harus pergi untuk mengurus pekerjaanku." Kaisar Zhang membungkuk hormat kepada ibu suri. Selir Fengying menatap Jianheeng dengan benci. 'Dasar permaisuri bodoh, kenpa kau tidak mati saja? Jika kau mati aku akan menjadi permaisuri dan tinggal menyingkirkan putramu agar putraku menjadi putra mahkota.' "Permaisuri, bagai mana keadaan anda? " Fengying tersenyum manis. Jianheeng hanya berdecih dalam hati menyumpahi muka dua Fengying. Ia sudah tahu semua tentang kelicikan istri ke dua dari kaisar Zhang dari memori milik permaisuri Jianheeng. Gadis itu tahu jika permaisuri Jianheeng tidak berani mengungkap sikap busuk Fengying. "Terima kasih atas perhatianmu selir Fengying. Saya baik-baik saja."Wajah Jianheeng berubah datar dan dingin. Sungguh demi apapun ia tidak menyukai orang bermuka dua seperti itu. Fengying tersentak, raut wajahnya berubah. Cepat-cepat ia kembali tersenyum. "Saya senang anda selamat permaisuri semoga anda cepat sembuh. Saya permisi. " Fengying membungkuk lalu pergi. "Jianheeng, apa kau tidak hilang ingatan? Tabib bilang kepalamu terbentur sangat keras. " Ibu suri Shi mengusap kepala Jianheeng yang membuat sang empu menjadi nyaman. Ia sudah tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu saat umurnya lima belas tahun karena ibunya sudah meninggal. Chang dan Genji mengangguk dengan pernyataan ibu suri. "Benar, apakah ibunda benar baik-baik saja? " Genji ikut bertanya. "Ibunda baik-baik saja. Apakah kalin bisa tinggalkan ibunda sendiri? Ibunda ingin istirahat. " "Tentu kami akan pergi. " Chang dan Ganji berucap serempak lalu membungkuk hormat setelah itu pergi. "Istirahatlah Jianheeng, ibunda akan datang jika kau membutuhkan sesuatu. " ibu suri Shi membantu membaringkan Jianheeng dan menyelimuti tubuhnya hingga batas d**a. Jianheeng merupakan akan kesayangan ia karena sifat dan sikapnya yang membuat ia menyayangi Jianheeng. "Ibunda tidak perlu repot-repot. Saya bisa meminta dayang jika saya memerlukan sesuatu dan saya saja yang mendatangi kediaman ibunda, tidak sopan bila ibunda yang mendatangi kemari karena memang begitu tradisinya. " ibu suri Shi tersenyum lembut lalu mengusap kepala Jianheeng. "Istirahatlah. Ibunda akan pergi." ibu suri pergi meninggalkan kediaman bulan membiarkan Jianheeng sendiri memikirkan nasib dan kehidupannya yang berubah drastis. Jianheeng duduk perlahan wajahnya berubah menjadi kejam, datar, dan tatapan yang dingin serta menusuk. "Baiklah, aku akan menjalankan hidupku yang sekarang. Permaisuri, aku akan menjaga putramu dengan baik dan aku akan mengungkap kebusukan selir Fengying. " Perlahan raut wajahnya berubah menjadi sendu. "Miris sekali. Kenapa Genji memiliki seorang ibu yang licik dan gila kekuasaan? Untung saja sifat ibunya tidak menurun padanya." setelah itu Jianheeng terkekeh geli lalu merebahkan tubuhnya dan tidur.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD