33

2290 Words
Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan sekarang. Karena aku sudah mendapatkan element kegelapan, aku hanya bisa mencipta shadow Undead dalam jumlah yang terbatas. Jujur saja, aku ingin mengembangkan kekuatan yang ada di dalam diriku, tapi sebelum itu aku harus mengumpulkan semua bahan yang ada, seperti darah naga dan juga beberapa kerangka naga. Ini mungkin akan berhasil. Jika aku bisa mendapat stone kegelapan yang lain, maka kemampuan ku akan meningkatkan dengan pesat, dan itu akan mempengaruhi kekuatan dalam diriku, aku harus bisa berkembang. "Frey, apa kamu mendengar rumor yang beredar akhir-akhir ini?" "Ya? Rumor tentang apa?" "Naga fang, aku beberapa kali mendengar rumor tentang naga fang, yang belum aku pastikan sendiri kebenaran, apakah kamu mengetahui informasi tentang hal itu?" "Ah, itu. Aku pernah beberapa kali mendengar tentang rumor itu. Hanya saja aku tidak yakin. Memang ada apa?" "Tidak, aku hanya berpikir. Sepertinya aku bisa meningkatkan kekuatan ku jika aku bisa mendapat darah naga dan juga fosil naga yang masih utuh." Frey mengerutkan keningnya seolah dia tahu apa yang aku pikirkan. "Apa kamu akan menggunakan mereka untuk memenuhi fantasi mu?" Aku menyediakan bahu. "Aku hanya mencoba untuk meningkatkan kekuatan ku saja." "Aku pikir itu akan percuma." "Kenapa?" Frey menoleh dan menatapku sejenak. "Apa kamu pikir dengan kekuatan mu yang sekarang kamu akan mampu mengendalikan mereka semua?" "Untuk itu aku ingin mengumpulkan stone kegelapan untuk meningkatkan kekuatan ku." "Apa kau yakin?" "Tentu saja." "Tapi kau tahu konsekuensinya kan?" "Yah, aku tahu itu...." Element kegelapan adalah hal yang sulit untuk dikendalikan, dan hal terburuknya adalah, aku akan menjadi tak terkendali dan bisa saja aku dikuasai oleh kekuatan itu dan menjadi iblis, seperti kebanyakan orang. Hanya saja, aku bukanlah sosok yang bisa dikendalikan dengan mudah, aku adalah orang yang datang dari masa depan, dan aku tahu cara untuk mengendalikan kekuatan ini. "Tapi, tenang saja, aku memiliki cara untuk mengendalikan kekuatan ku." "Jika itu keputusan mu. Maka aku bisa apa?" Frey menghela napas lalu bersandar pada sandaran kursi. Dia memang seperti itu, selalu ikut apa yang aku katakan dan memiliki kesimpulan untuk semua pendapat yang aku berikan. "Jadi apa yang akan kau lakukan setelah ini." "Entah." Aku sendiri masih belum yakin dengan keputusan ku. "sepertinya aku akan berburu darah naga setelah ini." "Hati-hati. Karena aku tidak bisa ikut dengan mu kali ini. Aku memiliki urusan ku sendiri." "Tenang saja, aku akan pergi dengan Sonya kali ini." "Itu lebih baik." "Hem...." Aku berpikir akan pergi dengan Sonya karena Osman masih sibuk untuk membuat pedang, jadi kalo ini aku akan menjelajah dengan Sonya, hitungan untuk memberinya sedikit pelatihan dan pengendalian dengan kekuatannya. "Ohya, di mana Sonya? Aku tidak melihatnya sejak tadi." "Entah, sepertinya dia ada di taman belakang?" "Baiklah, kalau begitu aku akan mencari dia." Aku beranjak dan bersikap untuk pergi. Namun beberapa langkah ke depan aku berhenti dan menoleh. "Jangan lupa, kabari aku jika kau mendapatkan informasi lebih banyak." "Tentu saja, jangan khawatirkan itu. Aku akan memberikan informasi kepadamu." "Itu bagus!" Aku berlaku sembari melambaikan tangan ke arahnya. Membiarkan Frey sendiri sedangkan aku akan melakukan perjalanan. === "Kau yakin akan pergi dengan ku?" Aku yang baru saja memasuki kedai kopi berhenti sejenak dan menoleh kebelakang. Menatap Sonya yang masih terlihat ragu. "Tentu saja, aku terlalu bosan jika pergi bersama dengan paman Osman. Jadi aku putuskan untuk pergi bersamamu kali ini." "Tap..." "Sudahlah, kita bicarakan di dalam saja, aku sudah lapar." Aku berjalan masuk dan memilih sebuah kursi yang tak jauh dari konter kue. Yah pemandangan kue masih cukup enak di pandang dari pada orang-orang bertubuh besar, yang memamerkan otot mereka di sana. Bahkan baju ketat itu. Apa-apa mereka semua, seolah tidak memiliki urat malu hingga berani memamerkan tubuh jelek seperti itu. Aku mendengkus lalu menoleh ke arah Sonya yang sepertinya tengah menikmati pemandangan yang baru saja aku sebutkan. "Hey, apa yang kamu lihat." "Ah... Ehh... Tidak ... Tidak ada..." "Cih. Aku yakin kamu sedang menikmati pemandangan itu bukan?" "Hah? Pemandangan apa?" "Jangan berlagak bodoh di hadapanku, aku tahu kau menikmatinya!" "Ah. Tidak, aku tidak menikmatinya." Aku menatap tingkah konyolnya di sana, dengan gelagat yang terlihat seperti pencuri tertangkap basah, dia berusaha untuk mengelak dari tuduhan ku. "Cih! Terserah kau saja!" Aku mendengkus dan memilih untuk mengabaikan dia. Karena aku sedang lapar jadi aku memutuskan untuk memanggil pelayan dan memesan makanan untukku. Daging panggang dan juga jus buas sepertinya cukup untuk mengisi perut keroncongan ku. "Kau tidak memesan makanan?" "Hah?" "Oh, terserah jika kau memang tidak lapar." "Eh, tunggu, aku juga ingin memesan makanan!" "Maka berhentilah menatap sesuatu yang tak berguna. Dan pilih makanan mu!" Aku membalasnya dengan kata-kata pedas. Dan dia hanya memajukan mulutnya dengan ekspresi yang di buat-buat. "Baiklah. Aku pesan ikan bakar dan segelas bir!" "Hanya itu." "Tentu saja, itu sudah cukup untukku." "Baiklah." Setelah mengatakan pesanan pada pelayan, aku memilih untuk mengalihkan tatapan dan menajamkan pendengaran ku untuk menyaring segala informasi yang mungkin saja bisa aku dapatkan. Hingga beberapa saat aku bisa mendengar sebuah keributan terjadi yang cukup menarik perhatian ku. "Jangan dengarkan dia. Kakak!" "Diam kau anak kecil!" Aku menoleh dan melihat sosok yang tengah berdebat di sana, sosok pria besar berhadapan dengan anak gadis kecil. Aku mengerutkan kening saat melihatnya. "Diam dan tunggu. Lalu aku akan menunjukkan sesuatu yang menarik!" "Ta... Tapi ……". Pria itu menyeringai dengan wajah yang menjijikan di sana, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dia lakukan, tapi jika dia berbuat terlalu jauh, maka aku akan membereskan dia dengan tanganku sendiri. "Ck, ck!" Senyum di wajahnya semakin melebar, dia menyeringai seolah melihat mangsa di hadapannya. "Pria menjijikan." "Tenang lah dan perhatian saja!" Aku tahu apa yang dirasakan Sonya saat ini, itu sama seperti yang aku rasakan, tapi dia tidak bisa berbuah hal yang gegabah. "Kyaaa!!!" "Hahaha, itu dia! Haha kalian melihatnya, bukan?" Sesuatu yang tak senonoh terjadi, aku bisa melihat bagaimana pria busuk itu mempermalukan gadis kecil di hadapan para pemburu lainnya, itu adalah tindakan yang tak seharusnya di lakukan. "Dia melakukan kesalahan yang fatal kali ini." Aku menutup wajahku dengan tanganku ketika merasakan aura kemarahan dari sonya. Ini seperti hal yang bisa aku bayangkan sebelumnya. "Sonya, tahan dirimu, kita masih berada di tempat umum!" Aku berbisik di depan Sonya berharap dia tidak akan mengeluarkan kekuatannya hanya untuk menghabisi para keroco itu. Hanya saja aku salah, aku bisa merasakan aura sihir keluar di sekujur tubuh Sonya, dengan segera aku menutup wajahku ini akan sangat memalukan. Lalu tak lama setelahnya aku bisa mendengar teriakan orang-orang dan atap yang hancur. "Bagus! Aku kehilangan sebagian uang ku lagi kali ini." Aku tak bisa berkata-kata selain menutup wajah ku dengan tangan. Ini sungguh memalukan dan merugikan untukku. === Frey Aku berputar-putar di udara dengan seorang pemburu bernama Maria, sebelum akhirnya aku melompat menginjak dinding dan naik ke atap. Aku baru saja keluar dari rumah, masuk ke pemukiman padat penduduk, tapi setelahnya aku di buat kaget oleh tindakan seseorang yang tiba-tiba saja datang dan mengangkat ku. Aku cukup terkejut. "Sialan! Kamu menakuti ku…" Dia tidak menjawab, hanya memasang senyum bodoh di wajahnya dengan tatapan yang sulit aku artikan. Lalu tak lama setelahnya dia menoleh dan menatap ke arah sesuatu yang membuatku terdiam beberapa saat. Aku melihatnya dari posisiku kali ini. "Apa tujuan mu membawaku ke tempat ini?" Aku melihat ke bawah, mengira aku terlihat seperti seorang pencuri yang melompat dari satu atap ke atap lain, dan melihat seorang anak kecil melambai di depan dinding yang runtuh. "Apakah kamu kehilangan akal sehat?" Aku bertanya sekali lagi. Melambai dalam situasi seperti ini? Dia bahkan melakukannya dengan sadar. Aku tidak yakin dengan lokasi di mana aku berada, tempat ini cukup berantakan. "Bukankah itu menyenangkan?" Maria bertanya tanpa menoleh. Dia masih kekuatan ke bawah dengan tatapan berbinar. "Tidak sama sekali!" "Sayang sekali padahal itu menyenangkan." "Bagimu mungkin iya, tapi tidak bagiku!" Maria mengerucutkan bibirnya. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" Ini adalah satu tindakan konyol yang pernah aku lakukan, aku berpikir akan pergi dan mencari informasi yang berguna. Tapi aku malah berakhir di tempat ini. "Apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Maria bertanya dengan hati-hati. Aku tentu tidak tahu apa maksud dari pertanyaannya. Ini sangat aneh untukku. Dia masih bertahan untuk tidak melihat ke arahku, wajahnya merah dan aku bisa merasakan betapa gemetarnya tubuh gadis ini dan jantungnya berdetak kencang. "Terlepas dari semua itu, Apa yang harus kita lakukan? Bukankah tempat ini tidak baik untuk kita?" Wajahnya mengembung dan terlihat gurat merah di pipinya, itu sangat lucu dan menggemaskan. "Imut." Aku bergumam sejenak saat melihat Ekspresi wajahnya. "Ya, ya? Haan…" Maria tersentak saat mendengar gumaman ku, seketika wajahnya memerah. Untuk sesaat, aku tercengang dengan kata-kata yang keluar dari mulutku. Namun, Aku dengan cepat mendapatkan kembali ketenangan ku. "Aku tidak bisa memikirkan suatu seperti itu." “Aku tidak bisa memikirkan ciri-ciri gagasan untuk mengalahkan para koruptor sambil memainkan peran “Inkuisisi.” Aku dalam masalah." Mempesona! "Hey apa yang kalian lakukan di sana!" Sial! Aku ketahuan. Itu adalah paladin dari kota, mungkin dia memperhatikan kami, yang akhirnya datang dan berpikir untuk menangkap kami. "Turun kalian!" "Sial! Kita dalam masalah!" Aku segera mendorong Maria data menyadari paladin segera datang dengan pedang di tangannya, aku sudah menebak hal ini akan terjadi. Persetan dengan ke adaan, nasi sudah menjadi bubur, tidak ada yang bisa aku lakukan sekarang. Begitu dia berada di atap, dia datang ke arahku dan mengayunkan pedangnya ke arahku. Aku menghindarinya, memecahkan atap dan melompat lalu meraih Maria dan memeluknya. Tepat setelah itu aku segera berlari dengan membawa Maria di pelukan. Sebisa mungkin aku menghindar pria bodoh itu. "Hey tunggu! Apa yang kamu lakukan pada Maria!" "Sial! Dia tidak menyerah sedikitpun!" "Berhenti di sana sialan!" Aku kehabisan cara, lalu menggunakan sihir es untuk membuat penghalang agar aku bisa lari darinya. "Sial! Ini semua karena mu!" Aku baru saja mengatakan padanya bahwa dia manis. Tapi sekarang inilah yang aku dapatkan, Maria selalu saja membuat masalah! "Berhenti! Dan turunkan aku!" "CK. Diamlah, kita akan dalam masalah jika berhenti saat ini!" "BERHENTI SE-KA-RANG!" ah sialan! Dia benar-benar membiarkan frustasi. Aku berhenti seketika, tapi ketika aku berhenti, paladin tadi datang mengejar. Dia memberikan serangan secara tiba-tiba, yang dengan refleks aku melempar tubuh Maria dan segera menepis serangannya. Itu bukanlah serangan yang hebat, bahkan pedangnya tidak terlalu bagus, melainkan besi tumpul dari seorang mayat. Matahari biru pucat adalah buktinya. Pedang panjang tanpa fitur yang membedakan. Namun, pedang hitam terkenal yang dipegang oleh paladin di depanku. Itu adalah pedang yang menyerupai pedang dengan bilah pedang sedikit ditekuk ke atas. Kata "suci" sepertinya benar. Ini adalah langkah yang sangat berbeda dari tiga tahun lalu." Jadi seperti itulah rumor beredar. Tidak ada hubungannya dengan itu. Itu semua rumor yang akan hilang dalam beberapa hari. "Sepertinya ini bukan masalah pokok, apakah kamu memiliki dendam pribadi kepadaku. Bukankah lebih baik jika kau mengatakannya padaku?" Dia menatapku dengan tajam saat mendengar kata-kata ku. "Diam! Ini adalah sebuah dendam bahwa dia tidak bisa membunuhmu tiga tahun lalu. Bahkan dengan kekuatan benda suci, ilmu pedangmu yang mengamuk tidak bisa mencapaiku, bahkan sihir mu itu. Apa-apaan kekuatan itu!" "Apakah kamu memang menyimpan dendam selama itu?" Aku sering mendapatkan ocehan yang tidak terduga. Contohnya saja seperti pria ini. Gemetar karena malu, paladin menendang tanah untuk mengecoh ku dan bergegas. Aku kehilangan pandangan ku lalu setelahnya sebuah ledakan sesaat dari penghematan daya. Bukan kekuatan suci kesucian yang buruk dan jalur pedang dari pedang yang digunakan adalah ringkas. Itu bukanlah permainan pedang yang buruk. Bahkan itu bisa dikatakan sangat baik. Aku tidak bisa memahaminya. Aku tidak akan bisa melewatimu. Paladin, ketakutan, mundur. "!" Aku tidak bisa menahannya lalu aku mengeluarkan aura di dalam diriku secara terang-terangan. Mata paladin melebar seolah-olah dia tidak bisa berbicara karena tekanan di sekitarnya semakin menggila. "Aku cukup yakin ketika kita mulai beradu pedang… kau adalah orang yang sama, hanya saja dengan kekuatan yang berbeda!" Aku menyeringai kecil, dia sepertinya menyimpan dendam untuk ku. Tapi aku tidak yakin dan tidak ingat dengan dirinya. Itu hanya hal yang tidak menyenangkan untuk didengar. Aku tidak hanya menggunakan kekuatan dan sihir yang aku dapatkan sebelumnya atau kekuatan yang ditingkatkan oleh stone. Aku hanya menggunakan sedikit kekuatan yang aku dapat dari pelatihan ku sebelumnya. Di depan armor militer, aku tidak memiliki sedikit pun kekuatan yang tersisa, dan aku melepaskan pedangnya. Itu pasti kekuatan Komposisi Empat Ayat, tapi aku selalu menginginkannya menjadi milikku. "Belum." Saat aku melawan seseorang dari militer. Aku melepaskan pedang kuat dari baju besi militer dengan tubuh yang tidak memiliki kekuatan apa pun. Perasaan itu kembali muncul. Perasaan saat aku berada di lingkungan seperti ini sebelumnya. Aku tersenyum, ini membuatku kembali ke masa-masa di mana aku bersenang-senang dulu. Baiklah, mari bersenang-senang dengan keadaan ini. Aku ingin mendapatkannya kembali, tetapi Aku rasanya ini belum bisa. Aku mencoba mendekatinya. Saat ini aku tidak membuat banyak kemajuan. "Apa yang kamu lakukan padaku!" Teriaknya dengan suara lantang. "Tidak ada apa-apa." Sensasi yang mendominasi kepalaku berbeda dari sebelumnya. Saat aku mengayunkan pedangku sekali, banyak informasi membanjiriku seperti gelombang. Kecenderungan paladin dalam mendeteksi lawan sangat rendah. Kendo dan kebiasaan yang menggunakan pedang Kamu dapat merasakan berapa lama kamu telah berlatih dan dalam gerakan apa. Tidak, Aku bisa menangkap semuanya sekaligus. Itu adalah sensasi yang aneh, tapi itu membuatku semakin terganggu. Standar paladin itu lebih rendah dari prajurit orc yang datang ke utara. Aku telah mengharapkan itu. Level Carpe cukup rendah. "Maukah aku membantu mu?" Saat itulah aku mendengar suara yang familiar. Helena. "Kamu belum pergi?" "Tidak, Aku harus menjalankan tugas dan itu terlalu berisik, jadi Aku melihat ke atas dan melihat bahwa Kamu berkelahi. Bagaimana kalau Aku membantu mu seperti yang aku lakukan tiga tahun lalu? Aku akan membantu mu dengan perlakuan khusus. seribu koin emas. Kamu punya banyak uang sekarang, bukan?" "Aku tidak membutuhkannya." Ini tidak seperti aku butuh bantuan. Malah sebaliknya, terlihat seolah dia yang menawarkan bantuan secara sukarela. Sebenarnya ini bukanlah masalah besar, tapi sepertinya ini sedikit mengganggu. "Paladin Helena! Apakah kamu tahu betapa sulitnya bagiku untuk tidak membunuh orang itu karena kamu saat itu?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD