Cuma Krystal yang Seenaknya

1389 Words
Happy Reading! Leo menatap ponselnya datar, dalam hati ia diam-diam terus mengutuk putrinya, bagaimana mungkin putrinya bisa begitu tak sopan terhadapnya. Leo menatap kearah Restu sekretarisnya, membuat Restu menaikkan alisnya. "Jika pak Leo ingin menanyakan apa pak Leo beruntung tidaknya mempunyai mbak Krystal sebagai putri bapak, maka jawaban saya tetap sama, bapak sangat beruntung sekali punya putri secantik dan sepintar mbak Krystal" kata Restu sebelum mendengar pertanyaan dari Leo, pasalnya atasannya itu selalu menanyakan hal sama setelah menelfon putrinya. "Baiklah, anggap saja seperti itu" balas Leo masih tidak begitu puas dengan jawab sekretarisnya. "Suruh Andi sama Anton jemput Krystal dan istri saya di HotResTa sekarang" perintah Leo yang langsung membuat Restu melaksanakan perintahnya. Leo melihat kearah jam tangannya, malam ini dirinya akan berkunjung kerumah mama papanya, tentu saja tidak dirinya saja yang datang, semua saudaranya akan berkumpul malam ini. Leo melihat berkas yang ada di mejanya, ia memegang kepalanya, merasa pusing seketika saat melihatnya. Leo mengangkat ponselnya yang berdering, mendengarkan sekali lagi apa yang akan dikatakan seseorang diseberang sana. "Iya ma Leo tau, tapi mama tahu sendiri, pewaris Leo cuma Krystal nggak mungkin juga Leo tega nyuruh Krystal jadi penanggung jawab di dua perusahaan sekaligus, ditambah lagi Netta juga punya HotResTa" kata Leo menjawab seseorang diseberang telfon. "...." "Nanti Leo tanyain sama Krystal, mama tahu sendiri gimana tingkah itu anak, dia masih suka main-main, kalau tau dia bakal dikasih beban pasti dia akan marah sama Leo" kata Leo lagi dan langsung menutup ponselnya saat melihat istri dan putrinya masuk kedalam ruangannya. Raut wajah yang mulanya terlihat lelah kini berubah menjadi sangat cerah, bisa dibilang Leo tak ingin membuat istrinya khawatir. Leo menutup berkas yang ada di mejanya, menyembunyikannya dalam laci tanpa ketahuan istri dan putrinya. Krystal menatap malas kearah ayahnya, jika saja ayahnya tidak menghancurkan kencannya tadi, mungkin malam ini juga ia bisa mengenalkan Key pada kakek neneknya, dan lagi dengan semua paman dan saudara-saudaranya. "Krystal, kamu sudah dewasa jangan hanya main-main" tegur Leo membuat Krystal semakin menjelekkan mukanya. Krystal berjalan menghampiri meja ayahnya, duduk diatas meja kerja ayahnya dengan berani, toh ini juga bukan yang pertama kali untuknya. "Krystal turun" perintah Netta yang hanya mendapat tolehan dari Krystal. "Ayah Krystal yang paling nyebelin, kata siapa Krystal main-main? Ayah lupa? Krystal dari pagi sampai sore jagain HotResTa, terus malamnya ngerjain beberapa berkas punya ayah, dimana letak Krystal yang main-main?" Tanya Krystal seraya menatap marah pada Leo. "Krystal putri ayah yang cantik, terus kenapa tadi kamu ninggalin HotResTa sama bunda? Dan malah kencan nggak jelas sama itu anak? Terus ini apa kalau bukan main-main?" Tanya Leo memajukan wajahnya untuk memandang putrinya, sudah menjadi rutinitasnya untuk berdebat dengan putrinya. "Pokoknya Krystal marah sama ayah, nanti malam bunda tidur sama Krystal, titik nggak pakai koma" balas Krystal seraya turun dari meja, menatap tajam kearah ayahnya. Leo mendengus mendengarnya, ia selalu lupa jika berdebat dengan putrinya akan membuatnya menjadi duda dalam semalam, seseorang tolong ingatkan dirinya nanti. "Kryss...." "Ayah diem," potong Krystal dengan cemberut. Sekali lagi Leo hanya bisa mendesah pasrah, semakin ia mendebat putrinya maka semakin sengsara pula juniornya. "Ital dengerin bunda, kalau ada banyak orang Ital nggak boleh gitu sama ayah, dan jangan maksa bunda buat tidur terus sama Ital kalau Ital lagi marahan sama ayah" kata Netta memberitahu putrinya. Leo tersenyum mendengarnya, untuk pertama kalinya ia merasa senang melihat ekspresi putrinya yang benar-benar membuatnya senang. "Kalau gitu nanti malam Ital tidur di rumah kakek, kakek sama nenek lebih sayang sama Ital dari pada ayah bunda" putus Krystal seraya berjalan keluar, membanting pintu kerja Leo dengan keras. Netta mendengus pelan, berjalan menghampiri suaminya yang terlihat lelah dengan tingkah putrinya. ❤️❤️❤️ Krystal memasuki rumah kakek neneknya dengan semangat, rumah bertingkat lima ini benar-benar membuat semangatnya naik lagi. "Itaalll datangggg" teriakan melengking keluar dari bibir tipisnya, membuat semua orang yang sudah ada diruang keluarga menoleh menatapnya. "Malam paman Onil" sapa Krystal menyapa kembaran ayahnya dengan senyum lebarnya. Leon sendiri ingin marah, pasalnya keponakannya yang satu ini benar-benar tidak bisa memanggil dengan baik, selalu saja mengganti nama orang sembarangan. "Sombong" kata Krystal saat tak mendapat jawaban dari kembaran ayahnya. "Malam paman Chris satu" lanjut Krystal menyapa Liam, Krystal sendiri lebih menyukai memanggil mereka dengan nama acak daripada menyamakan semua nama dengan awalan L, sangat tidak adil untuknya yang berawalan K. "Apa paman Lian belum datang?" Pertanyaan dari Krystal membuat semuanya diam. Ini bukan pertama kalinya, tapi hampir setiap hari Krystal selalu pilih kasih terhadap paman-pamannya. "Halo Itall, apa kabar?" Pertanyaan dari Azka sepupu lelakinya membuat Krystal tersenyum, menatap putra paman Onil dengan ramah. "Bagaimana? Apa kamu sudah mendapatkan kekasih lagi?" Pertanyaan dari Azka membuat Krystal mengubah ekspresinya. "Jangan ikut campur urusan asmaraku, lebih baik selesaikan skripsimu, apa kamu tidak malu menghabiskan uang paman Onil untuk studymu yang begitu lama?" Jawab Krystal sinis, tidak menjadi rahasia umum jika Krystal dan Azka akan selalu berdebat sepanjang waktu. "Siapa yang peduli dengan asmaramu? Kamu perlu tahu jika kakek dan nenek juga memberikan perusahaannya untukmu, kamu perempuan, mana mungkin bisa memimpin dua perusahaan sekaligus" bantah Azka membuat Krystal melebarkan telinganya. "Mana mungkin kakek seperti itu? Putri ayah cuma Krystal seharusnya dia memberikan warisannya untuk cucunya yang lain" bantah Krystal membuat Azka tertawa. "Lalu menurutmu siapa yang pantas? Cuma kamu yang memiliki otak yang pantas untuk menanggung semua beban, lagian dari semua cucu kakek cuma kamu yang sudah pengangguran" kekeuh Azka membuat Krystal melotot mendengarnya. "Apa masalahnya? Aku jadi punya banyak uang, bisa mencari lima pacar sekaligus dan memberi mereka beberapa barang mewah" jawab Krystal menutupi kegugupannya. "Lagian aku hanya perlu memilih salah satunya, kira-kira perusahaan siapa yang akan aku pegang?" Tanya Krystal sendiri dengan angkuhnya. Krystal sendiri ingin menyumpahi ayahnya, kenapa ayahnya itu tak pernah memberitahunya tentang hal-hal seperti ini? Dulu saat dirinya akan menjadi pewaris ayahnya dia juga diberitahu oleh Azka, dan sekarang juga diberitahu oleh orang yang sama. "Tentu saja punya ayah, kalau seperti itu coba sebutkan 5 kandidat yang akan menjadi kekasihmu dalam bulan ini, kamu tahu? Umur ayah sudah sangat sangat tidak sabaran untuk menikahkanmu" suara dari Leo membuat Krystal menoleh, menatap ayah dan bundanya yang baru saja datang setelah ditinggalkannya. Krystal mengepalkan kedua tangannya, ayahnya ini benar-benar musuh terbesarnya. "Kata siapa Krystal akan menikah?" Tanya Krystal membuat Leo tertawa mendengarnya. "Tentu saja kata ayah" jawab Leo seraya beranjak mendekat, membiarkan putrinya semakin kesal melihatnya. "Ok, Krystal akan mencari 4 kandidat lain, dan Krystal pastikan untuk berpacaran ala orang dewasa kali ini" putus Krystal membuat Leo semakin tak percaya mendengarnya. Jika dibandingkan putra kembarannya Leon, putrinya benar-benar menjadi ratu dalam keluarga, semua orang hampir tutup mulut untuk berdebat dengannya, lihatlah bagaimana semua orang hanya melihatnya tanpa melerainya. Karena jika ada yang membuka bibirnya, sudah dipastikan akan menjadi pelampiasan kemarahan putrinya. "Kalau begitu kamu bisa mencobanya denganku terlebih dahulu" usulan dari Azka membuat Krystal melemparkan gelas kearah Azka dengan sengaja. "Sepertinya mulutmu perlu dirusak agar tidak berbuat m***m setiap harinya di kampus" kata Krystal membuat Azka menutup bibirnya rapat. "Krystal jangan seperti itu, kamu harus sopan" suara lemah lembut Netta membuat Azka tertawa, setidaknya kali ini ia diselamatkan oleh bidadarinya. "Betul tuh Tan, dua hari yang lalu Krystal juga menghancurkan skripsi Azka dengan sengaja" adu Azka membuat Krystal tersenyum. "Skripsi? Cerita porno iya. Paman Onil, paman perlu tahu kalau semua isi laptop Azka tidak jauh-jauh dari hal-hal yang berbau porno, setidaknya paman Onil perlu berterimakasih pada Krystal karena sudah meretes laptop Azka dengan mudah" sahut Krystal membuat Azka mati rasa, ia benar-benar membenci sepupunya ini, jika saja ia mempunyai otak yang pintar seperti Krystal, maka dirinya akan membalas dan memperlihatkan keburukan Krystal didepan semua orang, tapi apalah daya otaknya yang tak seberapa ini. "Krystal" panggilan dari Mondy membuat Krystal tersenyum mendengarnya, menatap kearah ayahnya dengan ekspresi yang menyebalkan. "Lalu haruskah Krystal memilih perusahaan kakek, alih-alih punya ayah?" Tanya Krystal lagi seraya berjalan pergi mengikuti Mondy dari belakang, melemparkan ciuman jarak jauh kearah ayahnya yang melotot tak percaya melihat tingkah putrinya. "Melihat kepribadian kalian berdua, sepertinya dia tidak meniru kalian, lalu siapa yang dia tiru?" Tanya Leon membuat Leo mendengus pasrah, berbeda dengan yang Netta tersenyum mendengarnya. "Jun Ji Hyun, dia sangat cantik dan populer, aku suka melihatnya main di drama legend of the blue see saat mengandung Krystal" jawab Netta membuat semua orang tertawa mendengarnya, jangan lupakan dengan kepolosan Netta yang masih mendarah daging. TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD