“Aaach ... Sayaaaang!” jerit lirih Mita yang kini semakin mendesah panjang. Kedua tangannya meremas kuat rambut Hadi. “Aku buat agar tak sakit lagi, Sayang,” ucap Hadi yang semakin ganas. Mereka berpacu dalam irama jantung dengan peluh bercucuran. Bilik UGD Hadi tersadar dari lamunannya. Aku pikir kemarin, meski dalam keadaan setengah sadar dan tak ada unsur paksaan, tetap harus bertanggung jawab kepada Mita. Karena aku yang telah merenggut kesuciannya, ucap Hadi dalam hati. Pria ini sedang perang batin sekarang. Wanita yang disangka polos dan tulus karena masih suci, rupanya tak sebaik dugaannya. Mita punya banyak akal licik untuk memuluskan segala rencana dan bisa jadi, dia terjebak dalam alur cerita yang dibuat Mita. Hadi sudah terlambat untuk menyadari hal tersebut. Dia baru tahu

