Pagi hari Gamila keluar dari kamar dan turun ke dapur.
" Cie pengantin baru kayanya masih ngantuk banget tuh! Gimana semalam tidurnya nyenyak? David mana? Kok engga sekalian kamu ajak turun dan sarapan. " ledek Alena yang sedang masak.
Gamila yang sedang mengambil minum tertegun mengingat kejadian semalam, setelah suaminya membantu dia melepaskan semua aksesoris rambutnya ia tersenyum lucu. Dari kejauhan ibunya memperhatikan malah ikut tersenyum melihat Gamila tersenyum, namun senyuman Gamila tak bertahan lama karena setelah menyimpan gelas ke meja ia segera berlari kembali ke lantai atas.
" Loh kok kamu malah kabur lagi sih kak? " teriak ibunya kebingungan.
" Sebentar mom, ada urusan mendesak. " balas Gamila sambil berteriak dan terus berlari meninggalkan dapur.
" Urusan mendesak? " Gumam Alena pelan.
" Ada apa sih sayang? Tumben pagi- pagi sudah ribut? Pasti kamu abis ngeledekin anaknya ya? " tebak Mika yang baru saja datang, tangannya melingkar di pinggang istrinya.
" Kamu udah bangun sayang? Itu G udah nikah malah jadi aneh. " menunjuk ke arah tadi anaknya berlari.
" Dia bukan aneh sayang. Dia masih menyesuaikan diri. Kaya kamu dulu. " bela sang suami pada anaknya.
" Iya mungkin. " Alena kembali fokus ke masakannya.
" Kamu masak apa baunya enak? "
***
Sementara Gamila yang berlari tidak kembali ke kamarnya melainkan menggedor kamar kembarannya.
Dari dalam terlihat dua pemuda yang masih tertidur dengan nyenyak dengan gayanya masing- masing. Aden dan David yang merasa terusik oleh suara ketukan pintu perlahan membuka matanya.
" Berisik banget sih. " keluh David pelan.
" Itu pasti istri Lo yang berisik! Bukain atau Lo akan kena omel dia! " Aden yang sudah hapal dengan kelakuan kembarannya langsung memperingatkan sahabat sekaligus adik iparnya itu.
David yang belum sepenuhnya sadar tampak berpikir sambil mengerutkan keningnya kebingungan,ia lupa bahwa dia sudah memiliki istri saat ini.
" Woy! Malah bengong buka atau dia akan ngamuk sama Lo! Cepetan! " kembali menegur David.
David yang sudah sadar langsung berdiri dan melihat kondisi tubuhnya yang hanya mengenakan boxer saja langsung panik.
" Baju gue mana? " tanyanya sambil mencari keberadaan bajunya.
" Lagian kalian aneh banget sih. Kenapa engga tidur bareng aja sih? Kan kalian udah suami- istri juga! " keluh Aden sambil matanya menyapu lantai membantu David mencari bajunya.
" Berisik Lo! Cepet bantuin gue! " panik David.
Gamila di depan tak sabar masih terus menggedor pintu sekarang suaranya terdengar lebih nyaring.
" V gue tau Lo udah bangun. Cepet bukain pintunya! " teriak Gamila dari luar.
Tak ingin terseret dan kena amuk akhirnya Aden turun dari kasur dan membukakan pintu untuk kembarannya itu.
" Kalian lagi apa sih? Lama banget buka pintunya? " tanya Gamila menatap Aden kesal.
Aden tidak menjawab malah menunjuk David yang masih memakai boxer sedang mencari bajunya. Gamila yang terkejut melihat suaminya hanya mengenakan celana pendek langsung menutup mata dan mulutnya.
" Kalian abis ngapain? " tanyanya sambil membalikkan badannya.
" Tidur. " jawab sodara kembarnya dengan santai.
" Terus kenapa dia begitu? " Gamila menunjuk ke belakang tanpa menoleh.
David yang sadar istrinya sudah di dalam panik menutupi tubuhnya, ia mengambil selimut dan menutupi tubuhnya dengan selimut yang ia ambil tadi.
Gamila yang khawatir suaminya menjadi tontonan segera menggandeng tangan David dan menyeretnya ke dalam kamar miliknya.
" G, tapi baju aku masih di kamar v! " ucap David pelan saat tangannya digandeng sang istri.
Gamila tak menggubris ocehan suaminya, ia tetap menggeret David ke dalam kamar. Setelah sampai di dalam kamar ia segera mengunci pintu.
" Lo kalau tidur memang biasa begini ya? " tanya Gamila sambil menatap tubuh suaminya dari atas ke bawah kemudian dengan canggung ia memalingkan wajahnya.
David dengan polos ikut memandangi tubuhnya sendiri yang masih terbalut selimut. " Iya. Memangnya salah ya? " jawabnya bingung.
Gamila menoleh mentap suaminya sambil memutar bola matanya malas. " Masalah banget buat gue. Bisa pingsan gue tiap hari kalau bangun tidur liat Lo toples begitu. " batin gamila sambil menggigit bibirnya sendiri.
" Udah sana Lo mandi dulu! "
" Tapi baju gantinya? " tanya David kebingungan.
" Nanti gue pinjemin dari V. " jawab Gamila santai.
Setelah mendengar ucapan istrinya David pun segera masuk ke dalam kamar mandi. Dan Gamila juga hendak melangkahkan kaki keluar kamar namun mendadak ia menghentikan langkahnya kala teringat sesuatu.
" Engga, engga. Gue ga boleh pinjem baju V. Karena nanti orang- orang pasti akan curiga sama kita. Gue kasih pinjem dia baju aja deh. " Gamila berbicara sendiri lalu berjalan menuju kearah lemari dan segera mengambilkan baju ganti untuk sang suami.
Ia mengambil kaos oversize miliknya yang bergambar lucu khas anak perempuan dan celana Jogger pants.ia meletakannya di atas tempat tidur kemudian pergi meninggalkan suaminya sendiri di dalam kamar. David yang baru saja selesai mandi berusaha mencari baju ganti, setelah menemukannya ia segera mengambilnya dan membawanya kembali ke dalam kamar mandi tanpa melihat gambar pada bajunya.
Saat hendak memakai baju David baru sadar kalau ternyata baju itu bukan milik Aden melainkan milik istrinya.
" Ini bukan baju V tapi baju dia? " Gumamnya pelan.
David tak punya pilihan lain dan akhirnya memakai kaos pilihan istrinya tadi meski sedikit merasa malu dengan gambarnya, tapi ia tak ingin membuat keributan lagi akhirnya tetap memakai kaos itu.
***
Aden yang sudah duduk di meja makan menahan tawa saat melihat David yang sedang menuruni anak tangga, ia tak tahan melihat sahabatnya itu karena memakai kaos milik kembarannya dengan gambar yang lucu. Alena dan Mika yang menyadari tingkah putranya ikut melihat ke arah Aden melihat kemudian mereka langsung memalingkan wajah dan menutup mulut sambil tersenyum.
Sementara Gamila terlihat biasa saja walau dalam hatinya ia tertawa puas saat melihat suaminya yang terlihat lucu dengan kaosnya. Ia tersenyum saat David menatapnya dengan tatapan yang tak biasa. Entah tatapan apa yang dilayangkan David pada istrinya itu, yang jelas wajahnya masih terlihat datar dan dingin. Perlahan Gamila menundukan pandangannya karena mulai ketakutan.
" Kamu engga nyaman pakai itu? Aku pinjamkan baju V aja! " tiba- tiba saja Gamila berdiri dan menggandeng tangan David.
David yang tak bergerak hanya tersenyum dan menjawab. " Engga usah ini cukup nyaman kok. Ayo kita sarapan saja. " tolaknya sambil menahan tangan Gamila yang hendak pergi ke atas.
" Serius? Kamu engga perlu maksain diri buat pakai ini kalau engga nyaman. " bisik Gamila pelan.
" Santai aja, ini beneran nyaman kok! " jawab David sambil tersenyum. " Ayo kita makan, aku lapar. "
Akhirnya Gamila kembali duduk disusul oleh David yang duduk di sebelahnya. Mereka pun akhirnya mulai sarapan dengan tenang.
" G, itu Dav diambilkan dong makannya! " seru Mika pada anaknya.
" Diakan sudah besar dad, dia bisa ambil sendiri. " jawab Gamila.
" Iya om, saya bisa sendiri kok. " David ikut membela istrinya.
" Ya, kamu memang sudah besar dan bisa sendiri tapi melayani suami adalah kewajiban seorang istri! Jadi sebaiknya Gamilalah yang mengambilkan makanan kamu. Dan kamu jangan panggil saya om, panggil daddy saja. " ucap Mika menatap putrinya dengan tatapan serius.
Dengan terpaksa gamila mengambilkan makanan untuk David dengan wajah malasnya.
" Ribet banget sih jadi istri! Tahu gitu kemaren nolak aja pas mau dinikahin! " gerutu Gamila dalam hati.
David yang melihat raut wajah Gamila merasa tak enak hati dan tak tega. ia menyentuh lembut lengan istrinya, tanpa dia sadari semua mata tertuju pada mereka.