"Jadi bener lo tidur sama Pak Althaf?" Kalimat Brian melesak ke kupingnya tiba-tiba. Lelaki itu memandang Lana menunggu jawaban.memuncak Situasi markas BEM saat itu cukup lengang—Lana ingin membredel isi usus Brian sekarang juga. "Mulut lo kalo nggak dijahit mending dipake buat nye*pong aja sono." "Gue serius, Lan." "Ya emang kenapa, lo ada masalah? Lo suka juga ke Pak Althaf?" Brian mendesah kesal dengan jawaban yang malah main-main. "Dari kapan sebenernya? Maksud gue, kalian udah lama saling kenal?" Lana tak yakin dapat membocorkan rahasia itu, jadi ia skip bagian pentingnya. "Ya." "Kok bisa? Terus gimana nasib tunangan lo?" "Biasa aja. Tunangan gue juga punya pacar sendiri, kok." "Hah?!" "Gue dijodohin, Bri. Tunangan gue adeknya Pak Althaf." Muka Brian serasa dilempari tim

