Dua Mata Pedang.

1111 Words

Di detik bibir mereka hampir bertabrakan, Lana menoleh. Tubuhnya beringsut untuk berkelit di situasi intim itu. "Maaf, Rel." Ada jeda panjang yang membentang di antara mereka. Darrel memandang calon istrinya dengan kernyitan halus. Dadanya mencelos macam dihantam batu. Sentuhan lelaki itu mengendur. Menjauh sedikit demi sedikit sebelum utuh terlepas. Mereka masih seranjang. Tetapi ada beton besar yang menyekat tubuh keduanya. Garis wajah Darrel melunak, hasratnya menguap. "Sorry, gue terlalu maksa, ya?" ia mencoba terkekeh. "Gue tidur di sofa aja habis ini." "No, no. Lo aja yang di kasur. Lagian gue belum ngantuk, kok." Lana menukas pelan. Tubuhnya pun menjauh ke jendela. Ia rogoh sekotak rokok mint, memantiknya, membuka jendela, lalu mengisap perlahan. Sorotnya terlempar jauh k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD