Selama di perjalanan tadi kata-kata ibu mengganggu hatiku. Aku tidak mencintai Mika dan sangat sulit untuk melepaskan anggapan bahwa dia seperti adikku. Namun, entah mengapa usul ibu terasa sedikit benar dalam pikiranku. Mika memang seorang gadis yang baik dan memiliki kelebihan dalam beberapa hal. Pak Wahab juga telah memberikanku sebuah pemikiran positif tentang hidupku. Sekarang hatiku goyah. Aku tidak tahu apa yang sebaiknya harus kulakukan. Aku tidak tahu bagaimana harus bersikap kepada Mika. Terlalu bingung. Rasanya sudah tidak ada gunanya lagi bersikap seperti tidak terjadi apa-apa saat bertemu muka dengan Mika dengan hanya mengatakan ’Halo’ atau ’Apa kabar, Mika?’ dan basa basi lainnya. Tidak mungkin juga bagiku untuk terus bersembunyi dari gadis yang rumahnya hanya berselang b

