1. Satu

1073 Words
Malam ini, seperti malam sebelumnya … Nastya baru saja selesai membaca buku dongeng yang didapatkan dari sang Ayah. Anak berusia tujuh tahun itu sangat suka cerita fable, dan juga beberapa cerita anak pada umumnya. Beberapa kali Nastya ingin memelihara seekor binatang di rumah, akan tetapi … sang ibu yang memiliki riwayat alergi terhadap bulu, tidak mengizinkan Nastya. Setelah selesai dengan dongeng terbaru tentang seekor serigala yang disihir menjadi seekor anjiing Alaskan Malamute, Nastya membayangkan jika memiliki anjiing itu di dalam rumah. Wajahnya tersenyum saat nampak di dalam pikirannya, seekor anjiing kecil dengan bulu berwarna putih bermain bersama. “Namamu adalah Kashgar … dan aku akan merawat juga memelihara dirimu dengan baik,” ujar Nastya. “Guk … guk.” Dalam bayangan Nastya, ia tengah berlari di sebuah tanah lapang yang penuh dengan salju. Beberapa kali, Nastya melempar ranting kayu untuk bermain lempar tangkap. “Kashgar, aku akan selalu menjaga dan merawatmu.” Nastya memeluk anjiing itu dengan penuh kasih sayang. Sampai akhirnya lamunan itu selesai karena sang ibu masuk ke dalam kamar. “Sayang, sudah waktunya kau tidur,” ujar Monic, ibu Nastya. “Baik, Mama.” Dalam tidurnya, Nastya bermimpi bertemu dengan Kashgar. Hanya saja, Kashgar yang ia temui, berubah wujud menjadi manusia. Tubuh kekar, dan tampan yang dimiliki remaja itu, membuat Nastya terpesona hingga tidak bisa berkata. “K-kau … Kashgar?” tanya Nastya dengan tubuh bergetar. “Kita akan segera bertemu, aku hanya ingin kau selalu mengingat wajah ini, Nastya.” Kalimat yang di ucapkan pria itu tidak bisa ia ingat saat terbangun dari tidurnya. Nastya membenci ingatannya karena tidak bisa mengenali lagi wajah Kashgar. Sampai akhirnya … Dering jam weker membuat Nastya terbangun. Wanita berusia 25 tahun itu, kini tengah bersiap untuk pergi ke tempat kerjanya. Ya … Nastya Maslani adalah seorang dokter hewan yang bekerja di klinik hewan milik kekasihnya sendiri, yaitu Sam. Nastya menjadi seorang dokter hewan karena bantuan dari sang ayah dan juga temannya, Helga. Nastya kini tinggal seorang diri di rumah milik mendiang orang tuanya. Ya … ke dua orang tua Nastya telah tiada semenjak dua tahun silam. Sehingga Nastya harus berjuang seorang diri di rumah itu. Nastya sudah mengenakan kemeja dan celana panjang yang serasi. Ia membuat sandwich untuk makan pagi ini. Setelah selesai dengan kegiatannya, Nastya mulai melangkah ke luar dari rumah. Nastya hanya berjalan kaki untuk sampai di klinik tempatnya bekerja. Saat sampai di depan klinik, Nastya sudah disambut oleh Helga, temannya. Nastya dan Helga adalah dokter hewan yang selalu bertugas di klinik itu, dan mereka juga memiliki seorang asisten yang bernama Alanis. “Nastya … hari ini ada orang yang meninggalkan kucing manis ini di depan klinik. Dari rekaman kamera, sepertinya ia seorang anak kecil yang tidak tahu harus berbuat apa?” jelas Alanis. “Baiklah, aku akan mencoba memeriksa kondisinya.” Nastya berjalan masuk ke dalam ruang perawatan, dan mulai memeriksa kondisi kucing dengan bulu berwarna cokelat. Hanya membutuhkan beberapa menit saja, Nastya bisa menemukan luka dan juga penyakit yang diderita kucing itu. “Alanis, letakkan kucing ini di sana, terpisah dari kucing lainnya. Ia terkena scabies, aku tidak ingin penyakit itu menular ke kucing milik Sam,” ujar Nastya. “Baiklah.” Setelah memeriksa kucing itu, seperti biasa … Nastya akan melihat perkembangan hewan yang ada di klinik hewan itu. Beberapa laporan yang masuk ia kerjakan dengan segera, seperti obat yang dibutuhkan di klinik. “Helga, bantu aku untuk memeriksa kucing ini. sepertinya ia sudah tidak terlalu sakit seperti sebelumnya.” Nastya mengajak Helga untuk memeriksa seekor kucing yang ada di ruang inap. Terlihat seekor kucing dengan bulu yang lebat, dan berbadan cukup besar sedang menatap Nastya dengan tajam. Kucing itu adalah dari ras kucing hutan yang biasa di sebut Norwegian. Kucing yang mengalami masalah pada pencernaannya itu terlihat jauh lebih baik daripada sebelumnya. “Siapa pemilik kucing ini?” tanya Nastya. “Pemilik Noe bernama Roman,” jawab Helga. “Sepertinya ia sudah pulih, dan siap untuk dijemput sore ini,” jelas Nastya. “Baiklah, aku akan menyuruh Alanis untuk mengatakannya pada pemilik Noe,” ujar Helga. Setelah itu, Nastya kembali ke ruangannya dan melihat beberapa daftar obat yang dibutuhkan. Beberapa obat ia buat sendiri untuk mengobati hewan di sana. Tidak hanya obat-obatan untuk hewan di sana, Nastya juga membuat vitamin yang bisa menjaga kondisi tubuh hewan agar selalu dalam keadaan prima. Ceklek “Sayang … kau sedang sibuk?” tanya Sam yang masuk ke dalam ruang kerja Nastya. “Sam, apa urusanmu di rumah sakit telah selesai?” tanya Nastya. “Ya, aku kemari karena merindukan kekasihku,” ujar Sam yang kini berdiri di belakang tempat duduk Nastya. Nastya yang mengerti dengan keinginan Sam, bergerak merapikan meja kerjanya. Beberapa lembar kertas ia jadikan satu dalam map merah, lalu beberapa laporan yang masuk di e-mail sudah ia unduh dan masuk dalam daftar. “Sam, apa kau ingin makan di luar? Atau kau ingin aku memasak siang ini?” tanya Nastya. “Hmm, bagaimana jika kita makan di luar? Kita sudah lama tidak pergi bersama,” ujar Sam. “Ya, itu karena kau selalu sibuk dengan pekerjaan.” “Hahaha, maafkan aku. Karena ikatan dokter yang ada di kota ini tidak terlalu banyak, jadi kami harus membagi pekerjaan.” “Kenapa kau tidak mengizinkan aku masuk ke dalam sana?” tanya Nastya. “Hmm, tidak. Kau cukup sibuk di klinik ini saja! Aku tidak ingin membuatmu semakin sibuk dengan urusan dinas dari wilayah kota.” Mencoba mencerna apa yang kekasihnya katakan, Nastya akhirnya mengangguk mengerti. Mereka pun berjalan bersama untuk ke luar dari ruang kerja itu. Berjalan menuju ke mobil milik Sam yang ada di halaman depan klinik. Mobil bercat putih dengan merek ternama Lamborghini itu terlihat sangat mewah. “Kau baru saja mencuci mobil ini?” tanya Nastya. “Ya, kenapa?” “Kau sangat jarang mencucinya, jadi akan langsung terlihat saat kau melakukannya, Sam.” “Jangan membuka aib di sini, Sayang. Aku tidak ingin Helga atau Alanis mendengar ucapanmu itu,” ujar Sam dengan mencubit pipi Nastya. “Auw … apa kau tidak bisa sedikit manis padaku?” protes Nastya. “Kau terlihat manis saat marah seperti ini, aku mencintaimu, Sayang.” “Sam, kapan kau akan menikahi aku?” tanya Nastya dengan tiba-tiba. “Hmm, sudah aku katakan untuk tidak bertanya mengenai pernikahan. Kau tahu … aku harus mengurus beberapa hal sebelum mengambil keputusan besar itu,” ujar Sam. Kecewa mendengar jawaban dari kekasihnya, Nastya kini hanya terdiam dan mengikuti langkah mobil itu membawanya pergi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD