Part 8 ( Lupain )

1897 Words
************* Setelah selesai rapat, Sabrina segera menuju kamarnya. Sungguh, dia ingin sekali menghilang begitu saja dari ruang rapat saat melihat ke arah Jeri. Ternyata dia hampir melakukan hal itu pada adik sepupu mantan pertunangannya. Saat dirinya dan nando bertunangan, jeri tidak hadir di acara pertunangan mereka. Jeri juga tidak pernah datang ke perusahaan tersebut sehingga wajar jika dia tidak mengetahuinya. "Aaaaa... aku malu sekali, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku gak berani bertemu dengannya, tapi bagaimana caranya? Dia bosku sekarang," rengeknya sambil membenamkan wajahnya di tangan di atas meja kerja, lalu dengan lelah melanjutkan bekerja. Berbeda dengan Sabrina, di dalam ruangan Jeri malah tersenyum-senyum sendiri sambil membayangkan betapa manisnya wajah wanita yang ditolongnya kemarin. Namun tadi di ruang rapat, jeri merasa Sabrina menghindarinya. Setelah selesai rapat ,jeri akan menyapa sabrina namun perempuan itu malah pergi dengan cepat kemuar dari ruangan meeting itu . "Apa dia marah? Tapi kenapa? bukankah dia yang memintaku membantunya?" Jeri merasa bingung. Saat dia sedang sibuk melamun, telepon di depannya berdering. Jeri segera mengangkatnya dan segera kembali menelpon. Lalu dia melihat banyak berkas yang harus dia periksa tertata rapi di atas mejanya. Sambil mendesah pasrah, mau atau tidak, dia harus melakukan pekerjaannya. ,,,,,,,,, Waktu makan siang telah tiba, rencana sabrina dan rena adalah makan siang bersama di restoran baru dekat kantor. Namun rencana tersebut gagal karena pacar rena mengajaknya makan siang bersama keluarganya. Sabrina juga diundang, namun ia memperkenalkan dirinya sendiri dan memilih untuk tidak berpartisipasi. “Emang gapapa sayang ?” Rena bertanya dengan ekspresi bersalah dan memegang tangan sabrina. "Iya brin, ikut saja. Ini hanya acara lunch biasa, hanya orang tuaku dan rena saja. Jadi santai saja," ucap kekasih rena yang bernama lukantara atau kerap disapa lukan itu. "Nggak ,udah sana pergi . Kalian nanti telat, kasian om sama tante sudah menunggu kalian. Lagi pula, aku juga sudah ada janji dengan riris tadi,so you guys don't worry ." balas sabrina "Ya udah ,kalau gitu kita pergi dulu .Bye sayang " pamit rena ,lalu dia dan sabrina berpelukan sebentar .Kemudian rena dan lukan pun pergi masuk kedalam mobilnya . "Bye..." ujar sabrina sambil melambaikan tangannya ke arah mobil para sahabatnya itu yang mulai melaju meninggalkannya . Dan setelah mobil itu tak terlihat lagi ,sabrinapun menghela nafasnya pelan lalu pergi dari sana.Namun saat dia akan pergi ke kantin ,sontak dia membalikan badannya lagi . Ternyata di persimpangan depannya ada jeri yang berjalan ke arahnya,lalu entah kenapa badannya refleks berbalik membelakangi pria itu agar tak melihatnya.Padahal sedari tadi dia melihatnya saat masih dengan rena dan lukan. Sabrina sudah akan kabur ,namun ... "Sabrina ..." panggil jeri dengan kencang ,hingga beberapa orang di sana melihat ke arahnya . "Aduh...ngapain manggil sih ,ah elahh.." gerutu sabrina sambil memejamkan matanya .Kemudian dengan enggan sabrinapun membalikan badannya lagi sengingga kini dia berhadapan dengan jeri . "Eh ,pak jeri .Iya pak ada apa ?" sapa sabrina sambil tersenyum ramah . Saat dia mengetahui kalau jeri adalah bosnya ,sikap sabrina menjadi lebih formal pada jeri .Dan entah kenapa jeri malah tidak suka dengan sikapnya itu . " Sabrina ,kenapa kamu lari saat melihatku ? kamu sengaja ya menghidariku ?" tanya jeri kebingungan . "Eh ,itu ...emh...nggak kok, mungkin itu hanya perasaan pak jeri saja ." Kilah sabrina sambil tersenyum canggung. "Apa iya ? Terus kenapa kamu masih manggil saya pak ,kan sudah di bilangin jangan panggil saya pak ." ujar jeri "Terus saya panggil apa ,kan gak mungkin dong cuman panggil nama doang . Kamu sekarang adalah atasanku ,gak sopan kalau cuman panggil nama " balas sabrina . Jeri terdiam sebentar . "Ya udah ,kalau gitu kamu panggil paknya kalau di depan karyawan yang lain aja dan saat jam kerja ,tapi kalau berdua doang kayak gini cukup panggil nama aku aja ." ujar jeri. Sabrina cengo mendengar itu , aneh bi ajaib memang bos barunya ini .Ya sudah lah dia nurut aja ,dari pada di pecat kan ,berabe nantinya . " Baiklah .Ya sudah kalau begitu aku permisi dulu ya ." balas sabrina ,lalu dia kembali akan pergi namun jeri juga kembali menahannya dan kini dia dengan berani meraih tangan sabrina ,mencegahnya untuk tidak kabur. "Tunggu . Kamu mau kemana ?" ujar jeri . "Mau ke kantin makan siang " balas sabrina "Jangan ke sana ,di sana sangat penuh .Sebaiknya kamu ikut aku ,kita makan siang bersama di restoran baru di depan kantin saja ." ujar jeri ,lalu tanpa menunggu jawaban sabrina ,dia dengan entengnya menarik sabrina menuju ke luar area perudahaan. "Eh eh ...jeri gak usah. Gapapa kok aku makan di kantin aja " tolak sabrina . Namun jeri tetap menghiraukannya ,dia terus saja menarik tangan sabrina hingga sampai ke dalam restoran itu dan menyuruh sabrina untuk duduk .Tak lama seorang waitress datang menghampiri mereka dan memberikan buku menunya,lalu jeri menyebutkan pesanannya . Dan dengan terpaksa sabrinapun juga menyebutkan pesanannya . " Jadi ,kenapa kamu menghindariku ?" tanya jeri sambil menyandarkan punggungnya juga melipat kedua tangannya di d**a lalu dia menatap sabrina dengan tatapan yang sulit di artikan. Merasa terintimidasi ,sabrinapun memilih menundukan wajahnya.Dan juga sebenarnya dia salah tingkah ,karena jujur sekarang jeri terlihat sangat tampan dengan penampilannya sekarang . Awalnya sabrina pikir dia itu masih seorang mahasiswa , Wajahnya terlihat sangat muda ,Apalagi saat dia memakai pakaian casual.Tapi ternyata saat memakai setelan jas seperti ini dia terlihat seperti pria dewasa. Memang ya ,penampilan dan cara berpakaian seberpengaruh itu untuk look seseorang . "Neggak kok ,mungkin cuman perasaan kamu aja " jawab sabrina . " Bohong ,orang jelas jelas kok kamu menghindari aku ." ujar jeri sambil menatap sabrina intens ,dan itu sukses membuat sabrina salting . " Aku tau aku ganteng ,gak usah salting gitu di tatap orang ganteng ." ujar jeri sambil tersenyum ,apa lagi melihat respon sabrina barusan yang langsung menatapnya sambil gelagapan dan wajahnya memerah . "A-apa ,aku nggak .Siapa yang salting coba ? " elak sabrina sambil berusaha biasa aja dan menatap ke arah jeri . Jeri tertawa melihatnya. "Jangan ketawa ,perasaan gak ada yang lucu deh " sewot sabrina "Ada kok " balas jeri . Tak lama pesanan mereka datang juga ,waitress itupun menyajikan makanannya di meja . "Apanya yang lucu ? " tanyanya lagi sambil menatap nyalang pria di depannya ini . "Kamu ..." jawab cepat jeri . Seketika sabrina memalingkan wajahnya sambi meminum minuman yang di pesannya .Jeri kembali tertawa , dan sabrinapun kembali cemberut . "Ih ,ngetawain mulu sih .Berenti gak ! kalau gak berenti mendingan pergi aja lah " marah sabrina sambil akan berdiri ,namun segera di cegah oleh jeri . "Oke oke maaf ,ayok duduk lagi terus makan ." bujuk jeri sambil menghentikan tawanya . Lalu dengan cemberut sabrinapun kembali duduk ,lalu akhirnya mereka berdua lanjut makan siang. " Kemarin malam _....." ujar sabrina memggantung ,sumpah dia malu sebenarnya membahas semalam . Tapi dia juga harus menanyakan kebenarannya agar dia bisa antisipasi . "Kenapa ?" tanya jeri . "Semalam kamu keluarnya di dalam apa di luar ?" tanya sabrina sambil menunduk ,karena dia sungguh sangat malu bicara hal itu . Sontak saja jeri juga ikutan salting ,wajah dan telingannya memerah. "Maaf ,aku akan bertang_...." belum sempat jeri menyelesaikan perkataannya ,sabrina dengan segera memotongnya . "Tidak apa .Aku menanyakan hal itu bukan untuk meminta pertanggung jawaban kamu kok ,dan aku juga minta kamu untuk lupain kejadian itu .Aku mohon kamu bersikap biasa aja . Aku sadar itu adalah kesalahanku " ujar sabrina . Mendengar itu tentu saja jeri kesal ,dia mengepalkan kedua tangannya di atas meja . "Apa katanya , Lupain ? Dengan gampangnya dia bilang lupain ?" batin jeri . "Baiklah kalau itu mau kamu .Tapi aku baru ingat ,kalau aku mengeluarkannya di dalam ." balas jeri . Sontak saja sabrina terbelalak ,dia membulatkan matanya dan menatap jeri sambil terbengong . "Syukurlah kalau aku tak perlu bertanggung jawab ,lagian aku masih harus menyelesaikan kuliahku .Jadi aku bisa fokus mengejar pendidikan dan karirku ." lanjutnya . Sabrina memilih diam saja , dia tak tau harus mengatakan apa .Hatinya agak sakit tapi bukankah ini yang dia mau ?... Kemudian mereka menghabiskan makanannya. Sebelum kembali ke kantor ,sabrina ijin ke toilet dulu dan setelah dia akan kembali tiba tiba nando memanggil dan menghampirinya . Sabrina sudah akan kabur ,namun nando dengan cepat menahan tangannya . "Aku menunggumu di kantor dari tadi ,kenapa kamu pergi gak menemuiku ? bukankah tadi sudah aku bilang kalau saat jam makan siang aku ingin bicara sama kamu " ujar nando agak emosi . "Lepasin ! gue gak mau ngebicarain apapun lagi sama lo " ujar sabrina . "Aku mohon sabrina ,dengerin aku dulu. Aku masih mencintai kamu , aku di kebak oleh dila dan aku sudah menceraikan dia . Jadi ayok balikan ,aku janji aku gak akan mengulanginya lagi dan akan sabar sampai kita nikah nanti " bujuknya . "Hahaha....lelucon macam apa itu ? lo bilang masih cinta tapi tidur sama cewek lain .Udah koslet emang otak lo " ujar sabrina . "Ya itu juga karena kamu . Kamu gak pernah mau aku sentuh ,kita sudah dewasa brina dan juga melakukan sebelum menikah jaman sekarang sudah hal wajar .Lagi pula apa bedanya sekarang dan nanti ,toh kita akan menikah ,kita akan menjadi suami istri . Aku pria normal yang punya kebutuhan fisik ,tak melulu soal pacaran yang bersih ." balas nando . "Ohh...jadi lo kekeh kalau ini salah gue .Ya udah ,lo butuh s*x kan ? ya udah sana ,gue kan udah ikhlasin lo sama dila yang bisa beri kebutuhan fisik lo .Terus ngapain masih gangguin gue ?" ujar sabrina sambil tersenyum mengejek . "Nggak ,aku gak akan lepasin kamu . Kamu harus ikut sama aku ." balas nando sambil menarik tangan sabtina agar mengikutinya . "Enggak mau ,lepasin aku . Aku gak mau ikut kamu .Tolong ..." pekik sabrina sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan nando . Pria itu tak menghiraukan,dia tetap saja menarik sabrina untuk ikut dengannya.Sabrina yang memakai heels tentu saja kesusahan dan akhirnya dia keseleo. "Akhh....sakit nando ." erang sabrina ,dia meringis kesakitan sambil berkalan pincang. Namun nando masih terus saja berjalan . "Lepaskan dia " ujar seseorang dengan dingin dan penuh intimidasi . Songak saja nando menghentikan langkahnya dan berbalik melihat siapa yang berani menghentikannya . "Jeri ..jer tolongin aku ." Mohon sabtina sambil memasang wajah memelas ke arah jeri . "Jeri ,kamu jangan ikut campur. Ini urusanku dan tunanganku ." ujar nando . Jeri terbelalak kaget . "Tunangan ? " batinnya "Nggak ,aku sama dia udah gak ada hubungan apapun lagi .Lo kan udah nikahin pacar lo kemarin,jadi lepasin gue ." sanggah sabrina sambil berusaha lepas dari nando. "Aku gak akan lepasin kamu ,kamu ngerti gak sih sayang ? aku masih cinta sama kamu ." Sahut nando. Lalu sabrina berusaha lebih keras lagi agar tangannya lepas ,dan untungnya usahanya itu berhasil .Dia dengan segera lari dan menubrukan badannya ke arah jeri .Dia memeluk pria itu dengan erat ,dan jeripun repleks membalas pelukannya . "Jeri ,bawa aku pergi .Aku gak mau bicara sama dia ." ujar sabrina lirih. "Ya sudah ayok ." balas jeri ,lalu dia membawa sabrina . "Nggak sabrina ,tunggu .Jangan pergi aku mau bicara ...." ujar nando "Sabrina...." panggilnya lagi . Namun sabrina dan jeri tak menghiraukannya ,mereka terus saja berjalan pergi ke luar dari restoran itu . "Akh..sial .Mereka berdua ada hubungan apa sih ? kenapa jeri selalu sama sabrina ? Dan juga sejak kapan mereka dekat ?Tapi aku gak perduli ,pokoknya sabrina hanya milikku dan dia pasti akan aku dapatkan lagi ." gumam nando . Bersambung........
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD