Kami sampai di Lembang, Bandung. Aku bersyukur, sesuai harapanku, biaya inap lebih murah dan kali ini kamar kami punya dua tempat tidur ukuran singel. Jangan sampai terulang Raihan memamerkan ototnya atau coba tebar pesona dengan berenang. Dia seperti laki-laki tanpa harga diri dan urat malu. Belum lagi caranya yang frontal terhadap Kenzi. Mungkin itu bentuk kecemburuan? Kalau iya harusnya aku senang, tapi yang kurasa hanya perasaan malu luar biasa. Malam ini aku berencana makan diluar saja, daripada restoran hotel. Aku mulai berganti pakaian setelah isya, sedikit lebih santai bergerak sambil menunggu Raihan selesai sholat. Ada yang berubah dari dirinya akhir-akhir ini. Kalimat : aku sabar dan sholatnya yang lebih sering. Subuhnya yang juga tepat waktu. "Makan malam?" Senyumku lepas be

