Percakapan kami belum selesai. Banyak hal dari dirinya yang belum kuketahui. "Apa kamu pernah membunuh?" Raihan tersenyum pahit. "Kuharap dia tidak mati, setidaknya bukan olehku. Aku biasanya bagian negosiasi, jadi, yah, seharusnya tak perlu mengotori tangan, bukan? Tak banyak yang secepat aku memahami bahasa asing. Mungkin kelebihanku lainnya, selain tampan. " Aku merinding. Dia dan dunia itu benar-benar seperti jodoh. "Aku adalah kelemahanmu?" Raihan mengusap kepalaku dengan senyum menenangkan. "Jangan khawatir. Aku bukan berada dipihak yang jahat. Dalam dunia itu pertaruhannya selalu nyawa. Selamat berarti hutang budi. Jadi, lebih banyak kawan daripada lawan, seharusnya. Mr. Reyhan mungkin akan turun tangan kalau sesuatu juga terjadi padamu. Farhan juga." Mendengar nama itu kembali

