22 🦋

1032 Words

Mutia masih lemas di ranjang sementara kurir itu mengejar Anin sebentar. Kemudian lelaki telanjang itu kembali. Tubuhnya memang tak sebagus Hadid, tapi saat ini boleh juga daripada tak ada pelampiasan sama sekali. "Dia pergi! Gimana ini?" "Tenang," kata Mutia santai saja. "Anin gak punya ponsel, dia gak bakal bisa laporin kita ke Hadid. Sini lagi, terusin manja-manjanya." Kurir itu berkernyit tak yakin, "Dia gak punya ponsel? Jaman sekarang?" "Udahlah. Santai aja. Hadid besok baru pulang. Aku yakin Anin juga gak bakal segera pulang. Dia mungkin nyusul suaminya yang entah di mana." "Kalo dia ngadu, gimana?" "Itu urusan aku." Kurir itu akhirnya memilih melanjutkan permainan mereka, lebih bebas lagi menikmati keseruan yang ada. Sementara itu, Hadid dengan kepala mendidih pulang lebih

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD