Jika benar Hadid yang memuaskan Mutia baru saja. Anin memang lebih baik mundur dan mendoakannya dari jauh tanpa harus berharap kebaikan apa pun lagi dari suaminya itu. Anin masih mencintai Hadid, dengan rasa yang sama merindukan Hadid Asaidi yang dulu. Tetapi, Anin tak akan mau punya madu seperti Mutia, apalagi harus mengurus anak mereka. Tidak, Anin tidak akan sanggup begitu, peluang Hadid-nya kembali juga semakin menipis jika didekat Mutia. Anin sudah menasehati Mutia. Sudah lepas kewajibannya sebagai sesama muslim. Berbalik Anin ke dapurnya yang kotor lalu melampiaskan kesalnya dengan membersihkan itu saja. Anin sangat kecewa atas hasil sabar kepada suaminya. "Kamu ada uang tunai? Aku mau pinjam,” sapa Mutia lagi. Tanpa berbalik Anin menjawab, "Berapa?" "Sekitar dua ratusan ribu."

