Pria b******k

746 Words
Suasana di mansion Math hanya ramai di saat pagi, karna pelayan sibuk untuk membersihkan rumah, masak dan menatap kebun yang selalu tampak rapi dan bergaya. Sarah duduk di meja makan sambil melihat ke arah Math yang sibuk dengan ponsel nya. "Kenapa, apa masih sakit?" tanya Math dengan penasaran melihat Sarah tidak bernafsu makan. Sarah mengangguk pelan mengingat kejadian tadi malam, di mana akhirnya pria kasar itu mengambil seluruh kehidupan nya. "Lain kali menurut lah, agar tidak sakit." Ucap Math membuat Wajah Sarah berubah dan menatap nya dengan tajam. "Tidak!! Aku tidak ingin melakukan itu lagi!" Jawaban Sarah dengan kesalahan dan takut. "Mulai sekarang aku akan meninggalkan semua gadis ku dan membuat mu menggantikan posisi mereka." Math memotong makanan nya tanpa melihat ke arah Sarah. "Aku bukan p*****r yang bisa kau tiduri sesuka hati mu Math!" jawab Sarah dengan suara melengking. "Harusnya kau bersyukur karna aku mau menikah dengan gadis seperti mu." Jawab Math dengan suara parau. "Kau sangat kejam Math, aku..." "Duduk dan makan lah Sarah, kau harus mengisi tenaga mu untuk nanti malam." Seringai Math membuat Sarah diam dan takut. "Apa maksud mu?" tanya Sarah penasaran dengan perkataan Math. "Mulai sekarang kau harus melayani ku setiap malam Sarah." Jawab Math sambil berdiri ke arah Sarah dan mendekati nya. "Tidak!! Aku tidak mau." Sarah menolak apa yang diminta oleh Math dari dirinya walaupun pria itu sudah mengambil hak dari dalam dirinya. "Kau harus mau dan menurut atau rasanya akan semakin sakit Sarah." Math menjawab dengan suara yang sedikit parau dan menatap ke arah tubuh Sarah dengan intim. Sarah bangkit dari tempat makan nya untuk masuk ke kamar. Namun Math menahan nya dengan kuat, ia mendekatkan Sarah di dadanya lalu menarik dagu Sarah dengan lembut. Cup... Math menciumi bibir Sarah dengan lembut membuat gadis itu terdiam menerima kelembutan pertama kali dari Math. "Aku akan melakukan nya dengan lembut kalau kau menuruti ku." Math kembali tersenyum dan memandang Sarah dengan berbeda, pandangan Math saat dulu bukan pandangan Math saat beneran hari kemarin. Pandangan Math yang tulus, lembut dan hangat terpancar dari mata pria itu. Sarah mendorong Math dengan cepat, ia berlari ke kamar nya sambil menenangkan jantung nya yang mulai berdetak kencang. "Sadarlah Sarah.. Dia tidak mencintaimu." Sarah mengulang itu berkali-kali untuk melegakan perasaan nya untuk Math yang masih sangat besar. Ia menoleh ke bawah saat melihat mobil Math beranjak dari halaman mansion Math yang besar. *** "Selamat siang pak, seseorang ingin menemui anda." Ucap Nana sekretaris Math yang sudah bekerja untuk nya lebih dari 6 tahun. "Siapa?" tanya Math dengan santai. "Seorang wanita, katanya..." "Math, aku mencari mu, ke mana saja kau?" Nayla menerobos masuk dengan tidak sabar ke dalam kantor Math. "Pergilah Nana." Nana langsung mengangguk dan keluar dari kantor Math. "Aku sangat sibuk Nayla, kemari lah." Math memanggil gadis yang tidur dengan nya saat malam pernikahan nya dengan Sarah itu tersenyum ke arah nya. "Aku merindukanmu." Nayla duduk di pangkuan Math sambil melingkarkan tangan nya di leher Math dan mencium nya sesekali. "Kenapa kau kemari, kau bisa menelpon ku." Math yang notabene nya hobby menggoda wanita tampak santai dan tidak ragu melihat gadis murahan yang duduk di dekat nya. "Aku menelpon mu tapi kau tidak mengangkat nya." Jawab Nayla dengan wajah ketus. "Aku harus bicara padamu." Bisik Math dengan suara khas nya. "Ada apa?" tanya Nayla penasaran. "Kita lebih baik tidak bertemu lagi setelah ini, aku rasa aku sudah puas dengan mu." Ucap Math tersenyum miring. "Apa?? Puas? Apa karna sekarang karna Sarah?" tanya Nayla menggeram. "Ya... kau sangat mengerti Nayla." Jawab Math dengan santai. "Kau tidak mencintainya kan Math?" tanya Nayla kembali. "Aku sudah bilang pada mu kan? Aku mencoba untuk mencicipinya dan rasanya sangat luar biasa dibanding milik mu." Math mengejek Nayla yang sudah dikangkangi entah berapa banyak pria selain dirinya. "Tidak! Aku tidak akan melepas mu Math." Nayla tampak tidak rela karna pria yang berhasil mencuri perhatian nya itu sekarang ingin meninggalkan nya. "Nayla, aku sudah bilang kan? Aku tidak menyukai cinta. Yang aku fikirkan hanya lah seks." Math mengingatkan perkataan nya pada Nayla saat mereka pertama kali bercinta. "Tidak.. Tapi aku jatuh cinta pada mu Math." Jawab Nayla tidak ingin kalah. "Aku tidak mencintai siapapun Nayla, termasuk kau!" Math bangkit dan mendekati Nayla yang memasang wajah tidak suka. "Pergilah. Atau aku akan membuat mu malu." Bisik Math membuat Nayla menatap nya tajam. "Kau sangat b******k Math! Aku akan membuat hidup mu hancur bersama Sarah!" Nayla memukul d**a Math dengan kuat lalu memilih pergi dengan air mata yang ia tahan sejak tadi
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD