BAB 16: KEKASIH ROSE

1405 Words
“Apakah kau sudah jatuh cinta padaku hingga tidak mau jauh dariku?” tanya Justin dengan nada menggoda. Dia penasaran mengapa Rose masih berada di ruang perawatannya? Sekarang sudah siang dan wanita itu hanya duduk di sofa sambil bermain ponsel. “Janga ke ge-er-an. Darius mengancamku agar merawatmu sampai sembuh” jawab Rose ketus. “Oh. Dia memang sangat pengertian” kata Justin sambil tertawa, namun dia langsung meringis saat lukanya sakit karena dia tertawa. Sekarang dia tahu mengapa wanita itu tidur disini semalam dan dia bersyukur akan hal itu. Karena sulit baginya melawan Volter saat kondisinya masih lemah akibat obat bius pasca operasi. Rose hanya melirik Justin sebentar lalu kembali melihat ponselnya lagi. Dia sedang mencari berita mengenai kasus di tol semalam, tapi sepertinya sudah tidak ada berita apapun selain iklan Volle Entertainment yang sedang promosi besar besaran untuk film terbarunya. Dia meringis membayangkan besarnya kesulitan yang dia berikan pada keluarga Morin, dia nanti akan berterima kasih dan meminta maaf secara pribadi. Tok tok Darius dan Morin masuk membuka pintu itu, mereka langsung menghampiri Justin. Tadi pagi suster sudah menginformasikan pada mereka kalau Justin sudah sadar. “Hallo Diego. Syukurlah kau sudah sadar. Aku senang melihat kondisimu yang sepertinya sudah jauh lebih baik” kata Morin sambil tersenyum manis. “Kau tidak ingin memberiku pelukan untuk menyemangatiku, bella” tanya Justin sambil tersenyum. “Oh tentu saja. Aku sangat khawatir sejak semalam” jawab Morin tulus seraya menunduk untuk memeluk Justin yang masih dalam posisi tidur. “Eehhhh!!! tung-” komplain Rose terhenti saat dia melihat Darius menarik Morin mundur. “Ini data yang ada di ponsel anak buah Leonardo Ricci. Dia bekerja sama dengan Fernando Laruzzo untuk menyingkirkanmu” kata Darius sambil melempar map dokumen ke meja di sebelah ranjang Justin. Perkataan Darius membuat ekspresi wajah Justin langsung berubah kembali seperti semalam, kembali menjadi malaikat kegelapan. “Akhirnya dia muncul kembali” kata Justin dengan senyum iblisnya. “Om. Diego baru sadar, jangan membahas masalah yang berat” komplain Morin sambil merangkul lengan omnya. Dia tidak nyaman dengan ekspresi mengerikan di wajah Diego. Kemarin malam saja dia sudah merasa tertekan dengan aura pria itu yang terasa mencekam walaupun wajahnya terlihat biasa saja. Semalam itu bisa dikatakan tidak ada apa apanya dibandingkan dengan aura dan ekspresi wajah pria itu sekarang. Darius menyadari kalau tubuh Morin gemetar. Dia melepaskan pegangan tangan Morin dan merangkul gadis itu untuk memberikan perlindungan. “Diego” panggil Darius dengan nada memperingati. Panggilan itu menyadarkan Justin dan ekspresi wajahnya kembali biasa, begitu juga dengan aura membunuh yang tiba tiba menghilang. “Maaf. sepertinya aku melamun” kata Justin dengan senyum mempesonanya. Justin menyembunyikan kemarahannya dulu. Nanti ada waktunya dia bisa melampiaskan kemarahannya pada Fernando Laruzzo dan Leonardo Ricci. “Bagaimana rasanya ditembak?” tanya Morin. Bukannya dia berniat menanyakan itu. Tapi barusan otaknya kosong karena ketakutan. Jadi untuk mencairkan suasana, dia mencari bahasan yang terlihat saja. “Mungkin rasanya seperti saat kena bor listrik” jawab Justin sambil berpikir. Dia tidak pernah memikirkan betapa sakitnya saat tertembak. Biasa yang dia pikirkan saat itu adalah bagaimana supaya tidak mati atau bagaimana menghabisi musuh secepatnya. “Apakah kalian sudah official?” tanya Justin penasaran. Tatapannya mengarah tangan Darius yang berada di bahu Morin. Dan seketika itu juga Darius melepaskan tangannya yang membuat Morin terdiam kaku di tempatnya. “Sepertinya belum” Justin meringis menjawab pertanyaannya sendiri saat melihat reaksi pasangan di depannya. Sepertinya dia membuat Morin bersedih, gadis itu tidak menyembunyikan ekspresi terluka di wajahnya. Setelahnya Darius berbincang dengan Justin dan Morin menghampiri Rose untuk menanyakan kabar temannya itu. Tidak lama pintu diketuk dan Dex masuk bersama Garry Kean. “Siang bos. Saya mau memberikan informasi kalau Leonardo Ricci baru saja mengumumkan kematian anda dan dia sekarang menggantikan anda untuk memimpin organisasi. Kami siap menerima perintah dari anda” kata Dex. “Biarkan dia bersenang senang dulu sebentar. Lebih baik kalian liburan dulu disini. Jangan lupa ganti pakaian kalian agar mirip dengan turis” jawab Justin santai. sekarang dia harus memulihkan diri dulu sambil membuat rencana. “Tapi bos” jawab Dex tidak puas dengan jawaban Justin, namun dia terdiam begitu melihat tatapan bosnya. “Kalian dibebastugaskan untuk dua minggu ini. Jangan membuat masalah di negara orang” perintah Justin. “Baik bos” jawab Dex. namun dia masih menatap pada Justin. “Ada apa lagi?” tanya Justin. “Itu bos. Kemarin comare mengatakan kalau kami tidak boleh membunuh suaminya sampai anda sadar. Dan sekarang karena anda sudah sadar jadi” perkataan Dex dipotong oleh teriakan Rose. “Aku bilang jangan melakukan apapun hingga Justin sadar, bukan mengijinkanmu membunuh suamiku setelah dia sadar!” bentak Rose. Dia langsung berjalan mendekati Dex dan berniat memukul kepala bebal pria itu. “Mengapa harus membunuh suaminya?” tanya Diego penasaran. “Malam saat terjadi penembakan anda mengatakan ingin menikahi Comare. Cara paling cepat adalah dengan membunuh suaminya. Proses perceraian membutuhkan waktu berminggu minggu” jawab Dex. Rose terperangah lagi dan dia langsung memukul kepala pria itu, tidak peduli kalau pria itu jauh lebih tua darinya. “Sudah kubilang aku tidak akan menikah dengan Justin, mengapa kau bebal sekali!” bentak Rose lagi. Bisa cepat tua dia kalau disini terus dan mengurusi orang orang bebal macam ini. “Aku sudah harus kembali ke kantor. Kau akan menyukai apa yang kau baca nanti” kata Darius misterius sambil menunjuk map yang tadi dia lempar ke meja. Setelahnya dia dan Morin pamit. **** Senyum iblis kembali terukir di bibir Diego saat dia selesai membaca berkas yang diberikan Darius. Ternyata Rose adalah kekasih Fernando Laruzzo, b******n itu bahkan menduakan adiknya dengan Rose. Melihat dari Rose yang ingin membunuhnya untuk membalas dendam akan kematian kekasihnya, berarti wanita itu belum tahu kalau kekasihnya itu adalah mafia yang dia selundupkan ke intel untuk menjadi mata mata. Dia memang menyuruh Fernando mendekati petinggi di intel, tapi sepertinya pria itu benar benar jatuh cinta pada Rose, anak dari Kylie Baskara, pejabat senior intel. Dia dan Fernando tumbuh bersama yang membuatnya mengenal karakter Fernando, begitu juga pria itu mengenal karakternya dengan baik. Dia bahkan tidak akan mempercayai kalau pria itu bisa jatuh cinta pada Rose jika tidak membaca berkas ini. Pria itu dibesarkan ayahnya tanpa boleh memiliki perasaan dan hanya bergerak sesuai perintahnya, perintahnya adalah mutlak bagi pria itu. Tidak sekalipun pria itu pernah melawan ataupun keberatan pada perintahnya, itulah sebabnya dia percaya pada pria itu. Dia sebenarnya tidak menyetujui adiknya menikah dengan Fernando karena dia tahu kalau pria itu hanyalah salah satu mesin pembunuhnya, tapi adiknya sudah mencintai pria itu sejak lama dan terus memintanya untuk menikahkannya dengan Fernando agar dia bisa membuat pria itu mencintainya. Ironisnya, adiknya malah mati di tangan pria yang sangat dicintainya karena wanita lain! Begitu besar cinta Fernando pada Rose hingga pria itu rela mengkhianati dirinya dan adiknya. Hanya agar bisa menikah dengan Rose! Bahkan Fernando ingin membunuhnya agar bisa menjadikannya kambing hitam atas kematian Kylie Baskara. Bajingan itu sudah menyusun rencana yang hampir sempurna dengan menyuruh Rose menikah dengan temannya agar Rose tidak bisa menikah dengan orang lain selama b******n itu berusaha membunuh dirinya. Tapi b******n itu lupa dengan siapa dia berhadapan? Dengan kekuasaan dan otak jenius Darius Hartadi yang sekarang berada di pihaknya, dia pasti bisa menemukan b******n itu dan membuatnya membayar atas kematian adiknya! Selama ini Darius tidak pernah mau membantunya menemukan Fernando, karena pria itu tidak mau membantunya membunuh orang. Tapi karena sekarang b******n itu sudah berani mengusik Darius dengan mencoba membunuh Morin, maka Darius memberikan bantuan penuh padanya untuk menemukan b******n itu. Buktinya adalah berkas di tangannya ini beserta kekasih Fernando yang sekarang sedang duduk di sofa sambil cemberut. Diego melirik Rose yang sekarang sedang menonton berita di televisi. Apa yang membuat Fernando begitu tergila gila pada wanita itu sampai bisa menghancurkan doktrin yang sudah ditanamkan ayahnya? Bahkan adiknya lebih cantik daripada Rose. Kecantikan adiknya bisa disandingkan dengan Morin, dengan tubuh yang juga bisa membuat pria meneteskan liur. Dia akui Rose memiliki pesona sendiri dengan sikap dinginnya itu, kemarinan bahkan dia tertantang untuk mencairkan kebekuan di wajah wanita itu dan melihat wajah yang tersembunyi di balik topeng es itu. Dan apakah yang akan wanita itu lakukan jika tahu kekasih yang begitu dicintainya itulah yang membunuh ibunya? Dia menyeringai saat otaknya mulai menyusun rencana. Jika b******n itu melakukan segalanya untuk menikahi Rose, maka dia akan membuatnya tidak akan pernah memiliki wanita itu! Dia akan membuat pria itu mati di tangan wanita yang sangat dia cintai. Bukankah itu pembalasan yang setimpal untuk kematian adiknya? ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD