Dengkuran halus keluar dari mulut Mas Aron. Kupandangi wajah teduhnya yang tengah terlelap. Setelah meniduriku, dia langsung tertidur dan tak membiarkan aku beranjak dari ranjangnya. Aku tak dapat berbuat apa pun, aku hanya tak ingin Mas Aron menyakiti siapa pun. Apalagi orang itu adalah Mas Fikri. Sebenarnya, apa tujuan Mas Aron menjungkir balikkan perasaanku. Dulu, tanpa kutahu apa kesalahanku, dia selalu menghina dan menorehkan luka yang begitu dalam di hatiku. Kini, setelah aku ingin melepasnya, ia malah memintaku untuk memberinya kesempatan kedua. Padahal selama ini, ia selalu menganggapku p*****r. Andaikan sejak awal kamu tak pernah menyakitiku, aku tak akan sebimbang ini untuk melanjutkan pernikahan kita, Mas. Aku bingung harus bagaimana! Rasa untuk mempertahankan pernikahanku suda

