"Mending kamu balik ke kamarmu, Mas. Aku takut kamu ketahuan tidur di sini." Setibanya di kamar, aku mengusir Mas Aron yang sedang rebahan di ranjangku dengan posisi terlentang sambil nonton TV. Ia menjadikan satu tangannya sebagai bantal, dan tangannya yang lain menekan remove TV mengganti chanelnya. Mas Aron menoleh, memandangku yang berdiri di bingkai pintu. "Itu bagus. Siapa tahu kamu bisa langsung didiskualifikasi. Dengan begitu, kita bisa langsung kembali ke Jakarta." Mas Aron itu sangat menyebalkan. Selalu bersikap sesuka hatinya tanpa memperdulikan orang lain. "Kenapa kamu nyuruh aku balik ke sini?" Aku mengalihkan pembicaraan. Percuma mengusir Mas Aron, semua akan sia-sia. Saat tadi aku sibuk berkumpul dengan teman-temanku, dia malah menyuruhku untuk kembali ke kamar. "Temani

