Aron memutuskan untuk pulang ke rumah pribadinya. Sebab, jika masih bertahan di rumah orangtuanya, pasti Bundanya akan terus menceramahi Aron. Begitu Aron memasuki rumah, bayang-bayang Yuka bermunculan di pelupuk matanya. Banyak kenangan yang membekas di ingatan Aron. Baik itu kenangan pamit dan juga manis. Biasanya Yuka akan menyambut kedatangan Aron dengan girang setiap ia pulang. Namun, kini senyum Yuka hanya bersemayam dalam angan, tertinggal rasa keputusasaan yang mendalam. Jeritan pilu Yuka masih menggema di telinga Aron saat ia menceraikannya. Pasti saat ini Yuka sangat membenci Aron. Awal berkomunikasi Aron membuat Yuka menangis, terakhir pun Aron masih membuat Yuka menangis. Sungguh, Aron sangat merindukan canda dan tawanya. Aron mulai memasuki kamar, bayangan Yuka kembali ter

