Kulihat wajah preman itu meringis kesakitan saat seseorang meremas tangannya dengan kuat. "Lepaskan dia." Aku mendongak, rupanya pemilik suara bariton itu adalah Mas Aron. Preman itu terhuyung mundur saat Mas Aron mendorong dadanya dengan kasar. "Berengsek lo!" Preman itu melayangkan tinjunya, tapi Mas Aron berhasil menghindari serangan mereka. Mas Aron membalas mereka dengan tinju dan tendangannya. Akhirnya terjadi baku hantam diantara mereka. Aku tidak menyangka, jika suamiku jago dalam melakukan bela diri. Meski beberapa kali Mas Aron mendapat pukulan di perut dan wajahnya. Aku merangkul kedua bocah itu sambil menyaksikan duel Mas Aron satu lawan dua. Di saat genting seperti ini, kenapa tidak ada satu orang pun yang melintas dan melerai perkelahian mereka. Aku takut terjadi sesuatu y

