Ancaman.

794 Words

POV YUKA "Cafe itu tempat umum. Siapapun boleh duduk di sana." Aku tersenyum geli, jelas-jelas dia mengikutiku, tapi masih mengelak. Buktinya, kemarin saat preman itu hendak menyakitiku, Mas Aron tiba-tiba muncul di tepat yang waktu. Ternyata benar kata Ruby, gengsi Mas Aron setinggi langit. "Kamu tidak percaya?" Mas Aron melirikku dengan sinis saat aku tersenyum mengejek. "Percaya, percaya." Aku mengangguk-anggukan kepala meski tak percaya. "Makasih, ya, kemarin udah nolongin aku." ucapku dengan tulus. Jika kemarin Mas Aron tidak ada! Entah apa yang akan preman itu lakukan padaku. "Hemmm ..." Mas Aron hanya bergumam seperti orang yang sedang sakit gigi. Meja makan kembali hening, kami makan dalam diam. Hanya denting sendok yang beradu dengan piring. "Yuka." Mas Aron memanggilku semb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD