Catatan 47

1519 Words
Panggilan terakhirku bersama Z yang hampir berantakan karena aku mengacaukan suasana hatinya akhirnya membuahkan hasil dengan aku mendapatkan data dari si penyiar. Aku merasa terkejut ketika mengetahui jika si penyiar ternyata berada di Pusat Kota, tempat yang benar-benar berada di dalam jangkauanku. Sebelumnya aku sempat mengira jika si penyiar disekap di sebuah tempat yang sulit untuk dijangkau, minimal ia berada di daerah lain yang jauh dari Pusat Kota. Aku segera beranjak dari meja kerja milik Jacob dan berlari mencari Sheera ke ruang tengah. Sayangnya ruang tengah apartemen ini ternyata kosong. Aku berkeliling mencari penghuni apartemen ini dan tidak menemukan mereka di manapun. Aku marah kepada Jacob, tuan rumah apartemen ini terasa seolah bersikap semena-mena, tidak seperti biasanya di mana ia cukup profesional dalam bekerja. Aku duduk pasrah di sofa yang berada di ruang tengah, menghempaskan badanku ke belakang sambil menghela nafas panjang melihat kenyataan yang terkadang bertindak kurang ajar kepadaku. “Tunggu, tunggu sebentar,” gumamku sambil memicingkan mata karena mendengar suara perempuan sedang tertawa riang dengan cukup keras. Aku memfokuskan diri ke arah sumber suara tersebut dan menyadari jika suara itu berasal dari kamar Jacob. “Lelaki mes*m sialan!” Aku menggertakkan gigi lalu berdiri dan berjalan cepat menuju kamar milik Jacob. Beruntung kamar itu sedang tidak terkunci. Ketika aku masuk, aku menemukan ruang tidur Jacob tengah kosong, namun aku mendengar suara gemericik air dan tawa perempuan dari kamar mandi. Aku pun segera menyelonong masuk ke kamar mandi dan menemukan jika tiga orang yang seharusnya berada di rumah ini tengah bersenda gurau di dalamnya. Jacob, Sheera, dan Alea mematung ketika melihatku membuka pintu kamar mandi. Tiga orang itu hanya tertawa kecil seperti tanpa dosa ketika sadar jika aku menatap mereka dengan mata kesal. “Kau mau bergabung, Madame? Hehehe...” ucap Sheera tanpa dosa sambil menyodorkan shower puff penuh sabun yang ada di tangannya. Aku hanya menghela nafas, lalu berbalik meninggalkan tiga orang yang tengah bersenang-senang itu sambil berkata, “cepat selesaikan kegiatan kalian! Ada hal penting yang harus kita jalankan. Terutama kau, Sheera,” dan aku berlalu meninggalkan mereka bertiga tanpa menunggu sepatah kata dari salah satunya. Aku duduk di ruang tengah sambil terus menatap lekat ke arah pintu kamar jacob yang tidak kunjung terbuka. Mereka bertiga tetap bersenda gurau sambil terus tertawa keras hingga dapat aku dengar dari tempatku duduk. Semakin aku mendengar tingkah mereka bertiga, aku merasa semakin kesal. Saat malam sudah mulai larut, aku tidak lagi mendengar suara mereka bertiga dari dalam kamar Jacob. Tidak lama setelah itu, satu persatu mereka keluar dari sana, tertawa kecil ketika melihatku yang menatap penuh emosi ke arah mereka. Jacob adalah orang yang paling jahat di sini, di mana ia tidak merasa bersalah dan berjalan ke arah dapur tanpa menghiraukanku. Dua orang wanita kurang ajar ini duduk di samping kanan dan kiriku, saling tatap dan terus tersenyum seakan tidak memiliki dosa di depanku. Jujur saja dalam keadaan seperti ini aku sangat kesal, tapi aku tidak dapat berbuat apapun karena mereka bersenang-senang bersama Jacob, orang penting yang memberiku akses kepada Z. Aku merasa tidak berhak marah kepada Jacob hari ini, aku menganggap apa yang Jacob lakukan tadi adalah bentuk hadiah dariku dan juga sikap antusias karena bertemu dengan orang baru. “Kau sudah mendapatkan informasi tentang si penyiar?” tanya Sheera datar. Gadis itu terus saja bersikap polos seperti anak kecil yang berusia tujuh tahun. Alea hanya diam, sepertinya ia menyadari jika dirinya dalam masalah kali ini, namun tatapan matanya seakan tidak ingin disalahkan atas apa yang telah ia lakukan seharian ini. “Aku sudah mendapatkan lokasi Crystal, si penyiar itu. Seharusnya kita dapat berangkat hari ini karena penyiar itu ada di Pusat Kota, namun sayangnya kalian justru bersenang-senang hingga larut malam sehingga kita harus menunda perjalanan kita hingga besok.” Aku melipat tangan ke depan sambil menyilangkan kaki, menoleh ke kanan dan kiri di mana mereka duduk, untuk menunjukkan jika aku tidak menyukai kelakuan mereka ketika di tempat ini. Sheera menunduk sambil mengayun-ayunkan badannya, ia merasa bersalah akan sikapnya. Namun Alea tidak memberikan reaksi apapun, ia masih tetap tidak ingin disalahkan. “Kalian pasti lelah bukan? Tidurlah!” ucapku dengan sedikit membentak. Aku beranjak dari tempatku, lalu melangkah perlahan menuju kamar untuk kembali melepas penat. Seharusnya hari ini tidak terlalu melelahkan, mengingat kegiatan yang aku lakukan hanya sebatas itu. Sebatas, duduk di depan komputer menunggu jawaban dari Z dan di ruang tengah menunggu tiga orang mes*m uang tengah bermain-main. Ternyata apa yang dikatakan oleh orang-orang di luar sana memang benar, menunggu adalah kegiatan paling melelahkan. Ketika aku hendak memejamkan mata, pikiranku kembali melayang pada Z yang tampak tidak bersahabat. Aku masih saja merasa bersalah pada bocah itu. Aku memang belum pernah bertemu dengan Z secara langsung, namun keberadaannya sering kali membantuku dalam menyelesaikan masalah. Apakah benar aku sudah bersikap berlebihan dengan lelucon yang ia lontarkan? Pikiran tanpa arah yang ada di kepalaku akhirnya membawaku masuk ke alam mimpi. Malam telah berganti pagi, dan hari ini aku akan datang ke tempat Crystal disekap, berharap ia masih ada di tempat itu. Aku harus menggunakan taksi untuk pergi menuju ke sana karena Jacob tidak mau meminjamkan salah satu koleksi kendaraannya kepadaku. Jacob berkata jika ia takut mobil miliknya menjadi rongsokan ketika kembali. Sungguh rekan yang perhitungan! Ah maafkan aku, Jacob. Aku tidak bersungguh-sungguh ketika mengatakan bahwa kau perhitungan. Sayangnya aku juga tidak dapat meminta bantuan Bianka karena gadis itu tidak mengetahui jika aku tengah berada di Pusat Kota saat ini, karena aku sedang bergerak di bawah layar The Barista. Setelah 30 menit mengelilingi kota menggunakan taksi, akhirnya aku sampai di salah satu gang yang menuju kawasan bawah tanah Pusat Kota. Aku dan dua orang sel*r yang ikut denganku ini harus berjalan kaki menuju tempat yang ditunjukkan oleh Z. Di antara tiga wanita yang berjalan ini, Alea adalah orang yang paling banyak bicara. Ia terus saja mengeluh dengan medan yang dilalui. Aku benar-benar heran, padahal ketika bersama Zayn, wanita jal*ng itu bahkan sanggup berada di salah satu tempat paling beracun di negara ini, yaitu penjara yang dibuat oleh Hook. Aku meminta Sheera untuk mengabaikan Alea, bahkan aku berniat meninggalkan wanita itu jika ia tidak dapat mengimbangi langkahku dan Sheera. Setelah sekitar 20 menit berjalan kaki, aku akhirnya tiba di sebuah rumah usang berlantai dua yang terlihat sudah akan roboh. Aku mengerutkan dahi kesal, merasa Z telah menipuku kali ini. Mungkin ia masih tidak dapat menerima ketika aku mementahkan lelucon yang ia lontarkan. Namun aku tidak ingin menyerah sampai di sini, aku ingin membuktikan apakah Z memang menipuku atau tidak dengan memasukinya. Aku memutar gagang pintu rumah itu yang ternyata tidak terkunci. Aku menoleh ke belakang di mana Sheera dan Alea berdiri, lalu melangkah masuk memasuki rumah tersebut. Suara lantai kayu reot yang terinjak, ruangan yang gelap dan menyeramkan serta beberapa sarang laba-laba yang menghalangi wajahku ketika berjalan seakan membuktikan jika Z benar-benar membodohiku. Namun sebuah kejutan aku dapatkan ketika melangkah masuk lebih dalam di rumah yang terlihat hampir roboh ini. Sebuah ruangan yang terletak di belakang ruang utama terlihat sangat familiar bagiku. Ya, ruangan ini sama persis dengan latar belakang Crystal ketika melakukan siaran langsung. Mataku terbelalak, di balik rumah usang yang berada di kawasan bawah tanah ini ternyata terdapat sebuah studio yang tertata cantik. Namun sayang, studio itu sekarang tidak terpakai lagi. Beberapa ornamen telah dilepas, hanya menyisakan beberapa aksesoris kecil di sudut ruangan. Aku terduduk lesu, ternyata pengejaranku hingga ke tempat ini tidak membuahkan hasil. Aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan? Mataku benar-benar kosong, tidak tahu lagi harus melakukan apa. Siapa orang yang berhasil menguak lokasi Crystal yang lebih cepat dari Z? Padahal kemarin aku masih menonton siaran langsungnya dan tempat ini benar-benar identik dengan ruangan siaran Crystal. Alea dan Sheera sibuk berkeliling rumah ini, mencari apapun yang dapat mereka temukan sementara aku terpaku lesu di ruangan ini. Ingin aku menyalahkan Sheera dan Alea karena seharian kemarin bermain-main dengan Jacob, tetapi aku sadar jika hal itu tidak akan mengubah kenyataan jika Crystal sudah tidak berada di tempat ini. Mataku kosong, badanku gemetar, lagi-lagi aku gagal menyelamatkan seseorang. Berawal dari si gadis bermata cerah yang hingga saat ini belum dapat diketahui keberadaannya, lalu Max yang meregang nyawa di depan mataku, lalu Crystal yang entah ada di mana wanita itu sekarang. “Madame,” suara dan tepukan tangan Sheera pada pundakku berhasil membuyarkan lamunanku yang sudah sampai di alam baka. Gadis itu ikut duduk di sampingku yang masih termenung di ruangan bekas studio ini. Sheera menunjukkan ponselnya di depan wajahku. Aku kembali terkejut ketika melihat Crystal masih melakukan siaran langsung. “Tunggu, bukankah…” Aku tidak menyelesaikan kalimatku. Alea yang berada di belakangku menyeletuk, “berarti ada tempat lain yang seperti ini, Lilia. Lihatlah latar belakang ia siaran, sama persis dengan tempat ini. Artinya, siapapun orang yang berada di belakangnya berhasil menduplikasi tempat ini dengan sempuna.” Aku menangkap sebuah cahaya harapan yang bersinar. Crystal masih melakukan siaran, artinya aku masih memiliki kesempatan untuk membawanya keluar dari sana. Ketika aku sedang berputus asa di tempat ini, ternyata Sheera dan Alea masih berusaha mencari sebuah harapan dan mereka menemukannya. Akhirnya aku bangkit dan mengajak dua wanita nak*l ini kembali ke apartemen Jacob untuk mencari info lebih lanjut tentang Crystal dari Z.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD