Catatan 31

1740 Words
Langit di Pusat Kota telah berangsur berubah menjadi gelap. Lampu jalanan dan pertokoan mulai menyala pertanda kehidupan malam mulai bangkit. Kedai kopi kecil di salah satu pusat kota, Red Coffee, justru mengakhiri aktivitasnya ketika cahaya matahari tidak tampak lagi di permukaan. Nova membalik tanda buka menjadi tutup setelah pengunjung terakhir meninggalkan kedainya. Di dalam kedai hanya tersisa empat orang yaitu Nova, Isac yang baru tiba dari Kota Nelayan, Bianka dan aku yang baru kembali dari Arena. Empat orang agen yang menyelidiki kasus penculikan di Pusat Kota saling diam menunggu satu orang untuk membuka rapat sore ini. Aku melihat ke arah Nova yang memberikan sorot mata marah kepadaku, seakan kurang menyukai hasil pekerjaan yang aku lakukan. “Kenapa kau menatapku seperti itu? Bukankah ini yang kau inginkan, Nova? Kau berkata jika aku harus secepatnya menyelesaikan kasus ini bukan? Sekarang semua sudah berakhir dan kau masih tidak suka kepadaku? Sebenarnya apa masalahmu terhadapku?” tanyaku sinis kepada Eksekutif Presiden The Barista itu. Bianka yang duduk di sampingku ikut memberikan tatapan kurang enak kepada Nova. Satu detik kemudian, ujung bibirnya terangkat. Tatapan Bianka menjadi semakin tajam ke arah Nova. “Apa kau ingin kejadian di mana agenmu memberontak terjadi lagi, Kak Nova?” sahut Bianka sinis. “Apa kau lupa dengan tujuanku datang ke sini? Aku ingin membantumu mengambil kembali citra sebagai seorang pemimpin, menyelesaikan kasus tidak hanya dengan efektif namun juga sampai ke akar. Tapi apa yang kau katakan kepadaku? Kau ingin aku segera menyelesaikan kasus ini bukan?” sahutku ketus. “Apakah kasus ini bisa dianggap selesai? Pelaku tidak berhasil kita tangkap, setengah dari jumlah korban tidak berhasil kita selamatkan, bagaimana bisa kau bilang kasus ini selesai?” Ucapan Nova benar-benar membuatku dan Bianka terkekeh. Aku berusaha menahan tawaku sebaik mungkin, aku tidak ingin Nova justru kehilangan wibawa di depan para agen junior di ruangan ini, tetapi apa yang ia katakan cenderung naif. “Kenapa kau sangat egois, Nova? Apa aku harus mengungkit kembali? Sebelum akhirnya kasus ini kau limpahkan kepasaku, sudah dua bulan kau menyelidiki kasus ini tetapi tidak menemukan apapun. Namun ketika aku masuk, hanya butuh tiga hari untukku mengungkap pelaku. Dan ketika aku memintamu untuk mengikuti rencanaku, apa yang kau katakan kepadaku? Kau ingin kasus ini segera selesai. Kau payah, Nova!” Aku bangkit dari duduk, berjalan perlahan ke arah Nova dan membungkuk tepat di depan wajahnya di mana ia sedang duduk di kursi depan bar. Di depan wajahnya, aku memberikan tatapan menghina kepada Nova. Lalu aku kembali berdiri, berbalik menghadap ke arah Bianka dan berkata kepadanya, “Aku kira kau membelot dari The Barista karena keegoisanmu sendiri, Bianka. Ternyata semakin hari, sikap Nova semakin semena-mena.” Bianka hanya mengangkat bahu mendengar ucapanku. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan kesal, seakan tidak ingin bertemu mata denganku. Tapi aku tahu, Bianka bukan tidak ingin menatapku, melainkan ia memberikan isyarat jika ia juga kesal terhadap sikap yang ditunjukkan oleh Nova. Ketika aku melirik ke arah Isac yang sedari tadi hanya diam, aku melihat Isac sedang sibuk dengan ponselnya dan tampak tidak peduli dengan obrolan para agen di depannya. “Agen yang lulus dari permainan bertahan hidup sekarang semakin semena-mena ya? Semakin hari, kalian semakin berlagak seperti raja! Apakah kalian lupa jika The Barista ini milik Badan Intelijen?” Aku terkejut dengan kalimat yang dilontarkan oleh Nova. Bagaimana bisa bermain ad hominem seperti ini? Sejak kapan ia berubah menjadi pribadi yang suka menjatuhkan orang lain? “Wah obrolan ini sepertinya mulai tidak terkendali. Lebih baik kalian kembali membicarakan kasus yang sedang kita selidiki, setelah ini apa yang sebaiknya kita lakukan?” Isac tiba-tiba mengeluarkan kalimat yang menyakitkan, namun ketika aku melihat ke arahnya, pemuda itu tetap terlihat sibuk dengan gawainya. Ucapan Isac berhasil membuatku dan Nova seketika terdiam. Aku juga mungkin salah karena termakan emosi. Tapi Nova juga salah, sebagai seorang pemimpin seharusnya ia dapat menjadi penengah dan pendengar yang baik, bukan justru menjadikan suasana menjadi panas, apalagi bermain ad hominem. Setelah suasana menjadi hening di mana hanya ada suara permainan dari ponsel yang sedang dimainkan oleh Isac yang terdengar. Pemuda itu memang terlihat tidak memperhatikan pembicaraan dan sibuk dengan ponselnya, tetapi ternyata di balik itu telinganya masih tetap menyimak pembicaraan. Aku hanya dapat mendengus kesal dengan situasi seperti ini. Jujur aku benci, tapi aku juga harus menyembunyikan alasan sebenarnya kenapa aku yang awalnya ingin bermain-main dengan kasus ini menjadi sangat ingin segera mengakhiri. Meski begitu, aku harus mengatakan kepada Nova dan menyelesaikan kasus ini di sini, aku tidak ingin penyelidikan tentang kasus ini diperpanjang. “Aku hanya ingin kasus ini berhenti di sini, intinya para korban telah selamat dan sedang menjalani rehabilitasi di Arena.” Aku membuka kembali perbincangan yang terhenti. “Tunggu, Arena? Sejak kapan kita menggunakan Arena untuk rehabilitasi? Bahkan seharusnya organisasi itu sekarang sudah tidak ada!” Jujur saja aku terkejut ketika Nova mengatakan hal itu. Informasi yang aku dapatkan dari Juan, The Barista sudah menyetujui keputusan Bianka untuk membawa para korban ke Arena karena nantinya mereka akan kembali ke jalanan. Tapi dengan ucapan Nova yang seperti ini, seakan ada ketimpangan informasi di dalam The Barista. “Sebagai orang yang bekerja di bawah agen Sea, aku menginformasikan apa yang aku lakukan kepadanya. Agen Sea berkata jika The Barista menyerahkan urusan rehabilitasi para korban kepadaku. Meski aku memang tidak terlibat langsung di barisan depan, tetapi secara tidak langsung kasus ini juga menjadi tanggung jawabku.” Nova terlihat sangat terkejut dengan ucapan Bianka. Raut wajahnya seakan memberitahuku jika Nova benar-benar tidak mengetahui tentang hal ini. Aku hanya bisa tertawa di dalam hati, Juan dan Sea benar-benar sudah mempermainkan orang yang diberi kekuasaan sebagai pemimpin The Barista. “Hahaha… Bagaimana rasanya dilangkahi oleh juniormu sendiri, Nova? Aku juga bisa meminta kepada Juan untuk segera menutup kasus ini dan kau tidak dapat berbuat apapun. Ingatlah, kita tidak bekerja sendirian di sini, semua pekerjaan kita terorganisir. Jika memang kau keras kepala, lebih baik aku menemui Juan secara langsung!” Aku mengambil kunci mobil dari tas kecilku dan kuberikan kepada Isac. “Kau datang ke sini menggunakan kereta api bukan? Ini, bawa mobil ini pulang, aku akan berjalan sendiri mulai dari sini.” Dengan raut wajah datar, Isac menerima kunci mobil yang aku berikan dan kembali hanyut ke dalam gawainya. “Bianka, kau mau ikut denganku?” Aku melirik ke arah Bianka, memberikan senyum tipis tanda ingin mengajak Bianka melakukan sesuatu yang menyenangkan. Tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya, Bianka segera bangkit dan mengikuti langkahku meninggalkan Red Coffee dengan Nova yang masih terlihat tidak dapat menerima jika aku dan Bianka bertindak sesuka hati. Aku senang dapat secara langsung mengenal Bianka, gadis ini benar-benar sesuai dengan ekspektasiku. Ia berani, cerdik, dan juga mematikan. Mungkin suatu saat nanti aku akan belajar darinya tentang cara bernegosiasi ala Bianka dan aku juga akan mengajarinya cara bermain kotor ala Madame Lilia. Aku dan Bianka pergi dari kedai itu menggunakan mobil milik Bianka. Di tengah jalan, lagi-lagi sebuah kalimat mengerikan keluar dari Bianka. “Setelah kasus ini ditutup, apa yang akan kau lakukan?” Kali ini aku tidak ingin diam atau mengelak lagi dari pertanyaan Bianka, aku ingin mencoba percaya kepadanya. Akhirnya aku memberanikan diri menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Bianka, “ketika aku pertama kali masuk ke markas Hook, aku bertemu dengan gadis itu.” “Gadis yang sempat kau ceritakan kepadaku?” sahut Bianka sambil terus berkonsentrasi dengan roda kemudinya. “Iya, namun ketika aku datang ke sana lagi, ternyata gadis itu sudah tidak ada. Tapi ada sesuatu yang aneh, data gadis itu juga tidak ada di sana, seakan-akan memang ia tidak pernah masuk ke tempat itu. Aku penasaran ke mana perginya gadis itu? Jika kasus ini tidak segera ditutup, aku tidak akan dapat bergerak bebas. Maka dari itu aku ingin kasus ini segera ditutup dan aku akan mencari keberadaan gadis itu dari balik layar,” ucapku. “Jadi kau akan pergi ke sana seorang diri, Madame?” “Ya, aku sudah siap mati. Jika aku mati sekarang pun aku tidak khawatir karena saat ini The Barista memilikimu, Bianka.” Percakapanku dengan gadis muda ini terasa sangat menghanyutkan hingga tanpa sadar aku telah sampai di markas pusat kepolisian . Aku mengajak Bianka masuk ke divisi intelijen khusus di mana Juan sedang bertugas di dalamnya. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, namun belum ada tanda-tanda Juan akan pergi dari kantornya. Ketika aku masuk ke dalam ruangan tersebut, Juan sedang sibuk dengan komputernya. Melihat keadaan tersebut membuatku tidak ingin berlama-lama di tempat ini dan langsung menyampaikan tujuanku tanpa bertele-tele. Aku menyampaikan kepada Juan jika aku ingin kasus penculikan Pusat Kota dinyatakan selesai, dan meminta Juan untuk menyusun laporan mengenai para korban yang tidak berhasil diselamatkan. Juan cukup kecewa karena cukup banyak korban yang tidak kembali dalam keadaan hidup, namun Juan juga bersyukur aku berhasil membawa sisanya kembali ke Pusat Kota meski ada seorang korban yang kehilangan salah satu ginjalnya. Juan tersenyum tipis menyanggupi permintaanku terhadap kasus ini, berbeda dengan Nova yang justru emosi ketika aku meminta kasus ini ditutup. Ini adalah kali pertama Bianka bertemu dengan Juan sejak Bianka menjadi bagian dari The Barista. Juan memperkenalkan diri sebagai petugas administrasi The Barista. Aku yang mengetahui siapa Juan sebenarnya tidak ingin berkata apa-apa, mungkin saat ini Juan masih belum ingin mengungkapkan jati dirinya kepada agen yang baru masuk ke dalam organisasi. Tatapan Bianka kepada Juan ketika memperkenalkan diri mengisyaratkan jika Bianka memiliki rasa tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Juan. Mungkin instingnya mengatakan jika Juan berbohong, namun itu semua hanya asumsiku belaka. Aku masih tidak dapat menebak apa yang ada di dalam pikiran Bianka. Akhirnya kasus yang aku selidiki berakhir setelah Juan secara sepihak mengeluarkan surat penghentian penyelidikan. Aku lega, kasus pertama setelah aku kembali dari luar negeri berhasil dituntaskan meski dengan beberapa drama yang masih tertinggal di dalamnya. Informasi yang aku dapatkan, Nova sangat marah kepadaku dan Bianka, namun ia tidak dapat melampiaskan kemarahannya karena aku dilindungi oleh Juan sedangkan Bianka berada di bawah perlindungan langsung dari Sea yang merupakan tangan kanan sekaligus kekasih dari Juan. Sebagai seorang eksekutif presiden, Nova seakan tidak dapat berbuat apapun terhadap dua agen perempuan yang ada di bawahnya. Aku hanya tertawa mendengar informasi itu. Setelah ini, babak baru kehidupanku di negara ini akan dimulai. Mulai saat ini juga, aku dan Bianka akan mengambil jalan yang berbeda. Di bawah bimbingan dari Sea, Bianka akan melakukan sesuatu yang menyenangkan. Sedangkan aku akan terjun langsung ke dalam Hook dan menyelidiki mereka secara langsung dari dalam. Buku catatan penyelidikan ini tidak akan aku serahkan kepada The Barista sebelum apa yang aku lakukan benar-benar tuntas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD