bc

Me and Hot Bodyguard

book_age18+
946
FOLLOW
5.5K
READ
billionaire
scandal
sensitive
sweet
city
affair
bodyguard
like
intro-logo
Blurb

Laura adalah seorang pewaris tunggal keluarga Senopati yang kaya raya. Setelah ayahnya tewas di tangan pembunuh bayaran. Ia merasa hidupnya tidak pernah tenang dan aman. Hingga pada suatu hari seorang bodyguard bernama Genta dipekerjakan untuk melindungi gadis itu.

Sikap Genta yang dingin dan acuh tak acuh membuat Laura menjadi simpati. Gadis itu merasa tertantang untuk menaklukan bodyguardnya. Pada awalnya cinta Laura bertepuk sebelah tangan. Namun, dengan kelebihan Laura sebagai seorang gadis yang cantik dan seksi. Pria itu akhirnya takluk juga dan mereka diam-diam menjalin skandal.

Pada suatu hari Laura tahu akan masa lalu Genta yang kelam. Pria itu telah memanfaatkan hubungan mereka untuk membalas dendam kepada keluarga Senopati. Sehingga Genta dituduh sebagai pelaku pembunuhan Senopati. Namun, Laura tetap tidak percaya.

Ketika Laura menjadi target pembunuhan, tiba-tiba Genta menghilang. Untung gadis itu ditolong oleh seorang polisi handal. Sehingga membuat dugaan Genta sebagai pelakunya semakin kuat. Sanggupkah Laura mengungkap siapa pembunuh bayaran itu sebenarnya?

chap-preview
Free preview
Bab. 1 Malam yang Naas
Malam semakin larut, terlihat sebuah mobil mewah membelah lalu lintas yang cukup padat. Setelah melewati kemacetan, akhirnya kendaraan itu sampai di sebuah vila di kawasan puncak. Supir mobil itu segera membukakan pintu. Seorang gadis cantik turun dengan tergesa memasuki vila. dia adalah Laura putri dari Senopati, salah satu konglomerat di Indonesia. Ketika sampai di dalam, Laura langsung menaiki anak tangga dan menuju ke salah satu kamar. Namun, Laura memperlambat langkahnya. Ketika mendengar suara desahan wanita dan pria yang tidak asing. Dengan nyaris tanpa suara, ia membuka pintu dan melihat dua insan sedang bergelut tanpa sehelai benang pun. Gadis itu tampak tercengang melihat adegan panas yang dilakukan oleh orang yang amat dikenalnya. "Hentikan!" seru Laura dengan tatapan tajam dan tangan yang mengepal keras. Sontak keduanya pun terkejut dan segera menghentikan aksi mereka. Pria itu segera memakai celananya. Ia kemudian menghampiri Laura dengan penuh kemarahan dan melayangkan sebuah tamparan. Sehingga membuat gadis itu tampak kesakitan dengan mata yang berkaca-kaca. "Lancang, cepat pergi sebelum papi lebih marah lagi kepadamu!" seru Senopati dengan lantang. "Aku tidak akan pergi sebelum dia ke luar dari vila ini!" tolak Laura dengan berani sambil menatap wanita yang sudah setengah bugil itu dengan penuh kebencian. "Jangan pernah berani ikut campur urusan papi!" sergah Senopati membela teman kencannya. Sambil menahan tangisnya, Laura pun menyetujui, "Baiklah, kalau begitu mulai hari ini, Papi jangan mengatur hidupku lagi!" Ia kemudian segera pergi dari tempat itu sambil berderai air mata. "Tunggu Laura!" panggil Senopati yang hendak mengejar, tetapi wanita teman kencannya menahan. "Biarkan saja Sayang, jangan terlalu keras! Berikan sekali-kali dia kebebasan!" saran wanita itu sambil menggoda kembali. Meski sempat ragu Senopati menyetujui saran teman wanitanya. Mereka kemudian melanjutkan permainan yang sempat tertunda tadi. "Aku mau pulang sendiri, Soni!" pinta Laura sambil menyeka air matanya. "Tapi Non--" "Papi sudah mengizinkan aku pergi, tanya sendiri kalau tidak percaya!" potong gadis itu sambil masuk ke mobil. Kemudian meluncur membelah jalan yang gelap. Laura terus menangis karena merasa kecewa dan terluka dengan orang-orang yang dicintainya. Malam ini ia memergoki tunangannya berselingkuh. Ketika hendak mengadu kepada ayahnya, justru menelan pil pahit. Ternyata ayahnya melakukan hal yang sama dengan wanita yang sudah bersuami. Sebuah image yang selama ini disematkan oleh gadis itu buat Sang Ibu. Sehingga membuat dirinya merasa sangat bersalah dan terpukul. Sungguh Laura merasa marah sekali, melihat perbuatan ayahnya yang selama ini terkenal berwibawa dan alim. Ternyata semua itu hanyalah topeng untuk menutupi kelakuan bejad pria yang sangat dihormatinya itu. Ia tidak tahu harus mengadu kepada siapa lagi. Untuk mengungkapkan semua rasa yang begitu terasa sesak di d**a. "Akhhhh ...!" teriak Laura meluapkan emosinya. Dengan pikiran yang masih kalut, tanpa sadar Laura telah melajukan mobil ke jalan yang sangat sepi dan entah berada di mana. "Kenapa ini?" tanya Laura ketika merasakan ban mobilnya oleng. Laura segera menepikan kendaraannya. Ia kemudian turun dari mobil untuk memeriksa apa yang telah terjadi. "Yah bocor," keluhnya ketika melihat ban belakang kempes. Tentu dia tidak bisa mengganti sendiri. Laura tampak celingukan mencari bantuan. Ternyata jalan itu sangat sepi dan minim penerangan. Sehingga membuat keadaan sekitar tampak gelap gulita. Mau tidak mau ia terpaksa harus menghubungi pengawal pribadinya. Baru saja dirinya hendak mengambil ponsel di dalam mobil. Tiba-tiba sebuah motor melintas dan menghampirinya. "Kenapa Mbak? butuh bantuan?" tanya salah satu pria yang memakai celana robek-robek. Laura tampak takut melihat penampilan pria di hadapannya. Akan tetapi, ia butuh orang untuk mengganti ban mobilnya. "Iya, bisa bantu ganti ban mobil Bang?" jawab Laura sambil balik bertanya. "Bisa Mbak," jawab pria itu dengan sigap, tetapi bukannya mengganti ban. Lelaki itu justru menodong seraya berkata, "Ayo Cuy sikat!" Ia memberi kode kepada temannya untuk beraksi. Pria satunya lagi segera masuk ke mobil dan mengambil dompet serta ponsel korban. Laura sangat terkejut sekali dan bertanya. "Mau apa kalian?" "Copot semua perhiasan yang lu pakai!" jawab pria itu sambil mendekatkan pisau ke leher Laura. Demi menyelamatkan diri, Laura segera menuruti kemauan kedua pembegal itu. Tidak peduli bagaimana caranya bisa pergi dari tempat ini yang penting ia selamat dulu. "Baiklah, tetapi tolong setelah itu kalian pergi!" seru Laura setelah memberikan semua barang-barang berharga miliknya. Namun, kedua pria itu tidak puas dan meminta korban untuk melucuti pakaiannya. "Bagus, tapi kalau mau selamat. Buka baju lu dan layani kami berdua dengan baik!" Laura tampak tercengang mendengar permintaan para pembegal. Jika hartanya di rampas itu tidak masalah. Dalam hitungan detik ia bisa membelinya lagi. Akan tetapi, kalau kehilangan kehormatan dan harga diri. Tentu gadis itu tidak akan pernah sudi memberikannya. Sungguh ia sangat menyesal telah pergi seorang diri. "Dasar manusia serakah, sudah merampas hartaku lancang sekali meminta yang lain! Sekarang pergi atau aku akan menyeret kalian ke penjara!" ujar Laura yang disertai dengan ancaman. "Ha ... ha ... jangan banyak ngomong! Sepertinya lu suka dipaksa," ujar pria itu yang segera menarik korban ke dalam pelukannya. Laura pun jadi panik dan langsung meronta sambil berteriak, "Tolong ... tolong ... !" "Percuma teriak cantik, tempat ini sangat sepi," ujar salah satu pembegal sambil memeluk gadis itu dengan erat. Lelaki satunya lagi segera membuka gesper dan menurunkan resleting celananya sambil berseru, "Gue duluan ya, lu pegangin yang kencang!" "Cepetan, gua juga sudah nggak tahan ni!" sahut pria itu yang juga ingin mencicipi tubuh mulus korbannya. "Lepasin, tolong!" seru Laura sambil terus berteriak dengan sekencangnya. Ia berusaha melawan dengan mencakar wajah pria yang memeganginya. Tiba-tiba seseorang datang dan menghajar para pembegal itu. Hingga lari tunggang lengang. Melihat itu Laura segera berdiri dan merapikan bajunya yang berantakan. Kini Laura berhadapan dengan pria berperawakan tinggi besar dan brewokan yang menatapnya dengan tajam. Tanpa berkata apa pun lelaki itu segera berbalik dan hendak meninggalkan Laura yang masih bergeming ketakutan. "Terima kasih," ucap Laura sambil menatap punggung pria itu yang menjauh "Tunggu! Boleh aku ikut kamu!" pinta Laura yang segera mengejar pria itu. Pria itu berbalik dan bertanya, "Buat apa?" "Aku tidak tahu jalan pulang," jawab Laura dengan jujur. Pria itu langsung menyarankan, "Hem... ikuti map saja!" "Ban mobil aku kempes," ujar Laura memberitahu. Pria itu mengerti maksud Laura dan menyuruh gadis itu membuka bagasi mobil untuk mengambil ban cadangan dan dongkrak. Tidak butuh waktu lama, ia sudah selesai mengerjakannya. "Sudah, pulanglah!" seru pria itu kembali. "Aku tidak mau pulang," ujar Laura dengan tubuh yang tiba-tiba lemas. Untung pria itu cepat memegangnya sebelum terjerembab ke tanah. "Mbak bangun!" ujar pria itu sambil mengguncangkan bahu. Pria itu segera membawa Laura ke dalam mobil. Lalu ia mengemudikan kendaraan itu meluncur entah ke mana. Dalam ketidakberdayaan, gadis itu tampak pasrah akan takdir yang akan terjadi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Sang Pewaris

read
53.1K
bc

Marriage Aggreement

read
81.3K
bc

Dilamar Janda

read
319.6K
bc

Scandal Para Ipar

read
694.6K
bc

JANUARI

read
37.3K
bc

Terjerat Cinta Mahasiswa Abadi

read
2.7M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook