Bab 41

1827 Words
Setelah cukup lama Mona dan sang ibu saling berpelukan bertukar kasih sayang, akhirnya pelukan keduanya terlepas dengan senyum yang sama-sama mengembang satu sama lain. Arah tatapan ibu Mona, terarah pada pria muda yang berada di samping putrinya dengan kacamata yang bertengger di kedua mata Hicob. "Apa kau sangat dekat dengan putriku?" tanya ibu Mona pada Hicob dan pria itu sedikit tersenyum kaku karena ia bingung harus menjawab apa, dibilang dekat juga tidak, tapi ia sudah berani datang ke rumah Mona untuk merayakan ulang tahun ibunya, sementara, jika ia berkata tidak dekat, itu sangat salah karena ia sudah beberapa hari ini sering menghabiskan waktu bersama Mona, meskipun tak setiap waktu, hanya waktu tertentu saja. Mona melihat ke arah Hicob dan gadis berambut pendek itu nampak lega karena asisten pribadi Dewa tersebut tak melanggar janjinya untuk tak menjawab apapun pertanyaan yang diajukan oleh ibunya. "Kami tak cukup dekat, Ma! tapi dia beberapa hari ini sering membantuku, meskipun hanya dua kali saja," jelas Mona terperinci pada sang ibu. "Jadi kalian berdua baru dekat?" tanya ibu Mona ingin memastikan. "Iya, Ma!" sahut Mona lebih dulu yang memang tak menginginkan Hicob menjawabnya karena takut jawaban yang diberikan oleh pria itu salah arti bagi sang ibu. Ibu dari Mona melihat ke arah Hicob dengan seksama. "Sepertinya kau anak yang sangat penyayang," tebak ibu Mona tersenyum pada Hicob. Pria berkacamata itu membalas senyuman ibu Mona tak kalah manisnya. "Apa saya boleh memeluk, Anda?" tanya Hicob pada wanita paruh baya tersebut. Ibu Mona merentangkan kedua tangannya, menerima tawaran yang diajukan oleh Hicob. "Kemarilah, Nak! orang yang berstatus sebagai ibu di dunia ini adalah ibu semua orang," jelas ibu Mona tulus. Hicob yang sudah tak dapat menahan kerinduan terhadap ibunya, akhirnya pria dengan tinggi menjulang tersebut bergerak mendekati ibu Mona dan memeluk wanita paruh baya itu begitu eratnya dengan penuh kasih sayang. "Terima kasih, Bu! semoga setiap umur yang ibu lalui, akan membawa kebaikan baik saat ini maupun kelak," harap Hicob yang mendoakan ibu dari asisten pribadi Harmoni tersebut. "Terima kasih, Nak!" ibu Mona mengusap punggung anak lelaki yang sudah ia anggap seperti putranya sendiri karena sepertinya, Hicob orang yang baik jadi, ia tak terlalu cemas pada keadaan Mona karena berteman dengan pria sebaik anak lelaki yang berada dalam pelukannya saat ini. Pelukan mereka berdua terlepas. "Mari masuk!" pinta ibu Mona pada putrinya dan Hicob. Dalam perjalanan pulang menuju ke arah rumahnya, Harmoni masih memarkirkan mobilnya di sebuah minimarket karena ia merasa cukup haus. Harmoni kini sudah berada di dalam minimarket tersebut, tepatnya di bagian minuman dingin. Gadis itu masih memilih, minuman apa yang akan ia beli. Arah tatapan matanya jatuh pada minuman dengan kandungan ion yang cukup untuk mengatasi rasa haus dalam dirinya namun, saat tangannya hendak menggapai minuman dingin itu, sebuah tangan kekar lainnya juga menyentuh minuman itu. Harmoni langsung melihat ke arah wajah si pemilik tangan kekar tersebut dan ternyata .... "Jason!" "Halo Momo," sapa balik Jason pada Harmoni yang ia panggil dengan sebutan Momo karena itu merupakan panggilan kesayangan darinya. "Sedang apa kau di sini?" tanya Harmoni pada Jason yang mengurung niatnya untuk mengambil minuman itu. "Aku baru pulang dari kantor dan aku haus jadi, aku mampir kemari," jelas Jason pada Harmoni sembari tangan kanannya memberikan botol minuman pada Harmoni. "Terima kasih," ucap Harmoni pada Jason. Keduanya berjalan ke arah meja kasir sembari terus bercengkrama ria. "Kau akan langsung pulang?" tanya Jason pada CEO HCK Corp tersebut. "Ya!" Namun wajah Harmoni langsung terkejut dan mengambil ponsel yang berada di dalam tasnya untuk menghubungi seseorang. "Halo! kau ada di mana sekarang?" tanya Harmoni pada seseorang yang berada di seberang ponselnya. "Saya di rumah, Nona!" "Tumben kau pulang? ada acara apa memangnya?" tanya Harmoni yang lupa akan hari ulang tahun ibu dari asisten pribadinya. "Sekarang tanggal 11 September, Nona!" Jeng jeng jeng Mulut Harmoni langsung ternganga karena ia sungguh sangat lupa, jika hari ini adalah hari jadi ibu Mona. "Kenapa kau tak cepat mengabari aku, pasti Bibi kecewa padaku karena aku melupakan hari kelahirannya," omel Harmoni pada Mona. "Tidak mungkin, Nona! karena ibu saya lebih menyayangi Anda, daripada saya yang memang sudah berstatus putrinya sendiri." Harmoni masih memasang raut wajah kesal pada layar ponselnya. "Terserah kau saja, yang jelas aku akan segera ke sana! mmmmm, apa semua makanan sudah terhidang?" tanya Harmoni pada Mona. "Sebenarnya saya memberikan kejutan pada, Mama jadi, ...." "Oke, aku paham! jangan mulai dulu acaranya karena aku akan segera meluncur ke sana." Tut tut tut tut tut tut Panggilan langsung diputus oleh Harmoni saat ia mulai sadar, jika dirinya harus mulai gerak cepat hari ini. "Kau mau kemana?" tanya Jason pada Harmoni yang terlihat begitu buru-buru. "Aku ingin memesan makanan di restoran untuk acara ulang tahun," jelas Harmoni yang memberikan botol minumannya pada kasir pria di minimarket tersebut. "Untuk apa?" tanya Jason yang memang tak tahu siapa yang berulang tahun hari ini. "Untuk Bibi," jelas Harmoni. "Apa kau butuh bantuanku?" tanya Jason pada gadis dengan body bagai gitar spanyol tersebut. Harmoni tersenyum sembari berkata, "Bantuan yang cukup berguna sepertinya." Jason dan Harmoni langsung keluar dari minimarket tersebut setelah mereka berdua sudah membayar apa yang keduanya beli. "Ikuti aku!" pinta Jason pada Harmoni dan gadis itu mengangukkan kepalanya masuk ke dalam mobilnya sendiri, begitu juga dengan Jason yang masuk ke dalam mobilnya sendiri. Dua mobil mewah kini berada dalam satu jalur yang sama, semua mata yang melihat dua mobil tersebut terkagum bukan main. Mereka semua mengira, jika mobil-mobil itu arak-arakan mobil pejabat atau keluarga kaya lainnya. Setelah cukup lama menjadi sorotan mata semua orang, akhirnya dua mobil mewah tersebut berhenti di sebuah restoran bintang lima dengan menu yang luar biasa mahal pastinya. Jason lebih dulu keluar dari dalam mobilnya, sementara Harmoni sudah berada di belakang mobil rekannya itu dengan tas yang sudah ia jinjing secara elegan. "Apa ini tempat makan yang enak?" tanya Harmoni pada Jason. "Tentu saja, semua jenis makanan ada di sini, dari mulai seafood, steak, Chinese food dan makanan Jepang, semuanya lengkap," jelas Jason yang memang sering datang ke restoran khusus orang-orang berduit tebal seperti Jason dan Harmoni. "Baiklah! jika kau sudah berkata demikian, maka aku percaya karena kau memang seorang CEO pemburu kuliner," ejek Harmoni tersenyum kecil pada Jason, kemudian gadis itu langsung melangkah ke pintu masuk restoran tersebut. Harmoni langsung menuju arah meja kasir dimana ia bisa bertanya menu apa saja yang ada di restoran tersebut. "Ada yang bisa saya bantu?" tanya petugas kasir berjenis kelamin perempuan itu. Harmoni dan Jason saling beradu pandang untuk memulai siapa dulu yang akan berbicara. "Kau saja karena kau yang akan memesan," pinta Jason pada Harmoni. "Saya ingin tahu, menu andalan restoran ini dan yang paling banyak diminati oleh orang-orang," pinta Harmoni pada petugas kasir tersebut. "Ingin yang harga medium atau maksimum?" tanya kasir tersebut. "Maksimum," sahut Harmoni singkat padat dan jelas. Kasir itu mengeluarkan daftar buku menu kalangan kelas atas dan memberikan tepat di hadapan Harmoni dan Jason. "Silahkan dipilih-pilih terlebih dulu," tutur kasir perempuan itu. Harmoni dan Jason sama-sama melihat ke arah daftar buku menu tersebut. Mereka berdua memiliki makanan apa saja yang akan di pesan untuk acara ulang tahun ibu dari Mona. Di buku menu itu terdapat potato grill garlic, pizza tuna, Giant crab, udang asap manis, spring chicken wings, wafel roll cheesecake, black forest, banana choco magnum dan masih banyak lagi menu lainnya. "Kita pesan dalam porsi sedang saja," tutur Harmoni pada Jason. "Aku setuju, karena ini acara dadakan, takut tak ada orang yang datang, kecuali anggota keluarganya sendiri," ujar Jason yang sepaham dengan Harmoni. "Kami pesan potato grill garlic 3 porsi, pizza tuna ukuran jumbo 1, Giant crab dua, udang asap manis 1, spring chicken wings 2 porsi, banana choco magnum 3 porsi besar," tutur Harmoni pada kasir perempuan tersebut dan kasir itu langsung mencatat semuanya dan menempelkan catatan tersebut di bagian dapur, agar pesanan itu cepat di olah. "Di bungkus ya, Mbak!" pinta Harmoni lagi dan kasir perempuan itu mengangguk sembari tersenyum ramah pada Harmoni. "Selama menunggu pesanan siap, Nona dan Tuan bisa menunggu di kursi tunggu itu," tunjuk kasir perempuan itu pada kursi yang memang disediakan khusus untuk pembeli yang membungkus makanan mereka untuk dibawa pulang. Harmoni dan Jason menunggu di kursi yang sudah ditunjukkan oleh petugas kasir tadi dan mereka berdua memilih duduk di tempat yang berseberangan. "Bibi dari ayah atau ibumu?" tanya Jason coba membuka suaranya terlebih dulu. "Ibu dari Mona," jelas Harmoni. "Mona asisten pribadimu?" tanya Jason lagi yang masih belum percaya dengan ucapan Harmoni. "Ya, karena aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri, dia sudah bersamaku dari awal aku merintis karir, sampai aku bisa mencapainya kesuksesan ini," tutur Harmoni pada Jason. "Apa aku boleh ikut?" tanya Jason pada Harmoni. "Tentu saja boleh, kenapa tidak? ini hari ulang tahun jadi, siapa saja boleh ikut mendoakan umur Bibi," jelas Harmoni pada Jason. Beberapa menit kemudian, akhirnya semua pesanan yang di pesan oleh Harmoni sudah berada di meja kasir dan gadis itu serta Jason ikut berjalan ke arah meja itu. "Berapa total semuanya, Mbak?" tanya Harmoni pada petugas kasir tersebut. "Total semua pesanan Anda ini, Nona!" kasir perempuan itu memberikan nota pembayaran kepada Harmoni dan gadis tersebut langsung memberikan kartu debit miliknya kepada petugas kasir tersebut. Setelah menunggu beberapa menit untuk melakukan transaksi, akhirnya kartu debit milik Harmoni sudah kembali ke tangan pemilikannya dan kini dua tangan gadis itu sudah penuh dengan bungkusan makanan yang ia pesan, bahkan bukan hanya tangannya saja, kedua tangan kekar Jason juga dipenuhi dengan kantung kresek yang berukuran tak kalah besarnya dari milik Harmoni. "Sepertinya kau berniat memberikan makan untuk orang sekampung," sindir Jason yang melihat begitu banyak makanan yang di pesan oleh Harmoni. "Niatnya sih begitu, tapi sepertinya harus habis oleh mulut kita sendiri," sahut Harmoni masih bersusah payah membawa kantung kresek miliknya. "Bagaimana, jika aku tak mampu menghabiskan semuanya?" tanya Jason memancing emosi gadis bermarga Sudarmanto tersebut. "Aku akan memasukkannya ke dalam mulutmu, jika kau tak bisa menghabiskan ini semua karena kau yang telah merekomendasikan resto ini padaku, jika makanan ini tak habis, itu pertanda makanan ini tak enak dan kau wajib menghabiskan semuanya," cecar Harmoni langsung meletakkan semua makanan itu di bagasi mobilnya yang sudah terbuka lebar karena pengawalnya yang senantiasa mengikutinya, sudah membuka pintu bagasi mobil bosnya tersebut. Setelah selesai, Harmoni langsung bergegas menuju arah kursi kemudi mobilnya, sementara bagasi mobil itu sudah ada anak buahnya yang mengurus. Jason juga sudah berada di mobil miliknya sendiri dengan tangan yang masih sibuk memasang sabuk pengaman, meminimalisir hal-hal yang tak diinginkan terjadi, setidaknya sabuk pengaman sudah ia gunakan. Harmoni kembali menginjak pedal gasnya menuju ke arah rumah Mona, di mana jarak rumah asisten pribadinya sudah sangat dekat saat ini. Jason yang mengikuti Harmoni dari belakang cukup tertegun dengan cara Harmoni mengendarai kendaraan roda empatnya. "Apa dia tak takut mengendarai mobil dengan kecepatan cukup tinggi seperti itu? atau dia sudah ikut kursus tertentu?" tanya Jason pada dirinya sendiri sembari kedua mata dan tangannya fokus menyetir. Mobil yang dikendarai Harmoni terus melaju dengan kecepatan cukup tinggi namun, saat sudah berada di persimpangan jalan, akhirnya kecepatan mobil itu turun dan berbelok ke arah pintu gerbang yang bercat putih tulang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD