BAB 1

1328 Words
Didalam ruangan hotel itu, yasmin duduk ditepi ranjang menghadap kekasihnya ario yg sedang duduk disofa sambil merokok. "Kalo kamu emang nggak bisa bikin aku puas, kamu bisa tunggu aku disini. Aku mau jemput laura buat nunjukkin gimana caranya saling memuaskan." cara berbicara ario tenang dan santai tapi sukses membuat air mata yasmin menetes berserta hati yang hancur. "Apa serendah itu aku buat kamu karena aku tidak bisa memenuhi permintaan untuk tidur bersamamu ?" tanya yasmin sambil menangis dengan nada yang dibuat setenang mungkin. Hari ini yasmin memutuskan untuk menerima ajakan ario untuk pergi ke hotel, kaerna dia selalu menanyakan bukti cinta yasmin yang selalu menolak untuk tidur dengannya. Selain itu dia selalu membahas laura yang merupakan teman sekampusnya. Gadis itu terkenal sebagai cewek panggilan yang terkenal dengan servisnya di kampus ario. Setiap pertengkaran yasmin dengan ario dia selalu membahas hal itu, dan menuntut yasmin untuk mengikuti permintaannya. Sampai dia merasa jika dia jauh lebih rendah daripada cewek panggilan yang sering ario sebut-sebut. Yasmin sangat menyayangi ario dengan setulus hatinya, lelaki yg sudah menemaninya selama 3 tahun ini. Entah kenapa sekarang dia berubah. Menuntut hal yang seharusnya tidak dilakukan mereka. Meskipun memang belum pernah melakukannya, tapi ario masi selalu mencoba untuk mencumbu yasmin. Bahkan hampir berhasil, jika saja yasmin tidak menangis maka mahkotanya akan hilang hari itu. Mereka sering b******u, tapi setiap kali ario mencoba untuk meniduri yasmin selalu saja tidak berhasil, entah karena yasmin menangis dalam diam atau memang ario memiliki perasaa tidak tega karena selalu memaksanya. Ario berubah semenjak dia masuk dunia perkuliahan, dia terbawa dengan lingkungan pergaulan yg salah. Dan menurut pergaulan teman-teman kampusnya s*x adalah hal yang biasa dilakukan sepasang kekasih, sebagai bentuk pembuktian cinta katanya. Hotel yang yasmin dan ario datangi ini juga merupakan rekomendasi dari teman-temannya. Yasmin masih menangis tanpa mengeluarkan suara. Air mata menetes tiada henti. "Sudah jangan nangis, kita coba pelan-pelan." ajak ario sambil mendekati yasmin, mencoba menciumnya dan mulai mencumbunya. Yasmin diam saja mengikuti permintaan ario, hingga ario ternyata dengan diam-diam memotret yasmin yang sedang tidur dan berada dibawah selimut untuk menutup tubuhnya. Padahal yasmin tidur dengan menggunakan pakain dalamnya, dia tidak sedang telanjang. Hanya saja jika orang lain yang melihat foto itu akan berpikir bahwa yasmin sudah tidur dengan kekasihnya itu. Mereka sebenarnya tidak melakukan apapun, hanya berciuman sambil ario melakukan permainan solonya. Ario tidak memaksa yasmin lagi. Sore harinya mereka pergi dari hotel itu, yasmin langsung diantar pulang. Sepanjang perjalanan ario diam saja, yasmin sendiri tidak berani membuka pembicaraan. Dalam hatinya dia merasa terhina dan merasa takut akan kehilangan ario. Sudah sebulan setelah kejadian itu, yasmin kembali melakukan aktifitasnya dikampus dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Hari itu dia memdapatkan jadwal untuk kuliah pengganti dimalam hari. Padahal hari ini jadwalnya kuliahnya sudah penuh, tapi malam ini pun masih ada kelas pengganti. Mau tidak mau yasmin masuk, karena memang sebentar lagi mereka akan UTS. Yasmin bersama teman-temannya datang 5 menit sebelum dosen mereka datang, lalu teman-temannya sedang heboh membicarak seseorang yg duduknya tidak berbeda jauh dari yasmin. "Liat deh, itu kakak kelas ganteng banget. Macho ya." kata jessy yang memang paling bersemangat jika membicarakan kakak kelasnya. "Mana sih ?" tanya safania mencoba mencuri-curi pandang. "Yas, munduran dong nggak keliatan nih." jessy menyuruh yasmin yang sedang memainkan ponselnya untuk mundur. "Apa sih kalian ini." ungkap yasmin malas melihat sikap teman-temannya yang genit ini. "Lu liat dulu sih, kali aja cocok." kata jessy. "Nggak ah, males." Akhirnya perkuliahan dimulai. Yasmin memang tidak terlalu rajin untuk mencatat, tapi dia mendengarkan semuanya dengan serius. Saat sesi tanya-jawab, kakak kelas yang tadi dibicarakan teman-temannya itu ditunjuk untuk menjawab pertanyaan dosen. Yasmin langsung menoleh ketika mendengar penjelasan jawaban yang diberikan kakak kelasnya itu. "Yah, lumayan juga tuh kakak kelas." batin yasmin. Jessy yg tau jika temannya itu sedikit terpengaruh dengan pesona kakak kelasnya itu, langsung menggoda. "Yas.. yas.." panggil jessy, setelah yasmin menoleh dia berkata, "Namanya kak satrya." "Apaan sih lu tuh ya, gua nggak nanya." yasmin mencoba menutupi sikapnya yang seperti ketahuan. "Kali aja lu minat, lumayan kan." "Enggak, makasih." Dalam hatinya sebenarnya yasmin sedikit tertarik dengan kakak kelasnya itu, tapi masih dalam tahap hanya terpesona belum sampai sejauh itu. Tapi dia masih mengingat jika dia masih memiliki ario sebagai kekasih yang selama ini menemaninya. Memang hubungan mereka merenggang semenjak yasmin menerima ajakan ario untuk ke hotel hari itu. Bahkan mereka sudah jarang saling menelfon atau bahkan hanya sekedar mengirimkan pesan. *********** Siang itu, yasmin dan teman-temannya sedang makan dikantin kampus. Ternyata disana mereka berpapasan dengan kak satrya. Yasmin masih bisa menahan diri untuk tidak ikut genit seperti teman-temannya. Hanya saja salah satu teman yasmin, paulina menyenggol lengannya memberikan tanda jika kak satrya itu mencuri-curi pandang melihatnya. "Yas.. kayaknya tuh kakak kelas tertarik sama lu." kata paulina berbisik. "Biarin aja." yasmin mengacuhkan kata-kata paulina. "Yaudah kalo lu nggak minat." Setelah mereka makan, jadwal kelas hari ini adalah mata kuliah yg sama seperti malam itu. Saat kuliah ternyata dosen mereka mengumumkan tentang UTS mereka yg hanya tugas berkelompok dan harus dikumpulkan saat jadwal ujian itu. Saat pembagian kelompok, ternyata hanya paulina dan yasmin saja lalu digabung dengan kak satrya dan satu temannya itu. Sedangkan teman-teman mereka yg lain berada disatu kelompok yg sama. Paulina memang paling bisa berbasa-basi dengan strangers, jadinya pembicaraan diatara mereka dibuka olehnya. Sampai akhirnya mereka saling bertukar kontak, setelah membagi tugas. Paulina bahkan membuat grup khusus untuk membahas tugas itu. "Kalo lu mau pisah dari ario, coba deketin kak satrya aja. Biar waktu putus ada cadangannya." goda paulina sambil berbisik. "Niat banget lu mau combalinn gua." jawab yasmin cuek. "Kasian gua liat hubungan nggak jelas lu sama cowok itu." kata paulina. Memang diantara mereka hanya paulina yg tau tentang hubunganna dengan ario. Ada satu lagi temannya yang mengetahui hubungan mereka dengan ario, yaitu ardina. Minggu-minggu sibuk menjelas UTS membuat yasmin belajar dengan rajin, karena dia memang paling suka dengan sistem kebut semalam untuk belajar. Ditambah lagi tugasnya yang banyak. Hingga dia tidak sadar bahwa ini sudah seminggu ario tidak menghubunginya, bahkan setiap kali yasmin mengirim pesan chat hanya dibaca saja tanpa dibalas. "Dia kira koran apa dibaca doang." gerutu yasmin saat tengah-tengah belajat setelah memeriksa ponselnya, lalu melemparkan ke arah ranjang. *********** Sore itu kelas ujian yasmin yg terakhir telah usai. Dia duduk-duduk di lobby fakultasnya, hingga pandangan matanya jatuh pada seseorang yg duduk disebrangnya. Cowok itu sedang asik bertelfon dengan seseorang, sambil sesekali tersenyum. Entah apa yang sedang mereka bicarakan. Yasmin sangat tertarik dengan cowok itu, sepertinya memang berbeda jurusan dengannya. Cowok itu dengan mata coklat yang sangat intens, memberikan kesan sedikit wajah ketimur tengahan, dengan rambut yg panjang ikal, dan tingginya mungkin hampir 180cm. Yasmin betah memandangi cowok tampan itu, yang membuatnya tidak bisa berpaling adalah matanya dengan cekungan yang dalam dengan bulu mata lentik. Pandangan yasmin berhenti ketika melihat kalung dengan sebuah cincin sebagai liontinnya. "Ah, kayaknya udah punya cewek deh." batin yasmin kecewa. Hampir 1,5 jam yasmin betah duduk dilobby fakultasnya, sambil memperhatikan cowok itu. Hingga tinggal dia, paulina, dan ardina saja yg tersisa. "Liatin sapa sih ?" tanya paulina. "Tuh.. yg pake baju item. Pernah tau nggak ?" tanya yasmin. "Hmm.. kayaknya nggak pernah tau sih." "Mana sih ?" tanya ardina ikut nimbrung. "Ituuu....." yasmin menunjuk menggunakan kepalanya. "Ya... boleh juga." komen ardina setelah melihat cowok itu. "Pulang yuk." ajak paulina. "Duluan aja deh, nanggung." kata yasmin sambil masih terus memperhatikan. "Yauda gua balik dulu ya." paulina pamit langsung meninggalkannya berdua dengan ardina. "Lu temenin gua ya." pesan yasmin pada ardina sebelum temannya itu sempat mengajaknya pulang. "Elaaah... tumbe banget sih lu tertarik sampe segininya." ardina heran melihat tingkah yasmin itu. "Nggak tau juga gua." Tiba-tiba cowok itu berdiri sambil membawa tasnya, yasmin tidak mau setengah-setengah jika sudah mengenai jiwa penguntitnya. Yasmin diam-diam mengikuti cowok itu pergi, tapi seketika kehilangan jejak saat sudah sampai diparkiran. Yasmin kesal dan akhirnya memutuskan pulang bersama dengan ardina. Padahal hubungannya dengan kak satrya sudah sedikit ada kemajuan, dia sudah sering saling mengirim pesan dengan kakak kelasnya itu. Meskipun masih sama-sama cuek. Hingga dia lupa kalau sebenarnya dia sudah memeliki ario. **********
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD