BAB 2

1522 Words
Hari-hari yasmin sebagai kekasih ario sudah tidak seindah yg dulu. Bahkan dia rasanya sudah lupa jika memiliki seorang kekasih. Libur semester sudah tiba. Kebanyakan orang akan menghabiskan waktu bersama kekasihnta, tapi tidak dengan yasmin. Dia justru berencana untuk berlibur ke Bali dengan teman-temannya. Karna ario memang sepertinya tidak peduli apa yang dilakukan yasmin, kemana yasmin pergi, bahkan bersama siapa dia pergi pun ario tidak menanyakannya. Seminggu lamanya yasmin menghabiskan waktu berliburnya di Bali. Dan hampir setiap malam mereka pergi clubbing dan bersenang – senang. Mereka benar-benar menggunakan waktu liburan itu sesuai kemauan mereka. Tidak aturan orang tua yang melarang, tidak ada jam malam, dan tidak ada batasan tentang pakaian yang dipakai. Meraka sudah seperti burung yang terlepas dari sangkarnya. Yasmin berharap setelah dia kembali pulang dari liburan, otak dan hatinya akan lebih tenang untuk menjalankan hubungannya kembali bersama ario. Beberapa cowok dengan terang - terangan mendekati yasmin ketika di club, bahkan menawarkan minum. Tapi dia selalu menolak, karena dia tau arah mereka setelah dirinya mabuk. Sedangkan mereka hanya pergi bertujuh dan semuanya cewek. Sempat beberapa dari mereka mabuk, yasmin mengantisipasi dengan memilih tidak mabuk agar bisa membantu dan menjaga teman - temannya agar tidak kelewat batas. Meskipun ada masalah dengan ario, yasmin tetap pada pendiriannya untuk tidak berpaling. Pesan yang dia kirim kepada kekasihnya itu hanya dibalas ala kadarnya, yasmin hanya pasrah dengan hubungannya ini. Dia sudah merasa nyaman dengan keluarga ario, bahkan dia sudah dekat dengan mama dan kedua kakaknya. Dia tau nantinya jika mereka menikah hubungan yg terpenting adalah hubungannya dengan ario. tapi dia merasa karena keluarganya sudah sangat baik menerimanya hal itu juga yang sangat dia pertimbangkan jika sudah sangat frustasi dengan kelakuan kekasihnya itu. Sore itu, yasmin menyerah dan mengikuti teman-temannya merokok dibalkon kamar hotel mereka. Sebelumnya dia memang pernah merokok saat SMA, dan itu pun juga karena coba coba saat ada masalahnya dengan ario. Dan hal itu terulang juga hari ini. Malam harinya mereka kembali clubbing, yasmin menggunakan baju yang bisa dibilang kekurangan bahan. Karena menunjukkan lekuk tubuhnya. Hingga akhirnya mereka bertemu dengan beberapa teman sekampusnya sebelum masuk ke club, tapi yasmin diam saja dan sedikit menghindar. Dia sudah malas menanggapi omongan teman-temannya yang dia yakini akan menyebarkan gosip itu secepat angin nantinya. Kegiatan malam mereka itu seselai pukul 5 pagi, yasmin sempat minum segelas minuman beralkohol yang justru membuatnya sangat mengantuk. Karna mereka lusa sudah pulang, jadi malam itu adalah malah terakhir mereka ke club dan bersenang - senang. Sebelum kembali ke kenyataan yang mungkin tidak terduga. Sepulangnya berlibur, hubungan yasmin juga tidak membaik dengan ario. Beberapa kali dia menghubunginya tapi seperti diabaikan. Bahkan saat yasmin datang ke rumahnya untuk memberikan oleh – oleh pun ario masih dalam mode cuek. Dia iseng mengirim pesan pada kak satrya dan dibalas meskipun memang agak lama. Berawal dari pesan itu hubungan mereka semakin dekat. Satrya pun sudah tidak sungkan untuk menyapa yasmin ketika dikampus. "Yas." panggil satrya. "Eh.. iya kak." "Mau kemana ?" "Ha ? Duduk-duduk aja disini." "Mmm... yaudah deh. Duluan ya." pamit satrya yg dibarengi senyum menggoda paulina. "Kemajuan nih udah main sapa aja dikampus." "Apas siiiih.." jawab yasmin malu-malu. Drt... Drt... Suara pesan masuk. Ketika dibuka ternyata itu pesan dari Divi, salah satu mantan yasmin. "Siapa ?" tanya paulina. "Nih si divi siapa lagi." jawab yasmin sambil menunjukkan pesan diponselnya. Memang akhir-akhir ini divi mulai mendekati yasmin lagi. Sudah beberapa kali dia mendekati dan mengajak yasmin untuk kembali merajut hubugan. Tapi selalu ditolak oleh yasmin. Saat yasmin masih duduk dibangku SMA, divi sempat memintanya untuk dijadikan kekasih yg kedua saja asalkan bisa balikan dengan yasmin. Sungguh gila memang permintaan divi saat itu. Yang sudah pasti divi tau jawabannya. Yasmin lebih takut menerima kenyataan jika ario melakukan hal yang sama. Hukum karma selalu berlaku kan ? Meskipun sudah menjaga hatinya seperti itu, sudah berulang kali juga hubungan yasmin dan ario putus - nyambung. Bahkan kekasihnya itu pernah hampir jadian dengan salah satu teman kampusnya dan mengakui jika yasmin adalah sepupunya. Bukan kekasihnya. Awalnya yasmin sudah ingin menyerah saja dengan membiarkan ario membina hubungan dengan temannya itu. Tapi dia selalu teringat mamanya yang perhatian dan baik padanya. Apalagi kakaknya yang pertama, selalu membantu ario agar mendapatkan maaf dari yasmin. Padahal orang tua yasmin sendiri tidak menyukai ario. Atau karena yasmin rasa sudah memberikan segalanya pada ario, hingga dia merasa ario memang harus bertanggungjawab atas semua yang sudah mereka perbuat. Dengan terus bersama, walaupun ini menyakitkan untuk dirinya. Tapi yasmin masih memberi maaf pada ario dan mau menerimanya kembali. Entahlah untuk kali ini, dia sudah merasa lelah bertahan. Mungkin juga karena ada rasa tertarik pada pria lain. Sesuatu yang yasmin tidak pernah lakukan sebelumnya. ********** Selesai kuliah, yasmin dan teman-temannya duduk di lobby seperti biasanya. Karna disana mereka bisa mencuci mata dengan melihat kakak kelas atau cowok – cowok dari jurusan lain yang sedang lewat. Terlebih lagi disana anginnya sepoi-sepoi, membuat suasana lebih dramatis seperti adegan film. Bukan hanya cowok – cowok, tapi berbagai macam cewek dengan model pakaian, wangi, dan gaya yang berbeda juga turut mewarnai. Seperti sedang melihat seorang model berlenggak – lenggok di catwalk. Saat duduk bersandar menikmati angin semilir sambil memainkan ponselnya, yasmin disenggol oleh ardina untuk segera menoleh. "Yas... yas.. buruan noleh." kata ardina semangat. "Eh... itukan cowok yg waktu itu." bisik yasmin sambil memperhatikan arah kemana cowok itu pergi. Tiba-tiba yasmin merasa aneh saat melihat cowok itu sedang mengobrol akrab dengan tabita. Teman paulina semasa SMA dan teman rindya saat SMP. Rindya adalah salah satu sahabat yasmin dari SMA, hanya saja mereka berbeda kampus. Dunia ini sungguh sempit. Setelah tabita selesai berbicara dengan cowok yang sudah mengalihkan yasmin sore itu. Dia langsung sudang bersiap untuk mencari informasi tentang sorenya itu. "Bi, itu tadi siapa ?" tanya yasmin saat tabita duduk disebelah paulina. "Yang mana sih ?" "Yang tadi ngomong sama kamu." "Oh... dia... Kenapa emangnya ?" goda bita. "Tanya aja." "Namanya ayden pranaya, kakak kelas 4 tahun diatas kita." jelas bita. "Jauh juga jaraknya." kata yasmin yang sudah mengetahui nama cowok itu. "Tapi dia lagi deketin temen aku sih, yang tadi duduk sama aku itu." jelas bita lagi. "Oh... gitu ya." "Kenapa sih, mau dikenalin ?" bita menawarkan untuk mencomblangkann yasmin dengan cowok itu. "Nggak usah, lagian juga sama-sama nggak available hahaha." tawa yasmin untuk menghibur diri. "Kirain." "Yaudah deh, pulang duluan ya." pamit yasmin. Sengaja yasmin tidak ikut kumpul bersama teman-temannya, dia berencana untuk kerumah ario. Melepas rindu, mungkin. Meskipun kedatangannya selalu seperti tidak dianggap, hingga setiap yasmin kesana hanya menghabiskan waktu dengan kakaknya saja. "Kak, ario mana ?" tanya yasmin. "Dikamarnya main game paling." jawab kak arista sambil sibuk memainkan game diponselnya. "Yaudah, aku kesana bentar kak." pamit yasmin. "Iya." Saat didepan kamar ario terdengar suara keyboard yang sepertinya sedang asik ditekan oleh pemiliknya. Dan benar saja, ario memang sedang memainkan game di laptopnya. "By, sibuk banget ya ?" tanya yasmin manja. "......" "Byyyy...." panggil yasmin lagi. "Apa sih, lagi seru nih." "Kamu tuh tiap hari aku kesini kerjaanya main game terus." protes yasmin sambil melipat tangannya didada. "Bentar lagi aku mau ngampus, sore ini ada kuliah. Jadi tanggung banget." "Ish kamu tuh." yasmin membaringkan tubuhnya di ranjang ario, sambil memperhatikan barang – barang disekitar kamar kekasihnya itu. Rasanya aneh, biasanya ario selalu sembarangan meletakkan ponselnya. Entah kemana ponsel itu, setiap kali yasmin datang kerumahnya dia pasti sibuk main game dan ponselnya seperti sedang main petak umpet  dengan baik. Karna merasa bosan akhirnya yasmin keluar dan menemui kakak ario tadi. Mereka mengobrol sambil bercanda di ruang keluarga. "Kak, Hp ario rusak ? Kok yasmin nggak pernah liat ya." tanya yasmin basa-basi. "Enggak kok. Tadi aja dia barusan ngirim chat minta disiapin makanan ke bibi." kata kakaknya sambil menunjukkan pesan itu. "Ohh... kirain." "Kenapa emangnya ?" "Nggak papa kak, nanya aja. Kayaknya jarang liat aja." Yasmin semakin yakin ada yg disembunyikan ario, bahkan pesannya saja jarang dibalas. Tapi untuk minta tolong siapin makanan aja dia bisa mengirim pesan ke kakaknya. "Kamu kok udah siap ?" tanya yasmin. "Iya aku nggak mau telat hari ini." jawab ario cuek, sambil memakan makanan yang sudah disiapkan ART rumahnya. Yasmin hanya memperhatikan ario, sebenarnya tidak ada yang salah dengannya. Apa mungkin hanya perasaannya saja, yasmin juga bingung dengan hatinya. "Berangkat dulu ya." pamit ario. Yasmin mengantarkan sampai diteras rumah ario, tapi ario seperti cuek dan tidak menganggapnya ada. "Aku berangkat." hanya kata-kata itu yang ario ucapkan, tanpa ada embel-embel lain dia sudah meninggalkan yasmin sendirian disana. Tidak berselang lama, kak angela kakak kedua ario yang memang sudah menikah dan tinggal berbeda rumah datang berkunjung. Lalu mereka mengobrol, sikap kak angela ini sangat hangat dan terlihat menyayangi yasmin. Saat yasmin pamit untuk pulang kak angela juga yang  mengantarkan. "Kak, yasmin pulang dulu ya." "Kamu hati-hati ya." hanya anggukan yang diberikan yasmin. "Yas..." "Kenapa kak ?" "Kamu harus sabar terus ya sama ario." pesan kakaknya, lalu mereka bercipika-cipiki. Di jalan yasmin terus memikirkan kata-kata kak angela. Dia merasa pasti ada maksud di balik kata - kata itu. Atau ada sesuatu yg terjadi yang dia tidak ketahui. Membuat perasaan yasmin semakin tidak enak. Hingga akhirnya yasmin menceritakan ini semua pada paulina. "Lu harus cari tau yas, perasaan gua juga nggak enak." kata paulina ditelfon sebelum panggilan mereka terputus. **********
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD