IDENTITAS BARU

1010 Words
Greta mengalihkan pandangannya kepada sosok tinggi dari pria yang saat ini memeluknya. Dia tidak bisa mengeluarkan suaranya,tapi tidak apa untuknya. Greta mengulurkan tangannya dan membalas pelukan pria itu. Arian, dia adalah orang yang paling menyanyanginya Greta dalam novel ini. Walau wajahnya datar, sifatnya sangat lembut pada Greta. Arian membeku saat merasakan pelukan hangat gadis itu. Dia sedikit mendorong dan melihat wajah pucat putrinya. Arian terkejut saat diberikan sebuah senyuman manis yang membuat jantungnya berdetak kuat. "Greta...apakah kamu merasakan sakit di paru-paru mu?"tanya Arian khawatir pada kesehatan Putrinya. (Tanda (. . . ) disetiap akhir kata itu artinya menggunakan bahasa isyarat dari Greta) Greta menggelengkan kepalanya,tangannya bergerak."Aku.tidak.sakit.lagi.Ayah." "A-Ayah?" Arian terkejut dengan panggilan yang sangat langka. Putrinya biasanya memanggilnya 'Duke' daripada 'Ayah' seperti sekarang. "Ayah. Jangan. Lupa. Jaga. Kesehatan." Greta memberikan isyarat lagi. Arian mengangguk dengan ekspresi masih terkejut. Dia pulih setelah beberapa saat. "Kamu pasti lapar,kan? Ayah akan menyuruh pelayan menyiapkan makanan." Greta mengangguk saja. "Terima kasih. Ayah." Arian bangkit dan membuka pintu. Dia melirik para pelayan yang menunduk ketakutan saat melihatnya. Kepala pelayan yang seorang wanita tua mendekat ke arah Arian. "Tuan...Apa nona muda sudah sadar?" "Sudah. Siapkan makanan yang lebih ringan untuk dimakan nona muda." "Baik,Tuan." Mendengar bahwa Putri sudah sadar, semua pelayan bisa melepaskan beban dihati mereka. Mereka akhirnya bisa bernafas lega setelah sekian jam menunggu didepan pintu. Kepala pelayan yang bernama Madam Rose melirik pada para pelayan itu. "Cepat siapkan makanan untuk nona muda!" "Baik,Madam." Mereka buru-buru berbalik dan pergi ke dapur. ___****___ Arian kembali disisi putrinya. Walau wajah gadis itu pucat karena terlalu lama terendam oleh air, tapi cahaya dimatanya memiliki semangat yang kuat. "Greta...Ayah tidak akan membiarkan dirimu diganggu lagi." Greta menatap pria itu dengan bingung,lalu mengerti setelah mendengar isi ucapannya. "Ayah. Aku. Tidak. Marah." "Tapi Ayah tidak terima!" Seru Arian dengan nada keras. Sesaat dia sadar sudah keras pada putrinya, dia menunduk dengan ekspresi bersalah. "Maafkan aku." Greta mengulurkan tangannya dan menepuk pundak pria itu. "Ayah. Sangat. Baik. Untukku." "Benarkah?" Greta mengangguk sambil tersenyum lebar. "Aku. Senang. Saat. Ayah. Tidak. Marah." "Ayah paham." "Ayah. Aku. Ingin. Hidup. Tanpa. Khawatir. Pada. Pendapat. Orang. Lain." Greta tersenyum setelah menyelesaikan kata-katanya. Arian mengangguk dan berjanji dalam hatinya bahwa dia akan memberikan semua kebahagian yang ada didunia ini untuk gadis tercintanya. Pelayan juga datang dan mulai menata makanan diatas meja. Mereka melirik gadis yang duduk diatas kasur, dan terkejut saat melihat senyuman yang memiliki cahaya lembut. "No...Nona muda,makanan anda." Greta mengangguk dan sendok-nya sudah diambil oleh Arian. Pria itu mengambil sup,lalu meniupnya. Dia mengarahkan sendok ke mulut gadis itu. "Makan." Greta membuka mulutnya patuh dan menerima setiap suapan Arian untuknya. Setelah makan dan semuanya habis, Greta disuruh untuk berbaring kembali. Tubuhnya memerlukan banyak istirahat. "Jangan banyak bergerak dulu. Ayah akan pergi mengurus dokumen Dikantornya,oke?" Greta tersenyum. "Oke." Arian berjalan keluar dari ruangan itu. Dia melihat asisten pribadinya sudah berdiri didepan pintu dengan tumpukan dokumen ditangannya. Samuel memberikan senyum sangat lebar pada Arian. "Tuan...akhirnya anda mau keluar juga dari ruangan nona muda. Setelah sebulan menemani nona muda, anda meninggalkan banyak pekerjaan." Arian mendorong rambutnya ke belakang. Dia dan Samuel berjalan dan masuk masuk ke dalam kantor. Dia mengambil selembar kertas dan membacanya dengan teliti. "Apakah Earl Brown masih berusaha mendapatkan tambang berlian di utara? Dia cukup rakus." Samuel memberikan lembaran kertas padanya. "Earl Brown tidak tahu bahwa tambang itu adalah hadiah ulang tahun Nona Greta dari anda. Mungkin karena anda belum memberikan nama tambang itu,jadi banyak bangsawan yang berusaha memilikinya, terutama Earl Brown." Arian membaca laporan itu,dan masih berkata,"Itu milik Putriku. Jadi biarkan saja dia yang memberikan miliknya nama." Samuel mendesah dan memberikan lembaran kertas lagi."Ini laporan tentang Marques Bildons." Arian membacanya dan melirik Samuel. "Dia cukup keras kepala dan masing ingin memiliki peternakan Griffin itu..." "Sepertinya dia juga tidak tahu bahwa itu hadiah ulang tahun Nona Greta diusianya yang 5 tahun saat itu." Arian berpindah pada laporan lainnya. "....Ini juga, dia masih ingin mendapatkan kolam teratai emas untuk istrinya itu." "Kolam itu hadiah anda untuk Ulang tahun ke 6 Nona muda." "...oh, bunga salju juga ingin dibeli rupanya." "Hadiah anda untuk Nona muda di usianya yang 10 tahun. Karena dari umur 7-9 tahun, anda memberikan banyak sekali emas dan berlian untuknya." " Raja Barta ingin Istana Musim Dingin?" "Hadiah anda untuk Nona muda di usianya yang 16 tahun ini. Raja sepertinya menyukai letak dan gaya istana itu, jadi dia meminta untuk diberikan padanya dan akan membayarnya dengan banyak emas...." "Tidak! Itu punya putriku." Arian dengan tegas menolak. Samuel jika ditanya siapa yang paling mencintai sesuatu sampai bodoh. Dia akan menjawab Duke-lah orangnya. Dia benar-benar mencintai Nona Greta tanpa batas. Berbagai hadiah langka diberikan untuk sang putri. Kebucinan Duke pada putri semata wayangnya bukanlah hal yang aneh dimata semua penghuni rumah. "Laporan selanjutnya mengenai kejadian Nona muda jatuh ke kolam. Pelakunya adalah Pangeran Ian yang disukai oleh Nona muda." "Bocah b******n itu...!!" Arian meremuk kertas ditangannya. "Aku benar-benar ingin membunuhnya!" "Anda tidak bisa. Dia adalah pangeran kedua kerajaan dan ada hukuman berat jika melukai seorang bangsawan. Walau saya yakin anda juga tidak peduli itu...tapi pikirkan tentang Nona,anda tahu dia sangat menyukai Ian itu." Arian hanya bisa menelan kebenciannya. Dia kembali memeriksa dokumen lain yang masih menumpuk. Semuanya tentang beberapa pejabat yang ingin memiliki hadiah ulang tahun Greta. Sepertinya dia benar-benar harus memberikan pernyataan permanen pada semua hadiahnya. "Tuan." Samuel memanggil. "Ulang tahun Nona muda akan segera tiba 3 bulan lagi. Apakah anda ingin saya menyiapkan hadiah yang spektakuler, Lagi?" Arian berpikir keras untuk memberikan hadiah apa untuk putrinya. Samuel yang melihat betapa serius pria itu memikirkan sebuah hadiah, daripada kerjaan yang lain. "Tuan..saya juga ingin menyampaikan bahwa Hari Kedewasaaan Nona untuk tahun ini berbeda. Nona Greta harus melakukan kontrak dengan binatang sihirnya." "Guardian?" "Iya." "Tanpa itupun, aku masih bisa menjaganya." "Bukan itu tujuannya,Tuan. Jika Nona Greta tidak membentuk kontrak disaat usianya 17 tahun. Dia pasti akan diejek oleh semua orang..." "Bunuh mereka." "Tuan..." "Samuel! Aku tidak peduli jika putriku mengontrak Guardian atau tidak. Aku akan melindunginya sendiri." Arian memberikan pernyataan jelas pada Samuel. "Baik,Tuan." Samuel hanya bisa Menjawab dengan patuh. Dia tidak membatanha jika Duke sudah tegas dalam pilihannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD