Kesempatan itu nyaris tidak ada

1137 Words

"Nisa, aku mau tanya soal Kakakmu itu. Kapan kita bisa bertemu?" Akhirnya keinginan Mia untuk sembuh kembali hadir. "Mbak Mia mau ketemu Abang?" Mia mengangguk samar. "Boleh, aku sudah mengatakannya sejak lama. Abang pun setuju untuk memeriksa Mbak Mia. Bagaimana kalau besok?" Mia berpikir sejenak dan akhirnya setuju. "Boleh. Kita ketemu besok di rumah sakitnya, ya?" Anisa mengangguk dan mengacungkan ibu jarinya. Dukungan dan semangat adalah modal utama seseorang mau bertahan, begitu juga yang dirasakan Mia saat ini. Setelah mendapatkan dukungan dari Mamah Maria, ia pun mulai berpikir untuk memperjuangkan sakit yang dirasakannya saat ini. Mia berharap masih memiliki kehidupan yang baik, sekali lagi. Kondisi Laras pun semakin membaik, setelah dua hari mendapat perawatan di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD