Ditaksir Murid

745 Words
Hari kedua mengajar.... Aku berhenti di parkiran sekolah, menaruh Mio hitamku. Tidak jauh dari tempatku parkir Aldo duduk di atas Yamaha R1 M nya. Tidak lama kemudian Aldo sudah ada di dekatku sambil menenteng sebuah paper bag. "Nih buat ibu!" "Apa ini?" "Sarapan." Aldo pergi begitu saja setelah aku menerima pemberiannya dan bahkan aku belum sempat mengucapkan terima kasih. Kuintip isi paper bag itu, isinya sandwich dan segelas susu coklat hangat. Sarapan favoritku. Tapi bagaimana Aldo tahu kesukaanku ya? Sampai di ruang guru, aku segera membuka buku dan membaca materi ajar hari ini sambil menikmati sarapan pemberian Aldo. Aku harus berterima kasih padanya. Materi ajar kali ini tentang persamaan kuadrat dan grafik parabola. Siswa XII IPS 2 mendengarkan penjelasanku dengan seksama. "Semua sudah paham?" "Paham bu" " Kalau begitu kerjakan 5 soal yang ada di buku latihan. Bagi kalian yang belum paham silakan maju ke meja guru. Ibu akan mengajari kalian" Beberapa siswa berdiri dan berjalan menuju meja guru namun setelah mereka melihat Aldo berdiri dan menuju meja guru mereka mengurungkan niatnya dan kembali ke kursinya masing-masing. Aku duduk di kursi guru sambil melihat semua yang terjadi di kelas, sepertinya Aldo adalah siswa yang disegani di kelas. "Bagian mana yang kamu belum paham Do?" Aldo membuka bukunya dan menunjuk salah satu bagiannya. " Yang ini bu, cara mencari x dan y nya" Aku mulai menjelaskan bagaimana mencari x dan y pada sebuah persamaan kuadrat. Penjelasanku cukup panjang sambil menuliskan contohnya di buku Aldo. Aldo mendengarkan dengan seksama, tapi aku merasa ia tidak memperhatikan bukunya tapi matanya menatap wajahku. "Gimana sudah paham?" Aldo terkejut saat tiba-tiba aku menatapnya, ia tertangkap basah menatapku. "Euh... sudah bu" Jawabnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aldo, kalau ibu menjelaskan perhatikan tulisannya bukan wajah ibu !" "Ibu cantik!" Deg! Aldo mengatakannya sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya lalu berjalan menuju kursinya. Naluri wanitaku mengatakan Aldo punya perasaan lebih padaku. Mungkin aku perlu mencari tahu tentang sosok Aldo pada guru lain. Bel tanda istirahat berbunyi, para siswa bersorak gembira. Aku segera membenahi buku dan kembali ke ruang guru. Pak Fatah seorang guru olahraga telah ada di ruang guru sebelum aku datang. "Pak Fatah tau Aldo anak XII IPS 2?" "Revaldo Edwin Baskoro?" "Iya pak." "Semua orang juga tahu di sekolah ini siapa Aldo. Anak paling bandel di sekolah, suka tawuran tapi digemari para siswi. Kenapa bu? Dia melawan ya di kelas?" "Nggak pak, saya penasaran aja." "Kirain dia buat kesulitan pas ibu ngajar, dulu dia pernah buat salah satu guru menangis karna ulahnya." "Nggak kok Pak. Dia selalu tertib pas saya ngajar." "Tertib?" "Saya ke kantin dulu Pak. Permisi!" Jam istirahat kali ini aku ingin ke kantin agar bisa mengenal murid sekolah ini dengan lebih baik. Semakin baik aku mengenal mereka maka semakin mudah diriku dalam mengajar, itulah salah satu prinsip yang kuyakini sebagai guru. Kantin sangat ramai di jam istirahat, mataku mencari kursi yang kosong. Ada satu kursi kosong dengan 3 siswi dan 1 siswa di sekitarnya. "Boleh duduk sini ya?" "Boleh-boleh bu!" Siswi berambut sepundak yang bernama Sita menggeser kursi dan meyilakan ku duduk. "Duduk gratis kok bu gak bayar!" Siswa yang bernama Denis ikut bicara dengan gaya melambainya. Segelas jus jeruk kunikmati sambil mengobrol dengan mereka. Di halaman belakang sekolah... "Do, gue denger loe deketin guru baru. Bu Fina?" "Yup!" Aldo dan Bagas berada di halaman belakang sekolah. Mereka akan bertemu di sana jika ada hal pribadi untuk dibicarakan. Aldo dan Bagas bersahabat sejak SD, kini keduanya menjadi idol di sekolah. "Gila loe, selera loe ternyata yang lebih tua!" "She is my angel bro!" "What? Yang dulu loe cerita pas SD?" Flashback Bugh...bugh...bugh! Seorang siswa SD dikeroyok 3 orang siswa SD lainnya. "Woi! Berenti!" Fina dengan seragam SMP nya datang sambil berlari dan memukuli ketiga siswa SD itu dengan tasnya. "Gue udah telpon polisi, kalian bertiga bakal ditangkep sebentar lagi" Ketiga siswa SD itu saling berpandangan lalu segera pergi sambil berlari. "Kamu gak papa?" Aldo menggelengkan kepalanya. "Minum nih air putih biar tenang!" Fina menyerahkan sebotol air dan Aldo pun meneguknya perlahan. "Pelipis kamu luka, biar saya obati kebetulan saya bawa plester obat" Fina dengan sigap memasang plester di pelipis Aldo. "Denger ya dek, kamu harus kuat biar gak dibuly. Kekuatan itu bukan hanya di otot tapi juga di otak. Jadi kuat dek biar mereka gak berani bully kamu lagi. Ok!" Aldo mengangguk. Flashback off "Gue udah nunggu 7 tahun, gak akan gue sia-siain kesempatan yang ada sekarang" "Gue dukung apapun keputusan loe" Bagas menepuk bahu Aldo. bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD