KYK 2

1532 Words
PART 2   “ Kekhawatiran akan diperoleh jika kita dapat membebaskan diri dari kekhawatiran yang berlebihan “ Flash back on 6 tahun yang lalu Waktu sudah menunjukan pukul 24.00 tapi  Adeeva masih duduk  dengan gelisah di ruang tamu menunggu sang suami yang belum pulang juga dari kantor. Karena ia mendapat kabar dari karyawan suaminya bahwa sang suami kecelakaan, tapi ia menelfon sang suami malah dimarahi dan mengatakan keadannya baik-baik saja. Walau bagaimanapun Adeeva tetap khawatir dan ingin memastikan keadaan suaminya.Tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan sosok lelaki tampan masuk ke rumah dalam keadaan kacau dengan kepala yang berbalut perban. “ Mas kamu baik-baik aja kan… ?” Tanya Adeeva dengan nada yang sangat cemas dan hamper menangis melihat keadaan sang suami. “ Aku ngga papa, ngga perlu so peduli kamu semua ini terjadi pun karna kamu” jawab ghafi sambil menyingkirkan tangan sang isteri dari kepalanya tapi tetap dengan sikap angkuhnya. Adeeva pun merasa sedih dengan jawaban sang suami. Tapi Adeeva tetap tenang dengan perilaku sang suami padanya. “ Deeva hanya  khawatir lihat keadaan mas ghafi seperti ini, deeva minta maaf kalo semua ini gara-gara deeva” jawab deeva dengan tingkah polosnya. “ Kalau kamu tak pernah datang di kehidupan keluargaku semua ini tak akan pernah terjadi, semua karena kamu papaku meninggal, mamaku masuk RSJ sampai mati pun aku benci kamu wanita yang sok suci” murka Ghafi “ Mas kamu kenapa bicara seperti itu aku tahu aku salah tapi itu semua takdir Allah mas” jawab Deeva “ Kamu bilang ini semua takdir, cukup deeva tau apa kamu tentang takdir. “ ucap Ghafi yang langsung melangkah menuju kamar tanpa memperdulikan perasaan Adeeva yang sakit mendengar ucapannya. Saat Ghafi sedang berjalan tiba-tiba tangannya dicekal oleh Adeeva. “ Kalau kamu membenciku untuk apa kamu menikahiku mas, kalau dulu kamu tidak menerima tawaran ayahku mungkin …..” belum sempat Adeeva melanjutkan ucapannya dengan menahan tangis Ghafi pun langsung berkata “ Untuk balas dendam, karena untuk membalas semua apa yang sudah kamu hancurkan di hidupku . Kamu tahu mengapa aku tak pernah mendaftarkan pernikahan kita ini karena itu siksaan yang aku berikan padamu. “ Jadi selama kau anggap aku apa mas,  setelah pernikahan yang kita jalani selama satu tahun ini, aku berusaha untuk selalu menjaga perasaanmu tanpa mempedulikan apa yang sudah kamu lakukan padaku dan aku mencoba untuk terus bisa menjadi isteri yang baik untukmu mas  … ? Tanya Adeeva dengan suara parau karena tangisan yang tak bisa ia tahan lagi. “ Apa katamu isteri yang baik,  selama ini kamu hanya seorang wanita yang ku gunakan untuk melampiaskan dan memuaskan nafsuku saja, tak pernah sedikit pun  aku menggapmu sebagai isteri… “ Ucap Ghafi dengan amarah yang sudah tak bisa ia tahan “ Tega kamu mas, kalau kamu memang tak pernah menganggapku sebagai isterimu, ku mohon lepaskan aku mas, “ kata Adeeva yang memohon pada Ghafi dengan berlutut dihadapannya. “ Kalau memang kamu mau pergi dari sini silahkan, pintu ini terbuka luas untuk kepergianmu, tapi ingat sampai kapanpun aku tak akan pernah menceraikanmu sampai diriku berhenti bernafas” Tantang Ghafi pada Adeeva  dan langsung pergi menuju kamar. Setelah ditinggal Ghafi ke kamar Adeeva menjerit dan menangis dengan kencang melepaskan rasa sakit yang selama ini ia tahan dan pendam. Betapa kejamnya selama ini ternyata Ghafi hanya mempermainkan perasaan Adeeva yang sungguh tulus untuk menyayangi dan mencintainya. Pembantu rumah yang melihat keadaan majikannya langsung menghampiri dan menuntun Adeeva untuk memasuki kamar tamu karena ia yakin dalam keadaan seperti ini tak mungkin membawa Adeeva ke kamarnya Di pagi hari dengan suasana yang masih mencekam,  Adeeva pun masih di atas kasur karena dari semalam pun ia tak bisa tidur memikirkan semua kejadian semalam. Ia mencoba untuk menguatkan dirinya sendiri dan membulatkan tekadnya bahwa keputusannya sekarang ialah pergi jauh dari suaminya. Jika ia dan Ghafi terus bersama akan semakin dalam rasa sakit yang akan mereka alami. Mungkin dengan perginya Adeeva nanti akan bisa merubah keadaan menjadi lebih baik itulah yang Adeeva pikirkan saat ini. Adeeva tak boleh egois karena memang benar adanya apa yang dikatakan Ghafi bahwa semua ini terjadi karena ia yang mengawalinya,walaupun tanpa ia inginkan. Tak selang beberapa lama ia medengar suara deru mobil Ghafi yang menandakan Ghafi telah berangkat kerja. Dia berjalan dengan gontai menuju kamarnya bersama Ghafi dan mulai mengemasi barang-barangnya. Selesai mengemasi barang-barangnya Adeeva pun langsung turun membawa koper-kopernya di bantu oleh beberapa pembantu. Para pembantu merasa berat melepaskan majikannya itu karena selama Adeeva berada disini tak pernah mereka ddiperlakukan tidak baik pada Adeeva. Mereka semua tahu betapa baik dan tulusnya  hati sang majikan. Adeeva pun berpesan pada para pembantu untuk tidak mengatakan apapun pada tuannya Ghafi tentang kepergiannya.Biarkan Ghafi mengetahuinnya sendiri. Adeeva pun sebenarnya bingung kemana ia akan pergi tak mungkin ia kembali ke rumah orang tuanya. Sang kakak yang selama ini ia rindukan pun masih marah dan menyalahkannya atas kematian sang ayah. Kabar yang ia dengar rumah orang tuanya kosong karena sang kakak meneruskan perusahaan sang ayah dan  kuliah lagi di Australia. Sekarang  Adeeva akan pergi dan mengikuti  dengan kata hatinya. Ia yakin bahwa Allah pasti akan selalu disisinya dan menolongnya dalam keadaan apapun. Flas back off Adeeva tersadar dari lamunanya mengingat tentang masa lalunya yang menyakitkan. Tiba-tiba Cayra masuk ke mushola karena ia takut terjadi sesuatu yng buruk pada sahabatnya. Untuk saat ini Cayra tak akan meninggalkan Adeeva karena ia takut kejadian masa lalu akan terulang lagi. “Dev aku dari tadi muter muter sekolah nyariin kamu dan ternyata kamu disini, aku khawatir tau sama kamu. ”Ucap Cayra dengan nada yang tersengal sengal karena kelelahan mencari Adeeva. “ Aku baik baik aja kok Cay, Cuma sedikit pusing jadi aku kesini…” Adeva yang menjawab dengan sangat santai “ Kalo kamu baik baik aja terus kenapa mata itu sembab, deev kamu bisa bohongi orang lain tapi kamu ngga bisa bohongi aku deev, kalo kamu mau nagis, nangis aja deev luapkan semuanya deev jangan dipednam lagi..” Cayra yang mencoba menenangkan sambil menggenggam tangan sahabatnya itu dan ia menyadari bahwa tubuh  Adeeva bergetar dalam pelukannya akhirnya pertahanan Adeeva runtuh di hadapan sahabat baiknya ini. Cayra menemani Adeeva sampai benar-benar keadaannya lebih baik. Mereka sama-sama tak memasuki kelas karena kelas mereka di isi  oleh guru lain. Ketika Adeeva benar- benar lebih baik dan wajahnya tak lagi menampilkan kesedihan mereka berdua kembali ke kantor karena waktu sudah menujukan jam pulang sekolah. “ Deev hari ini aku nginep ya di kontrakan kamu” Adeeva terkejut mendengar permintaan Cayra yang ingin menginap di rumahnya saat mereka sedang berjalan kearah gerbang sekolah untuk pulang. Adeeva tahu niat Cayra menginap dirumahnya adalah untuk menemaninya supaya tak sendiri pasti cayra takut bahwa dia akan bersedih lagi. Belum sempat Adeeva menjawab tiba-tiba di depan gerbang ada yang mengklakson mobil. Dan keluarlah dari mobil seseorang lelaki yang tinggi, tampan dan mempesona. Seperti seorang pangeran yang menghampri sang permaisuri. “ Assallamualaikum, ustadzah cantik..” Sapa lelaki yang bernama Bara “ Waalaikumsalam kak Bara” Jawab mereka bersamaan tapi jawaban Cayralah yang aling lantang. “Kak Bara sebenarnya tidak perlu repot repot jemput Cayra segala. Cayra niatnya mau pulang bareng Adeeva, tapi karena kak ….” Belum sempat Cayra melanjutkan ucapannya Bara pun berkata. “ Geer kamu cay, siapa juga yang mau jemput kamu, aku mau jemput permaisuriku, yakan deev ? kan sudah lama aku ngga ketemu sama dia  ” balas Bara pada Cayra dan hanya dibalas senyum terpaksa oleh Cayra. Sedangkan Adeeva yang melihat adegan itu pun hanya bisa tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang menggoda kak Bara. “ Aduh kak Bara manggilnya jangan seperti itu ngga enak dilihat orang lain. Kenapa kak Bara ngga bilang kalau mau kesini, bukannya kak Bara habis pulang dari seminar di Bandung, pasti masih capek kan . Aku juga ngga bisa ikut kak Bara, karena aku sudah janjian sama Cayra buat pergi cari buku, yak an Cay ” Jawab Adeeva yang berbohong pada Bara dengan menggandeng tangan sahabatnya itu dan Cayra yang paham dengan maksud sahabatnya itu kalau Adeeva pasti ingin menolak ajakan lelaki itu ia pun langsung mengangguk. “ Masa kamu tega sama aku sih Deev, kamu beneran ngga mau aku antar pulang, kalau ngga aku juga bisa antar kamu ke toko buku sama Cayra kan dah lama kita ngga ketemu mama juga tadi telfon pingin ketemu sama kamu katanya kangen sama kamu ” Bara pun terlihat memohon. “ Mama atau kak Bara yang kangen? Goda Cayra yang langsung disenggol oleh Adeeva dan Bara pun hanya tersenyum malu sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. “ Bener kak ngga perlu aku bisa sendiri sekarang mending kakak pulang dan istirahat, lain kali kita bisa ketemu lagi, ok” jawab Adeeva dengan santai “ Ya sudah deh kalau kamu ngga mau aku pun ngga bisa maksa, yang penting sudah ngliat kamu baik baik aja aku pun dah lega Deev, kalo gitu aku pulang dulu ya, , kamu hati-hati di jalan ya Assallamualaikum “ Bara pun menerima penolakan dari Adeeva dengan terpaksa. Dan langsung menaiki mobil untuk pulang. “ Wa’alaikumsalam, ya kak, kak Bara juga hati-hati” jawab Adeeva dengan santun. Cayra yang meliat adegan 2 anak muda itu hanya tersenyum senyum sendiri. Adeeva dan Cayra akhirnya pergi ke toko buku karena dia sudah terlanjur bicara akan ke toko buku. Untuk mencegah adanya kebohongan yang mereka buat. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD