KYK 3

2085 Words
Dalam perjalanan ke toko buku menggunakan angkutan umum Adeeva memikirkan Bara. Bara adalah kakak tingkat Adeeva sewaktu kuliah dulu, sekarang ia sudah bekerja menjadi seorang Dosen di salah satu Universitas di Semarang. Adeeva tahu bahwa Bara sudah menyukainya sejak dulu dan pernah mengutarakan keinginanya untuk menikahi Adeeva. Ia pun sudah pernah di pertemukan dengan mama Bara tanpa sepengetahuannya karena jika Adeeva tahu akan dipertemukan dengan mamanya pasti ia akan menolak. Mama Bara sangat menyukai Adeeva yang sangat santun dan cantik,  dan menyetujui Bara menikah dengannya. Mama Bara pun sering mengundang Adeeva untuk sekedar masak bersama, atau menemaninya berbelanja.Tapi dengan tegas Adeeva pun menolak lamaran Bara dan mengatakan bahwa Adeeva sudah menikah jadi tak bisa menerima lamaran Bara.Walau ia tahu apa yang dikatakannya akan sangat menyakitkan Bara dan mamanya. Lelaki itu pun tak yakin dengan jawaban Adeeva, karena selama ini Bara tahu semua kegiatan Adeeva setiap harinya dan tak pernah melihat adanya cincin pernikahan di jari manisnya. Bara pun pernah manantang untuk bertemu dengan suaminya jika memang Adeeva sudah menikah. Adeeva pun terkejut dengan permintaan Bara dan langsung di jawab dengan spontan olehnya bahwa sang suami telah meninggal. Setelah berkata seperti itu Bara pun diam dan meninta maaf pada Adeeva telah mengingatkan ia tentang almarhum suaminya. Tapi Bara selalu berkata bahwa ia  siap untuk menunggu Adeeva sampai ia mau menerimanya sebagai suaminya. Adeeva ingin Bara mendapatkan wanita yang lebih baik darinya karena Bara adalah baik,  dia berhak mendapatkan yang terbaik. Dan sampai kapanpun Adeeva tak mungkin bisa membalas perasaan Bara padanya. Walau sekeras apapun ia mencoba menyangkal tapi baying baying masa lalu itu masih tetap ada. “ Deev aku kasihan deh kalo lihat kak Bara, Padahal dia kan tampan, kaya, pinter kenapa ngga dia coba cari wanita lain aja, malah nunggu kamu yang jelas sampai kapan pun akan nolak dia, karena statusmu” Adeeva yang hanya menghela nafas mendengarkan kata-kata Cayra. “ Emmmm kenapa ngga kamu aja yang coba buat deketin kak Bara Cay, kelihatannya dia cocok tuh sama kamu” Goda Adeeva pada Cayra “ Apaaaaaaaaa kamu ngga lagi sakit kan Cay bicara kaya gitu, mana mau kak Bara nglirik aku yang jauh dari standarnya Deev” Jawab Cayra dengan lantang tanpa menyadari bahwa banyak mata yang memandangnya dan Adeeva pun malu sendiri melihat Cayra sampai Cayra menyadari banyak orang yang menatapnya dan ia langsung menutup wajahnya menggunakan buku yang ada di pegangnya. *** Saat berada di toko buku Cayra melihat kearah luar toko diseberang jalan ada mobil hitam yang dia rasa sedang mengikutinya dan Adeeva. Karena mobil itu pun ia lihat juga saat ia dan Adeeva masih di sekolah. Kemudian Cayra mencoba memberitahu Deeva. “ Deev, lihat ngga mobil hitam diluar itu, aku rasa itu mobil ngikutin kita deh karena itu mobil juga aku lihat waktu di sekolah” Kecurigaan yang Cayra yang diungkapkan pada Adeeva. Adeeva pun merasa aneh dengan gerak gerik orang yang berada di mobil itu karena tingkahnya yang aneh dan mencurigakan.Adeeva pun menjadi takut sendiri. “ Ya cay mereka mencurigakan deh. Tapi untuk apa mereka ngikutin kita” balas Adeeva dengan gelisah “ Ahh tapi mungkin perasaan kita aja atau kita yang kegeeran ya deev, kalo ngga mereka ngefans kali sama kita deev. “ gurau Cayra untuk mencairkan ketegangan mereka.Dan hanya di balas anggukan oleh Adeeva.Dan meneruskan memilih buku-buku yang mereka butuhkan. *** Setelah sampai di halte pemberhentian dekat dengan rumah Adeeva.Ia turun dan diikuti pula oleh Cayra. Adeeva pun terheran karena Cayra ikut turun ke rumahnya.“ Cay kenapa kamu turun, kan rumahmu masih jauh” “ Ya ampun Deev aku kan udah bilang kalau malam ini aku nginep di rumah kamu” balas Cayra “ Cay aku juga udah bilang, aku baik-baik aja kamu ngga usah khawatir, aku ngga mungkin nglakuin hal-hal aneh yang ada di fikiran kamu cay” jelas Adeeva meyakinkan sahabatnya. Saat Cayra akan menjawab ia menengok ke seberang jalan dan melihat mobil hitam tadi ada di sana. “ Deev lihat itu mobil tadi, bener kan mobil itu ngikutin kita. Aduh aku kok jadi parno gini ya, siapa ya Deev jangan-jangan penculik” Cayra yang heboh sendiri karena ketakutan. “ Udah Cay jangan diliatin terus, anggap aja kita ngga tau, doa aja sama Allah semoga ngga terjadi apa-apa, udah yuk masuk aja” Jawab Adeeva yang mencoba menenangkan ketakutan Cayra walau dirinya pun sebenarnya gelisah dan penasaran siapa yang mengikuti mereka. setelah ba’da Isya Adeeva dan Cayra menonton TV waktu mereka untuk sedikit bersantai karena besok hari libur jadi mereka tidak mengerjakan tugas mereka untuk merangkum materi yang akan di gunakan untuk bahan mengajar. Cayra heran melihat Adeeva yang termenung, akhirnya mengejutkan Adeeva “Hay ngalamunin apa sih deev” “ Mmmmm ngga kok Cay, ngga lagi mikirin apa-apa” “ Bohong, kelihatan tuh muka kalo lagi bohong, udah deh cerita aja ada apa Deev” “ Memang ya orang yang ngga pernah bisa aku bohongin itu kamu, sebenarnya aku kepikiran sama mobil yang ngikutin kita tadi, kok aku jadi kepikiran seseorang ya Cay” ungkap kegundahan hati Adeeva pada Cayra. “ Jangan bilang yang kamu maksud itu suami kamu, Ya Allah Deev gimana nanti kalau dia kembali” tebak Cayra dengan ragu-ragu dan dibalas anggukan oleh Adeeva. “ Ya Cay aku juga khawatir banget kalau itu mas Ghafi, tapi mau bagaimanapun dan kapanpun aku memang harus bertemu dengan dia. Aku harus menyelesaikan masalahku dengannya Cay. Aku ngga mau masuk ke lubang yang sama lagi Cay. Aku harus hadapi ini semua demi Aiza ” Tanpa terasa air mata Adeeva mengalir “ Sabar Deev,  Aiza pasti sudah bahagia disana dan dia ngga akan seneng lihat kamu terus seperti ini, oh ya bukannya besok waktunya kita njenguk dia ” Ucap Cayra mencoba menenangkan sahabatnya itu dan dibalas anggukan senyum oleh Adeeva. Kemudian Cayra mengajak sahabatnya untuk tidur agar tidak lagi memikirkan banyak hal. Dan besok bangun dengan keadaan lebih baik. Paginya setelah mereka selesai membereskan tugas rumah, dengan berpakaian yang rapi Adeeva dan Cayra sudah siap untuk mengunjungi Aiza. Setiap Adeeva mau mengunjungi Aiza pasti terlihat sangat gugup dan cemas. Sampai Cayra sebelum berangkat akan trus memberikannya semangat sampai tiba di tempat. Addeva dan Cayra berjalan beriringan menuju tempat Aiza berada karena setiap minggu Adeeva pasti mengunjungi Aiza. Setelah sampai ditempat Aiza ia menggelar tikar yang mereka bawa. Dan langsung Adeeva mencium batu nissan yang bertuliskan nama yaitu Aiza Meysa Arfadhian. Ya saat ini Adeeva sedang berada di makam putri tercintanya yang sudah meninggal dunia. “ Assallamualaikum sayang hari ini mama datang njenguk Aiza ngga sendiri ada tante Cayra katanya dia kangen juga sama Aiza seperti mama, “ Salam Adeeva pada sang putri dengan mata yang berkaca-kaca. Cayra pun langsung mengusap punggung Adeeva. “ Hai sayang tante Cay kangen sama Aiza, tante yakin Aiza disana pasti udah bahagia di deket Allah, sayang tante janji sama Aiza tante akan selalu ada disamping mama dan jagain mama jadi Aiza ngga perlu khawatir ya disana” ucap Cayra yang tanpa sadar pun tiba-tiba air matanya mengalir. Mereka akhirnya sama-sama saling  menguatkan. Kemudian mereka membaca Yasin dan mendoakan Aiza. Adeeva pun teringat bagaimana ia berjuang untuk menyelamatkan kehidupan sang anak. Flashback on Setelah perginya Adeeva dari rumah dan dia baru tiba di kota Semarang bingung harus kemana. Tak ada satu orang pun yang dia kenal di kota ini, kettika dia baru keluar dari pintu Stasiun ia pingsan. Orang-orang yang melihatnya pun terkejut dan mereka bingung harus berbuat apa karena mereka tak mengenal Adeeva. Sampai ada seorang gadis yang mendekat dan mengaku temannya meminta tolong kepada petugas Stasiun untuk mencari taksi. Setelah tiba di rumah sakit Adeeva langsung ditangani oleh dokter. Karena gadis itu mengaku temannya jadi dokter memberi tahu keadaan Adeeva pada gadis itu. Betapa terkejutnya gadis itu mengetahui keadaan wanita yang ia tolong. Adeeva pun tersadar dari pingsannya dan merasa pusing. Ia bingung mengapa dirinya ada di rumah sakit. Seingat dia tadi dia berada di stasiun. Tak selang beberapa lama ada seorang gadis dan dokter masuk. Gadis itu yang bernama Cayra Ainin Qulaibah memperkenalkan diri pada Adeeva dan mengatakan dialah yang menolong dan membawa Adeeva ke rumah sakit ini. Kemudian dokter yang menangani Adeeva mengatakan keadaan Adeeva saat ini dan dokter bertanya pada Adeeva apa Adeeva memiliki saudara disini atau datang ke kota ini bersama suami. Adeeva hanya menggeleng mendengar pertanyaan dokter tersebut karena ia bingung mengapa dokter tersebut menanyakan suaminya. Dan bertanya-tanya bagaimana dokter ini tahu bahwa Aadeeva sudah memiliki suami. Dokter pun berterus terang dengan keadaan Adeeva pada saat ini. Dan betapa terkejutnya Adeeva mengetahui kenyataan yang baru saja ia dengar dari sang dokter yang menyatakan bahwa saat ini dirinya sedang hamil dan sudah berjalan 3 bulan. Adeeva pun langsung bungkam dalam kebingungannya, ia bingung harus bahagia atau justru sedih karena disaat kabar bahagia yang harus ia bagi dengan suaminya malah sekarang dia telah jauh dari suaminya. Dan tidak mungkin ia kembali karena suaminya pun tak pernah mengharapkan dan menganggapnya sebagai isteri apalagi mengetahui kehamilannya mungkin sang suami malah meyuruhnya untuk menggugurkannya. Setelah menyampaikan itu dokter pun keluar dari ruang inap Adeeva. Sekarang tersisa Cayra yanng berada diruangan Adeeva. Dia langsung menhampiri Adeeva yang sedang menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong. Cayra pun memberanikan diri untuk bertanya keadaan Adeeva. Adeeva tersadar bahwa dari tadi ada Cayra yang menungguinya. Adeeva mengucapkan terima kasih pada Cayra karena  telah menolongnya dan memperbolehkan Cayra untuk pulang. Tapi Cayra tak tega meninggalkan Adeeva sendiri, tak tahu mengapa Cayra merasa Adeeva saat ini benar-benar membutuhkan sandaran karena masalah yang tak tahu seberat apa yang sedang ia hadapi. Cayra pun akhirnya menginap dirumah sakit. Sepanjang malam Adeeva bukannya beristirahat tetapi ia mengobrol banyak dengan Cayra sampai tak sadar dapat keberanian darima Adeeva menceritakan kisahnya pada Cayra. Dan Cayra yang mendengar kisah Adeeva merasa iba dan kasihan padanya. Sehingga menimbulkan rasa ingin menolong Adeeva . Setelah keluar dari rumah sakit Cayra mengajak Adeeva untuk tinggal dirumahnya untuk sementara sampai Adeeva  menemukan tempat tinggal baru. Cayra pun meyakinkan orang tuanya bahwa Adeeva orang baik dan menceritakan masalah yang sedang Adeeva hadapi, sehingga orang tua Cayra mau menerimanya,  apalagi dari dulu Cayra anak tunggal dan merasa kesepian karena tidak memiliki saudara. Cayra dan orang tuanya justru senang jika Adeeva mau tinggal bersama mereka. Tak terasa sudah 6 bulan Adeeva tinggal bersama keluarga Cayra. Ia merasa bahagia karena keluarga Cayra benar-benar baik. Awalnya Adeeva merasa sungkan tapi lama-kelamaan Adeeva terbiasa dengan perilaku mereka yang sudah menganggap Adeeva seperti keluarga. Karena sedang hamil Adeeva berniat mencari uang untuk biaya persalinannya nanti tapi dengan tegas orang tua Cayra melarang Adeeva untuk bekerja. Mereka khawatir dengan keadaan kehamilannya karena dokter berkata bahwa kandungan Adeeva lemah dan tidak diperbolehkan untuk kelelahan. Maka dari itu orang tua Cayra melarangnya untuk bekerja dan masalah biaya persalinannya akan ditanggung oleh orang tua Cayra. Addeva benar-benar beruntung bisa dipertemukan dengan mereka mungkin ini maksud Allah menuntunnya ke kota ini untuk bisa merasakan sedikit kebahagian dengan dipertemukan dengan orang-orang yang menyayanginya. Ketika kehamilannya yang sudah memasuki bulan kesembilan, Adeeva mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia harus dioperasi dan harus melahirkan sang anak. Setelah dilakukan operasi keadaan Adeeva membaik tapi tidak dengan buah hatinya. Karena buah hatinya sedang dalam keadaan kritis, putri Adeeva yang lahir mengalami gangguan Afiksia yang menyebabkan itu terjadi karena sang bayi mengalami kekurangan oksigen dan detak jantung sang anak yang lemah akibat kecelakaan itu. Jadi anak Adeeva harus dirawat secara intensif, Adeeva pun dengan tegar dan setia menjaga sang anak. Dalam hatinya ia merutuki dirinya sendiri karena kecerobohannya kecelakaan itu terjadi dan menyebabkan keadaan sang anak seperti sekarang. Tapi Allah berkehendak lain, mungkin ia lebih menyayangi putri Adeeva karena setelah putri Adeeva dirawat secara intensif selama satu bulan ia meniggal dunia. Lagi-lagi Adeeva harus kehilangan orang yang ia sayangi. Adeeva tak bisa dengan mudah menerima kenyataan bahwa putrinya telah tiada. Keadaan Adeeva semakin memburuk ia benar-benar depresi atas meninggalnya sang anak. Tapi keluarga Cayra merawat Adeeva dan sabar menghadapi Adeeva yang terkadang bisa meraung-raung sendiri memanggil putrinya. Sampai Adeeva di rawat secara intensif oleh dokter Psikologi, karena keluarga Cayra yang kewalahan menangani perilaku Adeeva. Lambat laun keadaan Adeeva membaik ia dirawat selama beberapa bulan dengan rutin. Dan sekarang keadaan Adeeva sudah benar-benar sembuh dan menerima kenyataan bahwa ia telah kehilangan sang putri. Setelah kesembuhannya Adeeva memutuskan untuk melanjutkan belajarnya. Tapi kali ini Adeeva menolak pemberian orang tua Cayra yang ingin membiayainya kuliah. Karena ia benar-benar tak ingin merepotkan lagi orang tua Cayra yang sudah ia anggap orang tuanya sendiri. Ia ingin belajar mandiri dengan mencari uang sendiri untuk membiayai kuliahnya. Flashback off Adeeva pun hanya tersenyum pahit mengingat kejadian dulu saat ia bena-benar terpuruk karena berulang kali harus kehilangan orang-orang yang ia sayangi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD