AYAH DAN PAPA

1049 Words
Walau bukan dari orang berada tentu saja papanya Caiden malu mengetahui anaknya berkelakuan seperti itu. Dia sungguh tak menyangka Caiden hanya mengincar h4rta Lizette. Dia pikir dulu Caiden memang mencintai anak majikan dan Lizette memang menerima cinta Caiden dengan tulus. Ternyata Caiden hanya mencintai Ika saja. Bahkan Ika bekas majikannya pun Caiden tetap rela. entah apa yang dipikirkan anak lelaki itu. Menjelang malam baru ibadah tutup peti akhirnya rampung dilakukan, setelah Marlene memutuskan tidak akan menerima Laurent lagi. Saat itu Laurent masih berdiri di situ menghormati jenazah anaknya. Tapi semua tentu saja sudah antipati terhadap dirinya. Mereka tak percaya Laurent bisa berkelakuan sangat buruk seperti itu. Foto-foto yang disebar oleh Acha, saat ini beredar dari tangan ke tangan. Selain itu juga banyak yang merepro. Foto tersebut dipotret dengan ponsel dan disebar ke banyak arah. Tentu saja nama Laurent, Ika dan Caiden sudah sangat hancur karena tidak ada yang bisa menghentikan peredaran foto tersebut. Habis sudah kepercayaan orang terhadap Laurent. Walau memang selama ini dia tidak lagi terjun di bisnis. Dulu juga terjun di bisnis hanya sebentar, karena langsung dioper oleh Marlene ke Lizette. Entah mengapa Marlene tidak terlalu sreg, atau merasa Laurent tak tepat dan tak puas dengan kinerja Laurent. Ternyata karena Laurent sudah curang bersama Ika. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Aku takut nggak mampu Pa. Papa bisalah, Papa kuat, Papa hebat kok,” tolak kata Bhumi atau nama lengkapnya Bhumi Balveer Mavendra SH, Mph. “Ya. Papa kuat, Papa hebat, tapi sekarang kondisinya kita harus menyelidiki masalah keuangan dua tahun lalu di perusahaannya Lizette atau lebih tepatnya kersajaan usaha Rahawarin yang terdiri dari 1 PT Rahawarin Exchange Indonesia 2 PT MM Indonesia LTD ( Marlene Martinez ) 3. PT Rahawarin Digital Exchange 4. Rahawarin Ranch 5. Bale kuda Rahawarin 6. DR resort ( Denallie Rahawarin ) 7. DR Bank ( Denallie Rahawarin ) “Lalu kita juga harus membuat somasi pada Laurent dan Ika. Selain itu Papa juga harus menyuruh tim pengacar rumah tangga untuk mengurus perceraiannya Marlene dan Laurent. Belum hal lain dari klien lainnya.” “Itu banyak banget dan Papa nggak sanggup. Papa harus kurangi sebelum Papa hancur lebur. kamu mau Papa tak bisa bangun baru kamu menggantikan Papa?” kata Anjana Mavendra ke Bhumi. “Besok kita bicara sebelum kebaktian di rumah keluarga bu Marlene. Kita bicara dengan keluarga besar Rahawarin dan Acha serta Papa. Papa akan kenalkan kamu ke semuanya. Kamu nanti yang pegang langsung urusan perusahaan berdua Acha. Papa urus perceraian dan nanti Markus Papa minta bantu di penyelidikan keuangan. Itu kan enggak terlalu sulit buat Markus.” “Kamu fokus di pengembangan perusahaan saja, dan pembelajaran buat Acha, karena selama ini dia belum pernah pegang perusahaan. Dia biasa di resort, karena dia suka laut.” “Kamu juga urus segala macam lah, misal serah terimanya dari Lizette kan sudah dibuat sebelum dia meninggal, jadi itu harus dipublish. Ada surat berita acaranya.” “Ya kalau Papa sudah berkata seperti itu, bahkan Papa sudah bilang sama ibu Marlene dan kedua orang tuanya aku mau bilang apa? Oke besok jam berapa di rumah keluarga Rahawarin?” “Kebaktian tutup eh kebaktian penghiburan keluarga itu jam 06.00, jadi kita jam 03.00 sudah ada di rumah Ibu Rahawarin, karena nggak mungkin bicara itu sebentar. Kita diskusi itu, dan mereka sudah siap menerima kita,” jelas Anjana Mavendra. “Aku reschedule dulu jadwalku,” balas Bhumi. Bhumi adalah anak angkat dari Anjana Mavendra.Anjana memang tidak pernah menikah, karena dia tidak mau dengan perempuan. Bukan karena dia belok, bukan. Dia tetap normal, tapi beberapa perempuan sudah menyakiti hatinya dengan hanya ingin hartanya. Sejak itu Anjana tidak mau punya istri. Dia mengangkat anak sopirnya menjadi anak asuhnya. Diangkat resmi dengan surat adopsi, dibiayai dan tinggal bersama dia, juga bersama sang sopir. Untuk Anjana memang Bhumi benar-benar anaknya. Semua biaya pendidikannya atau apa pun dibiayai sang Papa. Dan Bhumi juga tahu kalau Anjana sangat tulus mencintainya. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Selamat sore dan terima kasih atas kesediaan semua datang sesuai dengan permintaan saya, walau tempatnya di rumah Ibu Marlene tapi ini adalah permintaan saya sehingga saya yang bertindak sebagai tuan rumah.” “Kita tahu semuanya nanti jam 06.00 kita ada kebaktian penghiburan keluarga. Karena itu Ibu Marlene tidak bisa pergi jauh-jauh dari rumah. Jadi saya minta kita bertemu di rumah Ibu Marlene. Kebetulan kan Ibu Marlene Martinez, oma Denallie Rahawarin, dan pak Patrick Martinez, juga pasti ada di sini begitu pun dengan nona Acha.” “Yang akan kita bahas adalah program kerja kita sesuai dengan permintaan Ibu Marlene.” “Yang pertama adalah perceraian dengan bapak Laurent. Yang kedua adalah penyelidikan keuangan semua sektor, bukan hanya di perusahaan tapi juga di resort dan juga di peternakan kuda atau di Ranch. Lalu juga di rumah pantai dan semuanya itu harus kita selidiki bukan cuma satu karena selama ini sebagai GM pak Laurent pegang semua tanggung jawab itu.” “Yang ketiga adalah peralihan dari Lizette ke Acha itu yang membuat saya minta agar kita semua bertemu, karena itu tidak bisa saya tangani sendiri. Kondisi saya sudah mulai lemah fisiknya jadi saya minta dibantu oleh anak saya yaitu Bhumi. Dia yang akan mengajarkan Acha semua aspek tentang memimpin perusahaan dan memperkenalkan Acha ke semua rekanan perusahaan.” “Saya perkenalkan semuanya pada asisten pribadi saya, tangan kanan saya, orang kepercayaan saya, sekaligus anak saya yaitu Bhumi.” “Silakan Bhumi. Perkenalkan diri Anda,” kata Anjana dengan wibawa. Tentu saja semua sudah tahu bahwa Anjana Mavendra itu tidak menikah. Tapi sekarang punya anak. Jadi mereka semua bingung. Dan selama ini Anjana tak pernah cerita tentang anaknya pada siapa pun. “Selamat sore Ibu dan Bapak. Semoga Anda semua sehat dan bahagia. Perkenalkan nama saya Bhumi. Tadi Papa saya memberitahu saya adalah putranya. Tentu saya tidak mungkin lahir dari rahimnya dia kan,” Bhumi berupaya membuat suasana tak kaku. “Sebenarnya Papa Anjana adalah Papa angkat saya. Dia mengadopsi saya ketika saya berusia dua tahun dan sejak itu saya hidup bersama dia. Jadi jelas saya putra adopsi Bapak Anjana ,yang dilakukan secara resmi bukan hanya mengangkat anak biasa.” “Ayah kandung saya adalah bapak Asoka Jaya, Anda semua sudah tahu beliau adalah sopir dari Pak Anjana. Jadi beliau saya panggil Ayah dan pada pak Anjana saya memanggil Papa.” Bhumi menjawab pertanyaan benak orang yang hadir mengenai sososknya yang dikatakan Anjan sebagai anaknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD