“Dari mana?” Pas aku lagi buka sepatu setelah nutup pintu, aku refleks latah ngomong 'ayam-ayam' ketika denger suara orang lain di dalam sana. “P-Pak Darren?” Mataku melebar liat laki-laki itu duduk di sofa sambil natap aku dengan tajam. “Kok Bapak udah di rumah?” “Kenapa? Kamu kaget?” Dengan jujur, aku ngangguk. “Pertanyaan saya belum kamu jawab. Abis dari mana?” tanya Pak Darren lagi. “M-main.” “Main sampai lupa waktu?” ketusnya. Aku mendadak ciut, rasa-rasanya malam ini kaya liat Pak Darren lagi marahin karyawan kalau kerjanya gak bagus. “Maaf,” lirihku sambil nunduk. Gak mau natap Pak Darren, ah. Takut banget kalau dia lagi dalam mode macan begitu. “Saya hubungin kamu berkali-kali dari tadi, satu pun gak ada yang kamu angkat.” Aku ngucapin maaf lagi, gak ada kata lain soalnya.

